Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Gencar Usulan Rendang Jadi Warisan UNESCO, Pemerintah Butuh Bikin Masterplan
9 Desember 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Gencarnya beberapa pihak mendorong agar pemerintah menyegerakan pendaftaran rendang sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO ), rupanya menarik banyak perhatian masyarakat Indonesia hingga pengamat kuliner.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Pengamat pariwisata asal Universitas Andalas Sari Lenggogeni, yang dikutip dari Antara, menyarankan pemerintah untuk segera membuat masterplan agar dapat lebih luas memperkenalkan rendang sebagai warisan budaya Indonesia.
“Promosi dan komunikasi terintegrasi secara offline dan online-nya, dan secara ekonomi kreatif dipersiapkan. Beberapa kota sudah melakukan branding city of rendang, secara desa wisata rendang juga bisa dipersiapkan, masterplan-nya dipersiapkan,” ujar Sari.
Lebih lanjut, Sari mengungkapkan bahwa pada dasarnya kuliner sebagai daya tarik suatu negara sudah tervalidasi. Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumatera Barat itu menekankan 50 persen turis yang berkunjung ke suatu negara merupakan pemburu kuliner (foodies).
Dalam hasil kajian yang dia lakukan, sebanyak hampir 2.000 wisatawan Nusantara dan wisatawan asing menempatkan kuliner sebagai tiga daya tarik teratas dari pariwisata.
Kemudian, jika dikaitkan dengan potensi pariwisata, populasi foodies di Sumatera Barat sudah cukup besar. Provinsi tersebut tidak hanya menjadi kota asal rendang, tapi juga tempat cikal-bakal berdirinya rumah makan di berbagai daerah sehingga secara tidak langsung mengkampanyekan rendang di dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Ini akan memperkuat branding Sumatera Barat sebagai core dari slowfood tourism yang autentik. Sama halnya dengan pizza di Italia, teh China dan lainnya, semua akan mencari city of origin-nya,” tambahnya.
Selanjutnya, menurut Sari, pembuatan masterplan akan mempermudah pemerintah dalam melakukan diplomasi dan promosi rendang. Kedutaan besar Indonesia di berbagai negara juga dapat ikut memperkenalkannya termasuk komunitas.
Promosi rendang bisa dilakukan melalui penguatan pemasaran digital dan kegiatan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) dalam setiap kegiatan diplomasi maupun kegiatan pariwisata apa pun.
Sari juga meminta agar pemerintah menyiapkan bahan promosi dan komunikasi yang baik bagi sektor ekonomi kreatifnya. Termasuk meningkatkan ulasan di platform global, kesiapan CHSE dan rumah makan.
Dia berharap melalui masterplan yang disiapkan secara terstruktur dan sistematis, Sumatera Barat dapat dijadikan sebagai “Destination of origin slowfood rendang”, yang melibatkan kolaborasi bahan mentah, kolaborasi komunitas, riset dan pengembangan, edukasi, ekonomi kreatif dan acara menarik secara berkala.
ADVERTISEMENT
Keyakinan rendang sebagai warisan budaya Indonesia, turut didukung oleh kisah lokal dan filosofi di balik pembuatan kuliner khas ranah Minang tersebut.
Rendang mengajarkan kita tentang kesabaran, kebijaksanaan, ketangguhan, adanya sejarah menjadi bagian dari suplai makanan saat perang dunia kedua.
“Bahkan saat ini rendang dijadikan pesan kemanusiaan oleh pemerintah dan komunitas dalam memberikan bantuan kemanusiaan saat bencana dan krisis. Rendang juga memiliki banyak varian sehingga span customer bisa lebih luas, kekuatan narasinya sangat kuat disanding dengan kekuatan rasa itu sendiri,” katanya.
Semakin banyaknya pengakuan terhadap rendang, akan memberikan dampak baik pada promosi global. Pengakuan tersebut nantinya akan naik menjadi pengakuan terhadap “Destination of origin Randang and Minangkabau food”.
“Ini yang ditunggu, karena saat ini tanpa legacy maka akan muncul false brand, di mana negara lain bisa saja mengklaim authenticity-nya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT