Foto: Melihat Eksistensi dan Semangat Petani Kopi Gayo di Tengah Pandemi

17 Maret 2021 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pandemi corona yang juga telah merambah dataran tinggi Gayo di Aceh, tidak menyurutkan semangat para petani kopi arabika di daerah tersebut untuk terus meningkatkan produksi yang permintaannya kembali meningkat di pasar Internasional.
ADVERTISEMENT
Tak dapat dipungkiri, sejak awal pandemi corona merebak, jumlah ekspor kopi mengalami penurunan. Meskipun begitu, permintaan konsumen di Singapura, Malaysia, Amerika Serikat dan beberapa negara Uni Eropa tetap ada, meski jumlah permintaannya menurun.
Petani memanen kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Penurunan permintaan di pasar nasional dan internasional itu tidak menyurutkan asa para petani di dataran tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Mereka tetap memanen, menjemur dan memilah biji kopi berkualitas ekspor, meski harga jual yang terus turun dari Rp 110 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
Petani memanen kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
“Kami yakin kopi Gayo tetap banyak peminatnya, meski harga turun hingga 50 persen, kami tak akan membiarkan biji kopi membusuk di pohonnya,” kata Rina, salah seorang petani kopi di Aceh Tengah, Aceh.
ADVERTISEMENT
Pemerintah daerah pun tidak berpangku tangan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memberikan semangat dan dukungan terhadap para petani di dataran tinggi Gayo. Salah satunya dengan meningkatkan promosi.
Petani membersihkan biji kopi arabika Gayo yang baru dipanen sebelum proses penjemuran di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada saat masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt), dalam rapat virtual dengan para Wali Kota dan Bupati pada 20 Juli 2020 lalu, mengatakan Pemerintah Pusat tidak tinggal diam melihat kondisi petani dan hasil produksi kopi Gayo yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Petani menjemur biji kopi arabika Gayo di pinggiran Danau Laut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Nova Iriansyah menyebutkan pemerintah bakal membeli kopi Gayo melalui skema BUMN ataupun swasta.
Kini harapan tersebut masih tertanam di hati para petani, sambil menunggu pihak perbankan dapat memberikan keringanan kredit modal usaha kepada pihak koperasi dan petani kopi.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.