ICE 2020: Kopi Bukan Hanya Soal Eksistensi, Tapi Kolaborasi

6 Februari 2020 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Indonesia Coffee Event (ICE) 2020 Foto: Safira Maharani/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Indonesia Coffee Event (ICE) 2020 Foto: Safira Maharani/Kumparan
ADVERTISEMENT
Kepopuleran kopi yang makin meningkat, secara tak langsung membuatnya jadi sebuah simbol eksistensi. Datang ke kedai kopi yang sedang populer, atau beli kopi susu kekinian yang lagi ramai di media sosial, contohnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, fenomena ini bukan cuma sebuah tren. Nyatanya, minat terhadap kopi makin bertumbuh dan terus dicari. Bagaimanapun, budaya ngopi memang sudah melekat di masyarakat Indonesia.
Menariknya, pamor kopi yang kian tinggi ini juga menghasilkan sebuah kolaborasi dengan industri lainnya. Meski tak berada dalam ranah yang sama, namun ternyata berbagai aspek dapat berkolaborasi dalam membangun ekosistem kopi.
Nilai inilah yang ingin diangkat oleh Indonesia Coffee Event (ICE), ajang kompetisi barista tahunan paling bergengsi di Indonesia yang diadakan oleh SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia).
Ilustrasi biji kopip Foto: Shutter Stock
Selain kompetisi Indonesia Barista Championship dan Indonesia Brewers Cup, gelaran ICE yang memasuki tahun keempat ini juga akan mengadakan beragam acara interaktif dan edukatif mengenai kopi.
ADVERTISEMENT
Bekerja sama dengan Otten Coffee, Esperto Indonesia, dan PT. Diamond Food Indonesia Tbk, ICE 2020 mengusung tema besar ‘KOPILARBORASI’ yang akan dihadirkan pada program talkshow Coffee Village.
“Jadi, tahun ini, kita ingin menyuguhkan apa yang bisa dikolaborasikan kopi dengan industri lain. Seperti, kopi dan otomotif, atau kopi dan musik,” ungkap Thomas Kukuh, salah satu panitia penyelenggara, saat ditemui di acara Konferensi Pers ICE 2020 di Ottoman’s Coffee, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis, (6/2).
Konferensi Pers Indonesia Coffee Event (ICE) 2020 Foto: Safira Maharani/Kumparan
Nantinya, para pencinta kopi dari beragam aspek —mulai dari seniman, arsitek, musisi, aktor, perancang busana, hingga builder motor— akan menjadi narasumber dalam talkshow yang diadakan pada tanggal 13-14 Februari 2020 di SMESCO Building.
Sementara, kompetisi antar barista akan berlangsung mulai dari 12-14 Februari 2020, di lokasi yang sama.
ADVERTISEMENT
Beberapa diskusi menarik mengenai kolaborasi kopi, misalnya dari segi arsitektur, bertema Architecture: Kopi dan Suasana. Atau dari segi seni, ada Art and Design: Di Mana Ada Kopi, Di Situ Ada Seni, dan masih banyak lagi tema menarik lainnya.
“Desain ruangan yang baik harus mendukung cita-cita awal hadirnya si kedai kopi, entah itu sebagai ruang mencari inspirasi, tempat mager sebagai pelarian dari kesibukan, pelepas kangen bertemu sahabat lama, atau merangsang diskusi-diskusi menarik,” ungkap Marcello Sidharta, pendiri Sidharta Architect yang akan menjadi salah satu narasumber pada sesi Coffee Village di ICE 2020.
Sederet nama tersohor di bidang seni dan fesyen seperti seniman internasional Darbotz, pemilik ONX Studio, pemilik jenama fesyen Untold Yungz, dan pendiri Urban Sneakers Society juga turut dihadirkan.
ADVERTISEMENT
Lewat program Coffee Village, pihak ICE 2020 ingin menunjukkan, bahwa geliat kopi dan seluruh elemen pendukungnya, telah berdampak pada terciptanya kolaborasi dengan berbagai pihak.