Disebut yang Termahal di Dunia, Harga Daging Sapi Ini Capai Rp 40 Juta

24 Januari 2018 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daging termahal di dunia (Foto: Dok. Polmard)
zoom-in-whitePerbesar
Daging termahal di dunia (Foto: Dok. Polmard)
ADVERTISEMENT
Rasanya tak heran jika steak daging sapi disebut sebagai makanan mewah. Karena biasanya, sebuah steak dibanderol dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung dari jenis daging yang digunakan, apakah itu jenis daging wagyu, angus atau kobe.
ADVERTISEMENT
Namun, seorang butcher atau ahli daging asal Prancis justru menaksir harga steak miliknya seharga USD 3,200 atau mencapai Rp 40 juta.
Bukan daging steak biasa, butcher bernama Alexandre Polmard itu menggunakan daging steak berusia belasan tahun (vintage) yang disebut dengan nama daging 'hibernasi'. Melalui proses pelayuan, daging cote de boeuf (rib steak) disimpan di dalam freezer dengan suhu -43°C selama bertahun-tahun.
Meski sudah disimpan sejak tahun 2000, tapi Polmard menjamin jika kualitas daging miliknya tersebut tidak akan berkurang sedikit pun seperti dikutip dari CNN.
Polmard sendiri merupakan seorang keturunan keluarga butcher generasi ke-6 yang juga memiliki peternakan sapi sejak tahun 1846. Karenanya, kemampuan Polmard dalam mengolah daging sapi tak perlu diragukan lagi.
Peternakan sapi milik Alexandre Polmard (Foto: Dok. Polmard)
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan sapi milik Alexandre Polmard (Foto: Dok. Polmard)
Untuk menghasilkan daging 'hibernasi', Polmard menggunakan sapi berjenis Blonde Aquitaine yang ia ternakkan sendiri dengan keluarganya di kota kecil Sain Mihiel yang berada di kawasan Meuse, Prancis bagian utara.
ADVERTISEMENT
"Keluarga saya tidak akan memelihara hewan di ruang yang sempit. Oleh sebab itu, kami memilih tempat ini karena hewan ternak bisa berkeliaran dengan bebas serta mendapatkan udara sejuk," ungkap Polmard kepada CNN.
Bahkan, untuk menghasilkan daging yang berkualitas, Polmard juga mengatakan bahwa dirinya selalu menjaga para hewan ternak dengan membuat mereka nyaman tanpa merasa stres sedikit pun.
"Sebisa mungkin saya tidak akan membuat mereka (hewan ternak) stres, termasuk saat mendekati hari terakhir mereka," tutur Polmard.
"Karena saat sapi mulai memasuki tempat pemotongan, biasanya hewan akan mengalami lonjakan glikogen dan asam latkat yang berarti hal ini akan menghilangkan tekstur lembu serta rasa lezat dari daging itu sendiri," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, demi membuat hewan ternaknya tidak merasa stres, Polmard menginvestasikan EURO 1 juta atau setara Rp 16 miliar untuk rumah pemotongan hewannya. Dan hanya ada empat ekor sapi yang dipotong tiap minggunya.
Hasilnya, semua cara yang diterapkan oleh Polmard menghasilkan kualitas daging dengan citarasa lezat. Tak heran jika harga daging yang dibanderol begitu mahal.
Alexandre Polmard (Foto: Dok. Polmard)
zoom-in-whitePerbesar
Alexandre Polmard (Foto: Dok. Polmard)
Demi mempertahankan konsistensi kualitas daging yang dijual, Polmard hanya menjual daging sapi yang berasal dari pertenakan miliknya yang berusia antara 28 dan 56 hari. Bahkan, pria yang satu ini juga hanya ingin daging miliknya 'ditangani' oleh chef tertentu yang memang ahli dalam mengolah daging steak.
"Saya terlebih dahulu memberi mereka (chef yang ingin membeli produk daging sapi miliknya) kunjungan pribadi untuk memastikan bahwa mereka memahami tentang seluk beluk daging yang saya jual," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, produk daging sapi milik Polmard telah berhasil diolah oleh chef asal Prancis, Fabrice Vullin, yang telah mengantongi dua bintang Michelin di Hotel Four Season Hong Kong. Berdasarkan dari proses panjang yang diceritakan oleh Polmard tentu daging 'hibernasi'nya tersebut layak ditempatkan di sebuah restoran mewah sekelas restoran dengan bintang Michelin.