Gula Merah vs Gula Putih, Mana yang Lebih Sehat?

5 Oktober 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gula merah dan gula putih. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gula merah dan gula putih. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berbagai inovasi dalam dunia makanan telah mendorong penggunaan pemanis tambahan, seperti gula secara besar-besaran. Namun, gula merah dan gula putih menjadi pemanis paling umum yang orang gunakan, bahkan mungkin termasuk kamu.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, gula merah dan putih berasal dari bahan yang sama, yaitu tanaman tebu atau bit gula. Akan tetapi, belakangan mulai muncul anggapan bahwa gula merah lebih baik dibandingkan gula putih. Namun, benarkah hal tersebut? Lantas, apa yang membedakan gula merah dan putih hingga salah satunya menjadi lebih baik?
Ya, untuk menjawab hal tersebut, mengutip Healthline, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan di antara gula merah dan putih. Perbedaan dan persamaan ini meliputi; warna, rasa, hingga kandungannya, lho. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih dalam, yuk, simak informasinya di bawah.

Perbedaan gula merah dan gula putih

Ilustrasi gula merah atau brown sugar Foto: Shutter Stock
Sejatinya, perbedaan utama yang dapat langsung kamu sadari adalah warna dan rasa. Sekilas, mungkin gula putih terlihat lebih baik, karena memiliki warna yang terang dan bersih; dibandingkan gula merah.
ADVERTISEMENT
Namun, pada kenyataannya hal ini akan kembali pada alasan kamu menggunakan salah satu dari gula tersebut. Jika kamu menginginkan makanan berwarna terang dengan rasa yang lebih manis, maka tambahkan gula putih. Sebaliknya, jika menginginkan makanan dengan warna sedikit cokelat dan rasa karamel, maka tambahkanlah gula merah.
Perbedaan ini terjadi karena gula putih diproduksi melalui proses pemurnian yang menghilangkan sirup cokelat, molase. Di sisi lain, gula merah mengalami lebih sedikit pemrosesan untuk mempertahankan kandungan molasenya; atau diproduksi dengan mencampur gula putih dengan molase, sehingga menjadi kecokelatan.
Selain itu, kandungan pada kedua gula ini juga ternyata berbeda, meskipun tidak terlalu signifikan. Gula merah memiliki kandungan kalium, kalsium, mineral, dan zat besi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan gula putih. Terlebih, menurut sebuah penelitian dalam jurnal FoodData Central tahun 2019, mengatakan bahwa gula merah memiliki kandungan kalori yang lebih sedikit, tetapi tidak terlalu berdampak bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun didukung oleh pernyataan Moch Aldis Ruslialdi SKM CNWC, Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood Indonesia, yang mengatakan bahwa; baik itu gula merah, putih, bahkan gula batu, memiliki kandungan kalori yang hampir sama.
Sebagai acuan, menurut sebuah studi yang juga diterbitkan dalam jurnal FoodData Central, menunjukkan bahwa satu sendok teh dengan ukuran empat gram, pada gula merah mengandung 15 kalori; sedangkan gula putih 16,3 kalori.
“Jadi secara impact kalori, secara pengaruh ke gula darah, ternyata ketiganya (gula merah, putih, dan batu) sama saja,” jelas Aldis dalam program NutriClass oleh Nutrifood beberapa waktu lalu.

Persamaan antara gula merah dan putih

Ilustrasi gula putih Foto: Shutter Stock
Selain dihasilkan dari bahan utama yang sama, yaitu tanaman tebu dan bit gula. Gula merah dan putih pun memiliki persamaan mendasar lain, yakni yang paling penting; yaitu mengonsumsinya secara berlebihan dikaitkan dengan obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut studi dalam jurnal Advances in Nutrition pada tahun 2015, menyarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 5 hingga 10 persen kalori harian dari gula. Namun, untuk mendapatkan kesehatan yang optimal, maka pembatasan tersebut harus lebih ditingkatkan.
Oleh karena itu, bagi kamu yang menyukai rasa manis memang tidak apa untuk mengonsumsinya sesekali. Namun, tetap perlu dikontrol dan diimbangi oleh pola makan yang sehat. Terlebih, bagi kamu yang berisiko atau menderita diabetes, sebaiknya rutinlah memeriksa kadar gula darah kamu, ya!
Penulis: Riad Nur Hikmah