Guinness World Records Tidak Lagi Menilai Rekor Makan Makanan Terbesar, Kenapa?

16 Januari 2024 19:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rekor makan sayuran dan buah tercepat. Foto: Guinness World Records
zoom-in-whitePerbesar
Rekor makan sayuran dan buah tercepat. Foto: Guinness World Records
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Guinness World Records telah mencatat berbagai rekor dunia, tak terkecuali soal makanan. Namun, sadarkah kamu bahwa akhir-akhir ini lembaga pencatat rekor dunia itu sudah tidak lagi menilai soal lomba makan makanan terbesar?
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, mengutip website resmi Guinness World Records, menjelaskan bahwa pencatatan rekor dunia mengenai makan makanan terbesar hingga dengan porsi terbanyak menimbulkan sejumlah dampak.
Pada 1970, catatan mengenai rekor makan terbanyak atau terbesar telah memenuhi setengah halaman buku mereka. Namun lantaran menyadari hal ini bisa berdampak bagi masyarakat --terutama bagi mereka yang merasa terpicu untuk memecahkan rekor makanan terbanyak atau terbesar berikutnya-- bisa membuat seseorang mengalami berbagai efek samping atau bahkan kematian.
Laki-laki ini pecahkan rekor dunia makan di 18 restoran Berbintang Michelin dalam sehari. Foto: Guinness World Records
Akhirnya, pihak lembaga Guinness World Records sejak 1990 memutuskan untuk tidak lagi menerima penilaian mengenai rekor semacam itu. Selain itu, pemecahan rekor dengan tema makan makanan terbesar atau terbanyak, menimbulkan fenomena makan rakus.
Terlebih, pada kisah yang diungkap dalam podcast "Behind the Book Guinness World Records", pimpinan redaksi Craig Glenday membagikan sebuah kisah tragis dari salah seorang peserta mereka yang mencoba makan sebanyak-banyaknya.
ADVERTISEMENT
Saat itu, tahun 1983 seorang perempuan berusia 23 tahun dilarikan ke rumah sakit lantaran perutnya membuncit. Dia dibawa ke ruang gawat darurat Rumah Sakit Royal Liverpool.
Rupanya, dia mengalami sakit perut parah usai mengonsumsi banyak makanan saat makan malam. Dia makan 453 gram hati, 907 gram ginjal, 226 gram steak, dua butir telur, 453 gram keju, dua potong roti besar, 453 gram jamur, 907 gram wortel, satu buah kembang kol, 10 buah persik, empat pir, dua apel, empat pisang, 907 gram buah plum, 907 gram anggur, dan dua gelas susu.
Chef Nick DiGiovanni dibantu oleh Gordon Ramsay berhasil pecahkan rekor membuat beef wellington terbesar di dunia (10/6/2023). Foto: Guinness World Records
Kasus ini juga masuk dalam jurnal medis The Lancet pada 1985. Menurut penelitian dalam jurnal itu, total makanan yang perempuan tersebut konsumsi beratnya hingga 8,6 kilogram.
ADVERTISEMENT
Kemudian, hasil rontgen perut memastikan dia mengalami dilatasi lambung akut postprandial, atau peningkatan isi lambung yang berlebihan sehingga menekan dinding perut dan menyebabkan perutnya membesar maksimal. Berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan pasien namun tragisnya dia meninggal akibat makanan-makanan tersebut.
Kejadian inilah yang membuat pihak Guinness World Records mengubah peraturan pemecahan rekor soal santap-bersantap makanan. Kini, mereka hanya menerima penilaian untuk pemecahan rekor makan makanan terbanyak dalam batas waktu tertentu; atau dalam waktu paling singkat.
“Yang lebih penting sekarang adalah seberapa cepat Anda bisa makan sedikit, atau seberapa banyak sesuatu yang bisa Anda makan dalam waktu singkat,” pungkas mereka.