Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Hati-hati Botak, Diet Ini Bisa Memperlambat Pertumbuhan Rambut Menurut Studi
17 Desember 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Biasanya seseorang merencanakan diet untuk kepentingan pola hidup yang lebih sehat. Tapi sayangnya, baru-baru ini sebuah studi mengungkapkan bahwa diet satu ini memiliki efek samping yang bisa membuat kamu kehilangan rambut indahmu.
ADVERTISEMENT
Mengutip New York Post, studi ilmiah berjudul "Intermittent fasting inhibits hair regeneration in mice" yang dipublikasi 13 Desember 2024 lalu, menemukan bahwa diet intermittent fasting memiliki efek memperlambat pertumbuhan rambut.
Penelitian ini dilakukan kepada tikus yang menjalani intermittent fasting. Pada dasarnya, diet intermittent fasting membatasi waktu makan kita dalam sehari. Dengan membatasi waktu makan, kesehatan dan metabolisme tubuh memang berjalan lebih baik. Namun ternyata, tikus yang menjalani intermittent fasting memiliki pertumbuhan bulu (rambut) yang melambat.
Proses penelitian ini mula-mula dilakukan pada tikus yang bulunya sudah dicukur. Kemudian, tikus-tikus tersebut diatur jadwal makannya. Mereka hanya makan selama 8 jam dan puasa selama 16 jam.
Hasilnya, pertumbuhan bulu pada tikus-tikus itu melambat, dan baru mulai bermunculan setelah 96 hari. Sementara, tikus yang tidak melakukan diet intermittent fasting, bulunya mulai tumbuh setelah 30 hari.
"Kami tidak ingin menakut-nakuti orang supaya tidak menjalankan intermittent fasting karena diet ini memiliki banyak manfaat. Hanya saja, penting untuk kita juga menyadari bahwa intermittent fasting mungkin memiliki beberapa efek samping yang tidak diinginkan," kata penulis studi senior dan ahli biologi sel punca Bing Zhang dari Universitas Westlake di Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini juga didukung oleh penelitian mengenai efek diet ini pada beberapa fungsi sel. Penelitian tersebut telah dilakukan pada 2018. Tim Zhang pun mengembangkan hasil penelitian lampau itu dengan penemuannya.
Tim Zhang kemudian menyimpulkan bahwa puasa secara selektif menghilangkan sel induk folikel rambut (HFSC) yang aktif. Pertumbuhan kembali rambut bergantung pada keaktifan sel-sel ini.
Lebih lanjut, hasil penelitian Zhang dan timnya menemukan puasa intermiten memaksa tubuh untuk menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi utama, bukan gula yang tersedia dari makanan. Lemak tubuh melepaskan asam lemak bebas yang memasuki HFSC yang baru diaktifkan, menyebabkan kerusakan dan bahkan kematian sel.
Maka itu, para peneliti memberikan solusi kepada mereka yang sedang menjalankan diet ini untuk mengoleskan produk penumbuh rambut dengan kandungan utama vitamin E dua kali sehari. Sebab, tikus yang dioleskan obat penumbuh rambut tersebut sel kulit HFSC lebih aktif.
ADVERTISEMENT
Penelitian efek samping diet ini juga dilakukan kepada orang dewasa
Rupanya, para peneliti tidak hanya melakukan studi terhadap tikus saja, melainkan juga kepada 49 orang dewasa. Mereka memperhatikan bahwa diet ini memiliki efek serupa pada pertumbuhan rambut manusia.
Responden orang dewasa yang melakukan diet intermittent fasting versi ekstrem, yakni berpuasa selama 18 jam dalam 10 hari; pertumbuhan rambutnya melambat hingga 18 persen dibandingkan yang tidak melakukan diet tersebut.
Kendati demikian, Zhang menyadari bahwa masih diperlukan penelitian terhadap lebih banyak manusia untuk memverifikasi hasil temuannya.
“Populasi manusia sangat heterogen, jadi efeknya mungkin berbeda untuk setiap orang,” kata Zhang. “Tikus juga memiliki tingkat metabolisme yang sangat tinggi dibandingkan dengan manusia, jadi puasa dan pergantian metabolisme memiliki efek yang lebih parah pada HFSC tikus.”
ADVERTISEMENT
Untuk meneliti lebih lanjut, Zhang dan timnya berencana bekerja sama dengan rumah sakit setempat guna mengeksplorasi penemuan mengenai pola makan ini.