Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pada Jumat (9/12), China memberlakukan kebijakan baru terkait ekspor dan impor produk. Kali ini produk bir dan minuman beralkohol asal Taiwan ditangguhkan untuk masuk dan beredar di Negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
Mengutip Mothership SG, setidaknya 11 dari 28 produk bir asal Taiwan telah dikenai penangguhan pada, Jumat (9/12). Menurut CNA, Administrasi Bea Cukai China juga akan melakukan penangguhan pada produk minuman beralkohol lainnya. Termasuk di dalamnya minuman keras sorgum Kinmen dan bir terlaris Taiwan, bernama “Taiwan Beer”.
Menurut laporan ada sekitar 123 dari total 354 produk minuman yang dibuat oleh perusahaan raksasa Taiwan dibatasi oleh kebijakan ini. Menyusul berita tersebut, Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang menuduh China membuat aturannya sendiri dan melakukan diskriminasi karena pemberhentian impor bir secara tiba-tiba.
Kebijakan China dalam menangguhkan bir dan minuman alkohol lainnya ternyata memiliki alasan khusus. Zhu Fenglian, selaku juru bicara Kantor Urusan Taiwan China menjelaskan bahwa kalau kebijakan baru negara ini dilakukan guna meningkatkan keamanan pangan.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa merek makanan Taiwan yang tidak memasukkan informasi yang diperlukan untuk pendaftaran. Oleh karena itu, merek-merek tersebut tidak mendapatkan izin beredar di negara ini.
Rupanya, ini bukan kali pertama China melakukan pembatasan impor makanan dan minuman dari Taiwan. Sebelumnya, China juga menangguhkan impor buah jeruk, ikan white hairtail dingin, dan ikan makarel beku. Larangan tersebut menyusul akibat kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.
Selain itu, China juga sedang mengejar untuk memperluas penjualan bir domestik ke pasar internasional. Terbukti dari bulan Agustus lalu, penjualan bir domestik telah mencapai 1,5 liter yang telah di ekspor.
Penulis: Monika Febriana