news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Crosnes, Sayuran Unik dengan Bentuk Mirip Larva

9 September 2018 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Crosnes, sayuran unik mirip larva (Foto: Instagram/ @specialtyproduceapp)
zoom-in-whitePerbesar
Crosnes, sayuran unik mirip larva (Foto: Instagram/ @specialtyproduceapp)
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang travel blogger tak hanya mendapat kesempatan untuk mengunjungi banyak tempat, namun juga mencicipi beragam makanan unik dari seluruh dunia. Seperti yang kerap dilakukan oleh Kadek Arini, travel blogger muda yang sudah bertandang ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, ia sedang melancong ke Hangzhou, salah satu kota di China. Tak cuma memperlihatkan pemandangan indah kota Hangzhou di akun Instagramnya, Kadek juga sempat membagikan salah satu makanan unik yang disajikan di hotel tempatnya menginap melalui Instagram story-nya.
Tampilan dan bentuknya aneh, dengan warna coklat tua dan berbentuk seperti tabung, mirip seperti cacing. Namun, saat dicicipi, ternyata makanan tersebut adalah sayuran dan memiliki tekstur renyah, serta cita rasa sedikit manis seperti wortel.
Instagram story Kadek Arini (Foto: Instagram/ @kadekarini)
zoom-in-whitePerbesar
Instagram story Kadek Arini (Foto: Instagram/ @kadekarini)
Ternyata, makanan yang Kadek cicipi itu adalah sayuran yang dikenal dengan nama ‘Chinese artichoke’ atau ‘crosnes’. Bila melihat tampilannya secara sekilas, mungkin tak ada yang mengira bahwa sayuran berwarna putih tersebut dapat dimakan. Apalagi bentuknya yang mirip seperti larva akan membuat kita bergidik untuk menyantapnya.
ADVERTISEMENT
Crosnes memang masih sedikit awam, mengingat sayuran ini lebih sering digunakan di negara-negara tertentu seperti Jepang, China, Amerika Serikat dan Eropa. Sejatinya, crosnes merupakan sayuran umbi-umbian dengan daun mirip tanaman mint.
Kepopulerannya mulai merambah ke benua Amerika dan Eropa di sekitar tahun 1880-an, dan mulai banyak dibudidayakan. Meski berukuran mini, harganya cukup mahal, yakni USD 40 per pon-nya, atau setara dengan Rp 594 ribu, mengingat proses panen crosnes dilakukan secara manual, saat musim dingin hampir tiba.
Tentu terbayang bagaimana usaha para petani untuk menggalinya di dalam tanah dengan tangan membeku bukan?
Teksturnya yang renyah dan kaya akan air membuat crosnes bisa dikonsumsi secara mentah atau dimasak terlebih dahulu. Bila dimakan mentah, sayuran mirip hewan ini biasanya disajikan bersama salad, atau diolah menjadi acar. Bisa juga ditumis bersama bawang putih dan minyak zaitun, atau direbus lalu diberi olesan mentega.
ADVERTISEMENT
Untuk membersihkannya pun cukup digosok dengan garam lalu bilas menggunakan air. Kulitnya sangat sulit untuk dikupas, mengingat ukurannya sangatlah kecil. Tak perlu khawatir untuk menyantap kulitnya, karena rasa terbaik dari sayuran unik tersebut memang berada dikulitnya.
Bagaimana dengan rasanya?
Cita rasa crosnes sejatinya berbeda-beda, tergantung dengan jenis dan varietasnya. Varietas crosnes yang dibudidayakan di Prancis memiliki rasa mirip kentang. Sedangkan, varietas Amerika memiliki rasa kacang yang lebih kuat.
Selain itu, crosnes juga kaya akan karbohidrat, sehingga membuatnya kerap disajikan sebagai makanan utama, menggantikan kentang atau ubi.
Tertarik mencicipi makanan unik ini?