Eksperimen Menyulap Minyak Jelantah Jadi Sabun Cuci Tangan, Bagaimana Caranya?

24 Maret 2021 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sabun cuci tangan dari minyak jelantah Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sabun cuci tangan dari minyak jelantah Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, saya seringkali melihat minyak jelantah sisa menggoreng di rumah didiamkan lalu dibuang begitu saja. Memang, sih tidak baik bila digunakan kembali. Tapi, kalau dibuang sembarangan juga bisa mencemari lingkungan sekitar, bukan?
ADVERTISEMENT
Pembuangan limbah minyak jelantah yang tidak diolah, tanpa kita sadari bisa berdampak pada lingkungan karena bau yang tak sedap. Limbah minyak goreng yang terbuang secara cuma-cuma itu bahkan jumlahnya bisa mencapai miliaran liter per tahun.
Indonesian Oilseeds and Products Annual 2019 melansir, penggunaan atau konsumsi minyak jelantah rumah tangga jumlahnya mampu mencapai 13 juta ton, atau setara dengan 16,2 miliar liter dalam satu tahun.
Padahal, kalau orang-orang lebih peduli akan lingkungan, minyak goreng bekas itu bisa, lho untuk didaur ulang. Setelah mengulik lebih lanjut, saya pun menemukan satu cara memanfaatkan minyak jelantah yang cukup menarik.
Berhubung minyak jelantah di rumah tersisa cukup banyak. Akhirnya, tergeraklah saya untuk mencoba eksperimen menyulap minyak jelantah menjadi sabun cuci tangan. Sekilas memang teksturnya cukup lengket, tapi setelah digunakan tidak jauh berbeda dengan sabun biasa, kok.
ADVERTISEMENT

Cara membuat sabun cuci tangan dari minyak jelantah

Nah, kira-kira susah enggak ya cara membuatnya, lalu bahannya apa aja, sih yang kamu butuhkan? Untuk menjawab pertanyaan tadi, bahan-bahan dan alatnya pun mudah ditemui dan dicari. Bahkan beberapa bisa kamu temukan di dapur rumah.
Caranya, kamu bisa mulai dengan menyiapkan; 250-450 ml minyak bekas atau jelantah, arang yang sudah dibakar, 1 sdm soda api, air 25-30 ml, 1 sdt pewangi, spatula atau alat pengocok telur, wadah bersih, sarung tangan, dan cetakan yang cukup tebal.
Bahan-bahan untuk membuat sabun cuci tangan dari minyak jelantah Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
Semisal kamu masih asing dengan soda api, tak perlu khawatir. Awalnya saya juga cukup bingung untuk menemukan bahan yang satu ini. Namun, saya mendapat info dari tetangga kalau soda api dijual di toko material bangunan.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat juga, ya proses membuat sabun dari minyak jelantah ini tidak instan. Pada percobaan pertama, setidaknya saya menghabiskan waktu 1-2 malam untuk menunggu semua bahan siap digunakan.
Sebelum mulai mencampur semua bahan, saya merendam arang yang sudah dibakar ke dalam 250 ml minyak jelantah selama 24 jam. Mengapa harus selama itu, karena untuk menetralisir dan menjernihkan warna minyak.
Keesokan harinya, saya memulai eksperimen perdana ini. Oh iya, pastikan kamu selalu memakai sarung tangan, ya agar cairan soda api tidak membahayakan kulit tanganmu. Jika tidak ada sarung tangan berbahan karet, maka kamu bisa menggunakan yang berbahan plastik.
Mula-mula, tuang terlebih dahulu minyak ke dalam wadah. Campurkan satu sendok soda api ke air sebanyak 25-30 ml. Proses pencampuran ini jangan sampai terbalik, kalau kamu melakukan sebaliknya, maka reaksi kimia yang timbul cukup berbahaya.
ADVERTISEMENT
Kemudian aduk air soda api dan tunggu selama 10 detik. Di sini, soda api yang saya gunakan berbentuk seperti kerikil. Sayangnya, ini cenderung sulit untuk larut, lebih baik kamu gunakan yang sepenuhnya halus saja.
Next, tuang air soda api ke minyak jelantah dalam wadah. Saat dua larutan ini tercampur, warna minyak akan berubah menjadi kuning muda. Sesudahnya, tambah sedikit pewangi (kamu bisa menggunakan essential oil) dan aduk dengan spatula atau alat pengocok lain, dengan syarat bahan alatnya tidak terbuat dari besi.
Adonan sabun cuci tangan dari minyak jelantah Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
Lanjut ke proses pengadukan. Dapat dibilang proses ini harus dilakukan dengan benar. Saya sempat salah dalam teknik mengaduk. Jika ingin membuat sabun tercampur sempurna dengan minyak, maka harus benar-benar diaduk sampai sedikit mengental, ya.
ADVERTISEMENT
Jadi kamu mesti ekstra sabar dalam tahap ini. Walau sempat gagal, akhirnya percobaan ketiga saya berhasil. Meski sempat ragu, apakah teksturnya sudah cukup kental atau belum, tapi saya tetap melanjutkan ke tahap berikutnya.
Untuk cetakan sendiri tidak banyak aturan. Kamu cukup menggunakan karton tebal, semisal kotak bekas susu, cetakan kayu, atau bahkan kotak makan plastik.
Sabun cuci tangan dari minyak jelantah dicetak dalam wadah plastik Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
Saya memilih kotak makan plastik yang lebih tebal untuk menampung cairan yang sudah jadi. Setelah dirasa minyak tertata rapi di cetakan, segera diamkan sabun cuci tangan semalaman untuk hasil yang maksimal.
Akhirnya, percobaan ketiga saya tidak sia-sia. Saya berhasil mendapatkan bentuk dan tekstur sabun minyak jelantah yang diinginkan. Memang butuh trial and error di awal, namun hasilnya cukup memuaskan.
Sabun cuci tangan dari minyak jelantah Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
Karena sudah penasaran, saya langsung mencoba menggunakan untuk mencuci tangan. Mengejutkannya, sabun ini cukup wangi dan mudah digunakan meski sedikit lengket. Hanya saja, busanya memang tak sebanyak sabun biasa.
Mencuci tangan dengan sabun dari minyak jelantah Foto: Reporter: Balqis Tsabita Azkiya/Kumparan
Rupanya, alternatif penggunaan sabun minyak jelantah ini sudah sering dipraktikkan oleh beberapa orang. Di media sosial juga cukup banyak yang membagikan pengalaman mereka membuat sabun daur ulang ini. Ya, tapi sosialisasinya mungkin masih kurang, terlebih kadang orang-orang cukup malas karena prosesnya yang memakan waktu.
ADVERTISEMENT
Tapi bagi saya, tak ada salahnya, kan untuk mencoba? Daripada dibuang terus-terusan, mending minyak jelantah kamu olah kembali menjadi barang yang bermanfaat. Jika kamu sedang ada waktu, eksperimen ini boleh dicoba sembari membunuh rasa bosan kala di rumah saja.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya