Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Dokter Ini Ungkap Cara Pilih Minyak Goreng yang Sehat dan Berkualitas
26 Januari 2024 16:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, makanan yang digoreng identik dengan asupan yang tak sehat. Ini bisa terjadi jika kita sembarangan membelinya di tempat yang tak higienis atau menggunakan metode menggoreng secara berulang-ulang dengan minyak yang sama.
Pakar gizi klinik yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia dr Yohan Samudra, Sp.GK, mengatakan bahwa ia tidak melarang orang-orang menyantap hidangan yang digoreng asalkan tahu memilih minyak yang lebih sehat.
"Selama saya jadi dokter gizi pun tidak pernah melarang orang makan gorengan. Yang penting kita tahu caranya, pilihan minyaknya seperti apa, dan juga kuantitasnya," ujarnya seperti dilansir Antara.
Yohan pun mengatakan ada beberapa cara untuk mengetahui atau memilih minyak goreng yang berkualitas atau tidak.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, minyak goreng yang lebih sehat adalah minyak yang memiliki titik didih tinggi, atau saat dipanaskan minyak ini lebih tahan panas dan tidak mudah mengeluarkan asap.
Selain itu, carilah minyak yang lebih stabil atau tidak mudah rusak karena meningkatkan radikal bebas atau oksidan.
"Sehingga bagus kalau pilih minyak yang ada antioksidannya sekalian untuk menetralisir pemanasan minyak yang kita lakukan. Antioksidan juga untuk kesehatan jantung," ujar Yohan.
Minyak Goreng Alternatif
Ia pun menuturkan saat ini minyak bekatul atau rice bran oil bisa menjadi pilihan untuk menggoreng. Bekatul merupakan kulit ari beras merah yang dikatakan tinggi serat, vitamin, mineral serta mengandung antioksidan atau antiradikal bebas.
"Antioksidan di rice bran oil itu gama Oryzanol. Penelitian menunjukkan antioksidan dari alfa Tocopherol atau vitamin E pada palm oil menurun signifikan dibandingkan rice bran oil. Gama oryzanol yang melindungi vitamin E supaya tidak cepat turun kadarnya," jelas Yohan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, titik didih minyak bekatul diketahui melebihi minyak lain sehingga saat digunakan untuk menggoreng tidak ada asap dan membuat renyah hidangan.
Berbicara lebih lanjut tentang makanan yang digoreng, Yohan mengatakan kerap memasukkannya sebagai lauk saat makan utama khususnya ketika bosan dengan hidangan yang dikukus atau cara memasak lainnya.
Dia juga memasukkan gorengan sebagai camilan. Namun, dia memastikan ada zat gizi lain di dalamnya, misalnya protein dengan menambahkan udang.
"Misal tempura, pakai tepung, tepung itu sumber karbohidrat, di dalamnya ada udang itu sumber protein, kemudian digoreng pakai minyak maka sumber lemaknya ada. Jadi seimbang ada karbohidrat, protein dan lemak," kata dia.
Dia mengingatkan lemak dan minyak dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel, mengganti sel dan membentuk hormon sehingga jumlahnya harus seimbang seperti halnya nutrisi lain seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kalau terlalu sedikit atau takut dengan lemak itu tidak sehat. Jadi harus seimbang semua. Kalau makan makanan utama lihat piringnya ada sayur, protein hewani, nabati, juga karbohidrat tentunya karbohidrat kompleks semisal beras merah karena bekatulnya," demikian kata Yohan.
Terkait jumlah, khusus untuk lemak (minyak) Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi lemak 20-25 persen dari total energi (702 kkal) per orang per hari atau 5 sendok makan per orang per hari atau 67 gram per orang per hari.