Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sedih rasanya jika harus kehilangan kopi Liong Bulan.
Kalimat itu diunggah laman Facebook Pecinta Kopi Liong, Sabtu (18/11), pada hari yang sama ketika Radar Bogor menerbitkan artikel “Berproduksi Sejak 1945, Kopi Liong Bulan Tutup” di halaman utamanya.
ADVERTISEMENT
Syukurlah, ternyata kopi Liong Bulan tak tutup. Wali Kota Bogor Bima Arya yang menyambangi pabrik Liong di Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (20/11), mengatakan kopi itu masih eksis. Ia lantas mengunggah video proses pengolahan serta pengemasan Liong ke akun media sosialnya sebagai bukti.
“Yang tutup adalah salah satu tokonya saja, karena pemiliknya sakit,” ujar Bima Arya.
Postingan video Liong Bima Arya di Instagram langsung banjir komen. Seorang bernama Zaky Kurniawan mengatakan betapa kopi Liong begitu “dipuja” masyarakat di daerahnya.
“Di kampung Bojong, Pondok Terong, Depok, kopi ini jadi kopi favorit warga, termasuk saya. Kalau dipersentase, 70 persen atau 80 persen warga sini pecinta kopi Liong. ‘Kalau gak ngopi Liong kepala jadi pusing,’ kata orang sini. Sempat resah dengan berita penutupan pabrik kopi Liong Bulan,” ujar Zaky.
ADVERTISEMENT
Warga Bogor lainnya, Endar Dainuri, bercerita kerap membawa dan menyetok kopi Liong untuk kawan bekerja di Jakarta,
“Di Jakarta mah teu aya. Kudu mawa ti lembur, setok buat satu bulan di Jakarta, hehehe. Mantap, kopi Liong tak ada duanya.”
Sementara Dendi Satria berujar, “Itu kopi legend. Kota Cipanas tanpa kopi Kiong hampa, bagaikan belahan jiwa yang hilang ditikung orang lain.”
Laman Facebook Pecinta Kopi Liong tak kurang gembira menyambut kabar sukacita dari Bima Arya.
“Hai LIONGers. Jangan khawatir, Kopi Liong Bulan tetap berproduksi seperti biasa.”
Kopi bubuk Cap Liong Bulan, menurut laman Facebook Pecinta Kopi Liang, adalah kopi hitam lokal Bogor yang melegenda dan menjadi favorit warga Bogor. Kopi ini disebut dibuat oleh keturunan Tionghoa di sekitar Pasar Anyar, dan hanya dijual di Bogor dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Warga Bogor yang sudah lama tinggal di Kota Hujan, tak bakal asing dengan kopi Liong--yang katanya “terasa pekat dan nendang, serta berwangi tajam”.
Lili, salah satu anggota keluarga pemilik pabrik kopi Liong, ketika ditemui kumparan di Nanggewer, mengatakan Liong sudah ada sejak lama, seumuran dengan Indonesia. “Sejak tempat ini masih sawah,” ujarnya.
Kopi Liong, kata Lili, memasarkan produk hanya dalam skala kecil, dengan mengantarkannya ke agen-agen dan pasar-pasar yang ada di sekitar pabrik.
“Kami nggak punya kebon kopi. Kebon mah skala gede. Biji kopi kami dapat dari orang yang nawarin, murah. Diolah sendiri, pakai label kopi Liong.”
Akun Wisnu Mustafa di kompasiana , Juni 2015, mengatakan kopi Liong punya penggemar fanatik di tengah serbuan kopi modern.
ADVERTISEMENT
“Kualitas kopi yang baik dan rasa harum yang menggoda adalah daya tarik kopi ini. … Aroma kopi yang sangat kuat, menggugah selera, bahkan dari jarak beberapa meter. Untuk para penikmat kopi hitam, inilah salah satu kopi terbaik yang dimiliki negeri ini,” ujar Wisnu melontarkan puja puji.
Wisnu juga bercerita, saat ia dulu membawa Liong ke kosannya di Bandung, kawan-kawan kosannya jadi jatuh cinta pada kopi itu. “Alhasil aku menjadi supplier kopi Liong… Beberapa teman bahkan membawa pulang kopi ini ke Garut, Sumedang, Tasik. Orang tua mereka semua tergila-gila dengan rasa kopi Liong Bulan.”
Sejumlah warga Bogor yang dijumpai kumparan juga mengatakan aroma kopi Liong memang memikat.
“Rasanya beda dengan kopi yang lain. Wanginya lebih harum,” ujar Fahmi.
ADVERTISEMENT
“Kalau baru digiling terus diseduh pakai air panas, harum,” kata Agus, seorang pedagang di Pabaton, Bogor Tengah.
Kopi Liong dijual murah saja, satu sachet hanya Rp 500 sampai Rp 1.000, membuatnya menjadi kopi favorit rakyat di Bogor.
Jadi, pernahkah anda mencicipi kopi Liong?