Haarlem, Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Daging di Tempat Umum

22 Oktober 2022 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi iklan daging steak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi iklan daging steak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ketika melewati jalanan di perkotaan, mungkin kamu akan dengan mudah menemukan berbagai iklan; mulai dari penawaran jasa hingga produk seperti makanan yang menggugah selera. Namun, bagaimana jadinya bila terdapat kota yang melarang iklan bahan makanan? Terlebih, iklan yang dilarang adalah daging yang merupakan kebutuhan asupan makan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Mengutip The Guardian, sebuah kota di Belanda, Haarlem ternyata benar-benar akan melarang iklan daging di tempat umum, lho. Wah, kok bisa, ya? Padahal olahan daging adalah makanan yang enak dan disukai banyak orang. Sebut saja steak, bulgogi, hingga rendang ataupun sate.
Lebih lanjut, iklan daging dinilai bisa membantu kamu yang ingin mendapatkan daging terbaik untuk olahan makan; baik itu dari harga dan kualitas. Namun, tunggu dulu, sebelum melayangkan protes terhadap pelarangan tersebut, ternyata terdapat alasan yang mungkin akan membuat kamu terkejut.

Alasan pelarangan iklan daging di tempat umum Kota Haarlem

Ilustrasi kota Haarlem, Belanda Foto: Google Maps
Menurut Ziggy Klazes, seorang anggota dewan dari partai GroenLinks, yang juga menyusun keputusan larangan iklan daging; mengatakan bahwa ketika seseorang memanggang daging, ternyata berpotensi menyumbang krisis iklim.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, produksi daging memang telah menjadi penyebab pemanasan global yang bahkan lebih tinggi dari produk nabati. Hal ini dikarenakan, hutan yang menyerap karbon dioksida ditebang untuk tempat gembala hewan; sedangkan pupuk yang digunakan untuk menanam pakan hewan ternak, kaya akan nitrogen. Padahal, nitrogen berkontribusi dalam hal polusi udara dan air, perubahan iklim, dan ozon.
Selain itu, ternak juga menghasilkan metana dalam jumlah besar yang mendorong efek gas rumah kaca. Bahkan, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Food tahun 2019, menunjukkan bahwa produksi daging menyumbang hampir 60 persen dari semua emisi produksi pangan.
Meskipun begitu, Zaggy mengaku tidak menyangka bahwa ide yang dia usulkan untuk melarang iklan daging di sebuah kota, akan menjadi yang pertama di dunia. Adapun, pelarangan tersebut meliputi iklan di bus, tempat penampungan, dan billboard atau videotron di Kota Haarlem.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Zaggy juga mengatakan bahwa peraturan yang baru akan diterapkan tahun 2024 ini telah mengundang berbagai pendapat pro dan kontra.
“Tentu saja, ada banyak orang yang menganggap keputusan itu keterlaluan dan menggurui, tetapi ada juga banyak orang yang berpikir itu baik-baik saja,” ujar Zaggy.
Ilustrasi Daging sapi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Lebih lanjut, beberapa pihak oposisi menyebut bahwa peraturan tersebut terkesan membatasi kebebasan berekspresi. Seperti yang dikatakan oleh Sander van den Raadt, pemimpin kelompok Trots Haarlem, “Sungguh luar biasa bahwa di Kota Haarlem kamu dapat menjadi diri sendiri dan mencintai siapa pun. Namun, jika kamu lebih menyukai daging dibandingkan sayuran, maka kamu berada dalam masalah besar.”
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai aturan pelarangan iklan daging di Kota Haarlem, dengan alasan isu krisis iklim. Greenpeace mengatakan dalam penelitiannya bahwa agar tujuan tersebut dapat berhasil; yaitu target nol emisi pada tahun 2050 di UE.
ADVERTISEMENT
Maka, setiap orang di negara Uni Eropa harus mengurangi konsumsi daging menjadi 24 kilogram per orang per tahun, dan sebagai pembandingnya; rata-rata konsumsi daging di Belanda mencapai 75,8-82 kilogram per orang per tahun.
Nah, kalau menurut kamu bagaimana? Dengan berbagai pertimbangan tersebut, apakah peraturan larangan iklan daging di tempat umum sudah cukup layak diterapkan di Kota Haarlem, Belanda?
Penulis: Riad Nur Hikmah