news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hati-hati! Ini 7 Tanda Kamu Terlalu Banyak Mengonsumsi Karbohidrat

18 Agustus 2020 20:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumber karbohidrat. Foto: thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber karbohidrat. Foto: thinkstock
ADVERTISEMENT
Karbohidrat merupakan satu dari tiga jenis makronutrien, di samping lemak dan protein. Salah satu makanan pokok warga Indonesia, nasi putih, merupakan makanan yang tinggi karbohidrat. Sejatinya, tubuh memang memerlukan asupan karbohidrat sebagai sumber makanan yang akan diubah menjadi energi.
ADVERTISEMENT
Erin Palinski Wade, RD dan penulis CDE dari Belly Fat Diet For Dummies, menjelaskan bahwa kebutuhan karbohidrat manusia bergantung pada usia, tingkat aktivitas, dan metabolisme individu.
Wade juga menekankan, pentingnya pemilihan jenis karbohidrat yang sehat seperti roti gandum, kacang-kacang, atau buah. Serta menghindari jenis karbohidrat yang mudah larut; seperti sereal manis, roti putih, nasi putih, dan camilan olahan. Mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan juga dapat menyebabkan efek negatif pada tubuh, lho.
Untuk mengetahui selengkapnya, berikut tujuh tanda kamu mengonsumsi terlalu banyak makanan berkarbohidrat, seperti dilansir dari Eat This.

1. Berat badan bertambah

Ilustrasi timbangan berat badan naik. Foto: Shutter Stock
Penambahan berat badan menjadi salah satu tanda yang paling mudah diketahui saat kamu terlalu banyak makan karbohidrat; karena berhubungan dengan jumlah kalori yang dikonsumsi. Alasannya, berdasarkan volume, makanan karbohidrat sederhana seperti nasi cenderung lebih padat kalori.
ADVERTISEMENT
Misalnya, satu cangkir nasi berisi sekitar 170 kalori dan 37 gram karbohidrat, sedangkan satu cangkir wortel matang hanya mengandung 55 kalori dan 13 gram karbohidrat.

2. Merasa cepat lelah

Ilustrasi lelah bekerja Foto: Shutter Stock
Menurut American Heart Association, ketika tubuh kamu mencerna karbohidrat sederhana, glukosa dilepaskan ke aliran darah dalam dosis besar dan cepat. Proses ini memberikan efek ledakan energi. Pada akhirnya, membuatmu merasa lebih mudah lelah.
"Terlalu banyak karbohidrat yang dicerna dengan cepat dalam satu kali makan dapat meningkatkan gula darahmu. Jika kamu merasa lesu dan lelah setelah makan, maka bisa jadi kamu mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat," kata Wade.

3. Ngidam makanan manis

Ilustrasi ngemil tengah malam Foto: Shutter Stock
Karbohidrat sederhana terurai dengan cepat menjadi glukosa, maka makan roti putih memiliki efek yang sama pada tubuh seperti ketika mengonsumsi gula. Semakin banyak roti putih yang kamu makan, semakin banyak pula makanan manis (permen, donat, atau kue) yang akan kamu dambakan.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian jurnal Frontiers in Psychology tahun 2018, hal ini disebut juga dengan istilah kecanduan gula.

4. Mudah berjerawat

Ilustrasi bekas jerawat kemerahan Foto: Shutterstock
Berdasarkan studi Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics pada tahun 2014, para peneliti mengidentifikasi korelasi antara jerawat sedang hingga parah, dan tingkatan konsumsi gula, susu, serta lemak jenuh di antara laki-laki dan perempuan.
Hasilnya para peneliti menyimpulkan, bahwa diet tinggi glikemik (yaitu yang tinggi karbohidrat olahan) dapat menjadi sumber munculnya jerawat secara berulang.

5. Gangguan pencernaan

Gangguan Saluran Pencernaan Foto: Thinkstock
Kamu membutuhkan serat untuk menjaga agar sistem pencernaan berjalan lancar. Sebaliknya, ketika kamu makan terlalu banyak karbohidrat, tubuh akan sulit mencerna cukup serat. Maka selanjutnya muncul berbagai gangguan pencernaan, seperti sembelit.
ADVERTISEMENT

6. Sering merasa kembung

Ilustrasi seorang perempuan sedang mengalami perut kembung Foto: Shutterstock
Kembung juga merupakan tanda dari kelebihan karbohidrat, sebab menurut Wade karbohidrat memiliki sifat cenderung menahan air
"Mengonsumsi tepung putih dan gula sederhana dalam jumlah besar, terutama di malam hari, dapat menyebabkan kembung dan retensi atau penahanan air dalam tubuh, pada keesokan harinya," katanya.

7. Kolesterol Tinggi

Coklat tak bikin kolesterol jahat meningkat Foto: Thinkstock
Mengonsumsi makanan berlemak seperti daging sapi atau babi diketahui memang dapat meningkatkan kolesterol; tapi siapa sangka, konsumsi karbohidrat berlebih juga mampu meningkatkan kolesterol, lho.
The American Journal of Clinical Nutrition bahkan telah mengaitkan diet tinggi kalori akibat kelebihan asupan karbohidrat, dengan level high-density lipoprotein (HDL) rendah dan level low-density lipoprotein (LDL) tinggi, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung hingga diabetes.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi