Demam Cokelat Dubai Bikin Pistachio di Seluruh Dunia Langka

29 April 2025 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Cokelat Dubai. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cokelat Dubai. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk yang ikut berburu cokelat Dubai saat tren ini meledak di Indonesia? Di tahun 2023, dunia kuliner kita sempat dihebohkan dengan kehadiran cokelat asal Timur Tengah tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa bakery yang menjual cokelat Dubai bahkan langsung diserbu pembeli. Antrean panjang mengular hingga keluar toko pun tak terelakan. Saking populernya, banyak toko roti lain ikut membuat dan menjual produk serupa demi memenuhi permintaan pasar.
Fenomena ini ternyata tidak hanya terjadi di Tanah Air. Demam cokelat Dubai juga melanda berbagai negara lain. Popularitas yang meluas ini rupanya membawa dampak tak terduga, yaitu bikin pistachio, bahan utama cokelat tersebut langka di pasar Internasional.
Ya, sebagian besar pistachio memang ditanam di Amerika Serikat dan Iran. Giles Hacking dari perusahaan perdagangan kacang CG Hacking bahkan mengungkapkan kepada Financial Times bahwa dalam setahun, harga pistachio melonjak tajam dari USD7,65 (sekitar Rp 129 ribu) menjadi USD10,30 (Rp 173 ribu) per pon.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari The Guardian, kacang pistachio memang sudah mulai langka sejak tahun lalu akibat hasil panen yang buruk di Amerika Serikat.
Cokelat dubai. Foto: Esin Deniz/Shutterstock
Meski hasil panen tahun lalu berkurang, kualitas kacang yang dihasilkan justru lebih tinggi, sehingga sebagian besar dijual dalam bentuk utuh (masih dalam cangkang), bukan sebagai kernel (biji tanpa kulit) yang dibutuhkan untuk produksi cokelat.
Sementara itu, produsen Iran tercatat meningkatkan ekspor pistachio ke Uni Emirat Arab (UEA) sebesar 40% dalam enam bulan hingga Maret, dibandingkan periode 12 bulan sebelumnya.
Demam cokelat Dubai sendiri bermula dari kreasi cokelat batangan yang mengombinasikan cokelat susu, pastri parut khas Timur Tengah bernama kataifi, serta isian krim pistachio. Produk ini dibuat oleh Fix, merek cokelat mewah asal UEA yang hanya menjual produknya secara lokal, bahkan di negara asalnya para pembeli harus 'war' untuk mendapatkan cokelat tersebut.
Ilustrasi pistachio. Foto: Shutterstock
Tren ini pun kemudian viral setelah beberapa TikTokers membagikan video mereka saat mencoba cokelat ini. Banyak yang memuji kelezatannya, meski harganya tergolong mahal.
ADVERTISEMENT
Melihat tren ini, sejumlah produsen cokelat ternama seperti Läderach dan Lindt pun ikut meluncurkan produk cokelat pistachio mereka. Charles Jandreau, General Manager Prestat Group, perusahaan yang menaungi beberapa merek cokelat mewah asal Inggris, mengaku bahwa lonjakan permintaan ini benar-benar mengejutkan industri.
"Rasanya seperti muncul begitu saja tanpa tanda-tanda," ujar Charles dikutip dari The Guardian, Senin (28/4).
"Tiba-tiba produk ini ada di setiap toko," lanjut dia.
Beberapa toko bahkan mulai membatasi jumlah cokelat yang boleh dibeli dalam satu transaksi. Fenomena ini menjadi bukti nyata betapa besarnya pengaruh para influencer TikTok — atau mungkin, menunjukkan sekali lagi bahwa cokelat lezat memang selalu punya tempat spesial di hati banyak orang