Filosofi Ketupat, Makanan Khas Lebaran sebagai Simbol Kekeluargaan

2 Mei 2022 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menggantungkan ketupat Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menggantungkan ketupat Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lebaran dirayakan dengan penuh suka cita setiap tahunnya. Banyak cara yang dilakukan untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Salah satunya dengan menghidangkan makanan khas Lebaran, seperti ketupat.
ADVERTISEMENT
Ketupat menjadi menu yang tidak pernah absen saat Lebaran. Ketupat biasanya disajikan bersama opor ayam, rendang, sayur nangka, dan lauk pelengkap lain. Tidak hanya enak disantap, ternyata ketupat memiliki filosofi yang unik, lho!
Menurut Yusuf & Toet dalam bukunya berjudul Indonesia Has Stories: Unique. Habits and Cultures in Indonesia, pada abad ke-15 ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga.

Ketupat sebagai media syiar agama

Ilustrasi ketupat Foto: Shutter Stock
Ketupat menjadi media syiar Sunan Kalijaga dengan mengadakan Bakda Kupat. Kegiatan tersebut dilakukan seminggu setelah Lebaran, di mana umat Muslim dapat melakukan puasa syawal selama enam hari. Dalam kegiatan tersebut menjadikan ketupat sebagai menu utamanya.
Bukan sekadar hidangan, lantaran menjadi media syiar membuat penyebarannya tidak hanya di tanah Jawa saja, tetapi juga ke seluruh wilayah di Indonesia. Selain di Indonesia, ternyata ketupat juga tersebar sampai negara lain seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dan negara-negara lain sebagai menu khas Lebaran.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Jawa, ketupat memiliki makna “ngaku lepat” yang artinya mengakui kesalahan. Empat sisi dari ketupat juga memiliki makna yang unik. Sisi pertama yaitu Lebaran yang menandakan berakhirnya bulan puasa.
Ilustrasi ketupat Foto: Shutter Stock
Sisi kedua, yaitu luberan yang mengajak untuk bersedekah kepada kaum duafa. Sisi ketiga leburan yang berarti saling memaafkan. Sisi yang terakhir, yaitu laburan yang memiliki arti manusia harus menjaga kesucian lahir dan batin.
Dalam jurnal berjudul Ketupat as traditional food of Indonesian pada 2018 menjelaskan bahwa ketupat menjadi simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik antar manusia. Karena ketupat pada hari raya biasanya dibagikan kepada keluarga, tetangga, maupun kerabat. Hal tersebut menunjukan rasa kebersamaan dan timbal balik antar sesama manusia karena saling memberi.
ADVERTISEMENT
Wah unik, filosofi ketupat Lebaran. Nah, sudahkah kamu menyantap ketupat di hari raya kali ini?
Penulis: Monika Febriana