Hati-hati! Kata Ahli, Kebablasan Makan Gorengan Picu Penyakit Jantung dan Stroke

27 Januari 2021 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gorengan Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gorengan Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri, bagi masyarakat Indonesia, gorengan adalah jawara dalam kategori camilan. Sayangnya, kita juga mengetahui bahwa proses pengolahan gorengan yang menggunakan banyak minyak, membuat makanan ini juga masuk dalam kategori sajian tak sehat. Belum lagi, makanan yang digoreng sudah terkenal menyebabkan berbagai penyakit ringan; seperti batuk dan panas dalam.
ADVERTISEMENT
Namun, konsumsi gorengan juga ternyata berpengaruh pada penyakit yang lebih serius, lho. Mengutip ScienceDaily, sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Heart pada tahun 2021, menemukan kalau asupan makanan yang digoreng erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.
Lewat kekhawatirannya dengan pola diet ala masyarakat Barat (yang buruk untuk kesehatan kardiovaskular), para peneliti melakukan analisis gabungan dari data penelitian lain —mempelajari kontribusi makanan yang digoreng terhadap risiko penyakit jantung dan stroke yang serius. Hasilnya, risiko penyakit itu akan semakin meningkat dengan setiap bertambahnya 114 gram gorengan per minggunya.
Gorengan Apakah Kamu? Foto: kumparan/Sabryna Putri Muviola
Mereka menelusuri data penelitian dan menemukan 19 studi lain yang relevan —hingga yang paling baru diterbitkan pada April 2020. Dari 17 studi, para peneliti mempelajari 562.445 peserta dan 36.727 'peristiwa' kardiovaskular utama; seperti serangan jantung atau stroke.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular. Tidak hanya itu, mereka juga mencari hubungan antara konsumsi makan gorengan dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular (dari penyebab apa pun).
Alhasil, peneliti menemukan, kalau dibandingkan dengan kelompok yang sedikit mengonsumsi makanan gorengan selama seminggu; dengan kelompok yang banyak mengonsumsi gorengan, dikaitkan terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular utama (28 persen).
Ilustrasi sakit jantung Foto: Shutterstock
Tak cuma itu, mereka juga berpotensi mengalami jantung koroner (22 persen), dan gagal jantung (37 persen). Uniknya lagi, risiko ini secara substansial meningkat masing-masing sebesar 3 persen, 2 persen, dan 12 persen, bersamaan dengan setiap tambahan 114 gram porsi mingguan.
Meski begitu, beberapa penelitian yang dianalisis, hanya memasukkan satu jenis makanan yang digoreng (ikan goreng, kentang, atau makanan ringan), bukan total asupan sajian yang digoreng. Selain itu, desain studi yang dianalisis juga sangat bervariasi, sehingga para peneliti perlu mempertimbangkan penemuan ini saat menafsirkan hasil.
ADVERTISEMENT
Adapun makanan yang digoreng dapat memengaruhi perkembangan penyakit kardiovaskular karena beberapa hal berikut. Pertama, makanan yang digoreng mengandung lemak dan menghasilkan asam lemak trans berbahaya —dari minyak yang digunakan untuk memasak.
Gunakan minyak canola untuk menggoreng atau menghangatkan kentang Foto: Shutterstock
Selain itu, menggoreng juga meningkatkan produksi kimiawi dalam respons peradangan tubuh. Makanan seperti ayam goreng dan kentang goreng, misalnya, secara umum tinggi tambahan garam.
Belum lagi, kamu akan memesan minuman manis saat menyantap makanan yang digoreng di restoran cepat saji! Jadi, tidak heran dengan campuran ragam makanan yang digoreng bisa jadi sangat tidak sehat bagi tubuhmu.
Reporter: Natashia Loi