Foto: Marmut Asap Olahan Khas Kolombia

8 Januari 2019 15:05 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
ADVERTISEMENT
Guinea pigs atau yang biasa dikenal dengan marmut adalah salah satu hewan lucu dan menggemaskan bagi sebagian orang di Indonesia. Namun di Kolombia marmut tak hanya dipelihara, di sana marmut dibudidayakan dan dijadikan salah satu sumber protein bagi masyarakat Kolombia.
ADVERTISEMENT
Marmut di Kolombia biasanya dipelihara dan didandani dengan busana yang unik selain itu sering juga diadakan festival unik yang melombakan marmut.
Warga memilih marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Warga memilih marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Tak hanya diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan, marmut juga dijual sebagai bahan konsumsi.
Menurut masyarakat Kolombia hewan lucu yang biasa mengkonsumsi rumput dan sayuran ini memiliki cita rasa yg gurih dan dagingnya memiliki tekstur seperti ayam. Marmut biasanya diolah dengan cara diasap atau digoreng.
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Marmut yang dijual di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Di Peru, para arkeolog melaporkan marmut pertama kali dijinakkan sebagai sumber makanan paling awal 5.000 SM. Marmut dipercaya memiliki kadar protein yang tinggi dan kandungan lemaknya relatif rendah.
Selain itu marmut juga sering digunakan untuk upacara keagamaan dan pengobatan tradisional. Bagi masyarakat Kolombia tanpa marmut asap acara atau festival terasa kurang lengkap.
Warga menghias marmut yang dijadikan hewan peliharaan. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menghias marmut yang dijadikan hewan peliharaan. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Warga menghias marmut yang dijadikan hewan peliharaan. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menghias marmut yang dijadikan hewan peliharaan. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Warga melihat pertunjukan marmut di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Warga melihat pertunjukan marmut di pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
zoom-in-whitePerbesar
Olahan daging marmut yang dijual di Pasar Pasto, Kolombia. (Foto: AFP/JUAN BARRETO)
ADVERTISEMENT