Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang mengurangi asupan kalorinya habis-habisan saat sedang diet. Namun, para ahli gizi justru menganggap bahwa diet seharusnya tak lagi didasarkan pada konsep pengurangan kalori lewat pola makan seimbang.
ADVERTISEMENT
Agar diet lebih efektif, timing makan juga sebaiknya diperhatikan. Mereka yang sedang menjalani diet perlu 'membalik' asupan kalori mereka. Artinya, makan dengan porsi lebih sedikit saat makan malam.
Pernyataan ini diungkapkan dalam pertemuan Chrono-nutrition: cicadan clocks, mealtime, and metabolic disorders di Royal Society of Medicine di London pada tanggal 12 November 2018.
Selain itu, sebuah studi dari Universitas Bath, Inggris tahun 2014 juga menunjukkan, melewatkan sarapan akan menciptakan peluang obesitas yang lebih besar; yakni 55 persen. Studi ini juga menunjukkan bahwa konsumsi kalori harian yang tinggi di pagi hari menurunkan indeks massa tubuh seseorang.
Menukil dari Food News, Michelle Gibbs, pakar diet dan konsultan studi tentang nutrisi mengungkapkan, batas asupan karbohidrat yang disantap sebaiknya tak lebih dari 200 gram.
ADVERTISEMENT
Caranya, dengan menyingkirkan karbohidrat yang punya indeks glikemik tinggi selama makan malam. Serta, membatasi semua asupan karbohidrat untuk sarapan dan makan siang.
Sebagai tambahan, Gibbs juga menyarankan orang-orang untuk memperhatikan kembali waktu menyantap makanan mereka. Ini terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh saat membakar kalori yang kita makan.
Kalori akan lebih cepat terbakar di siang hari karena tubuh kita cenderung lebih aktif. Jadi, tak masalah bila kita mengkonsumsi makanan tinggi kalori di siang hari.
Sebaliknya, makan malamlah dengan menu yang rendah karbohidrat, dan porsi yang kecil. Misalnya, ayam atau ikan yang dikombinasikan bersama sayuran, dan salad.
Suzana Almoosawi, peneliti dari Universitas Northumbria menambahkan, konsultan diet harus mengevaluasi dan menentukan jadwal makan pasien mereka. Kapan waktu terbaik untuk menyantap makanan agar pasien bisa lebih mudah mencapai target dietnya.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa kita memerlukan panduan diet yang lebih bertarget dan personal, fokus pada distribusi energi sepanjang hari. Waktu menyantap makanan saling berkaitan satu sama lain--mereka membentuk bagian dari pola makan kita sehari-hari," pungkas Almoosawi.