Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Indonesian Tempe Movement: Tempe adalah Superfood Asli Indonesia
25 Mei 2021 14:32 WIB
·
waktu baca 7 menit
ADVERTISEMENT
Tempe telah melekat dalam kebiasaan makan orang Indonesia. Diolah menjadi makanan apa saja, rasanya selalu sedap. Bukan hanya itu, tempe juga menjadi sumber protein murah-meriah nan bermanfaat bagi masyarakat Nusantara.
ADVERTISEMENT
Wajar, kalau tempe menjadi bahan pangan utama yang kerap hadir menghiasi meja dapur di rumah. Siapa sangka? Kepopuleran tempe khas Indonesia kini telah mendunia. ‘Tempeh’ begitu sebutan yang kerap dilontarkan warga di negara asing saat melihat makanan fermentasi berbahan kedelai ini.
Ini menjadi bukti bahwa ada upaya dari beberapa pihak yang mencoba membuat tempe agar semakin bisa dikenal oleh mata dunia. Semisal organisasi non-profit bernama Indonesian Tempe Movement. Organisasi ini ada untuk mempromosikan tempe sebagai makanan sehat, ramah lingkungan, dan sumber pangan protein yang terjangkau.
Fakta unik lainnya, organisasi tersebut kerap melakukan inovasi pengolahan tempe, supaya tak terlihat membosankan dan tampak selalu menarik. Salah satunya tempe Indomie yang sempat viral di media sosial. Sekilas memang terlihat asing, tapi menurut co-founder Indonesian Tempe Movement, Dr. Amadeus Driando Ahnan-Winarno, mengungkapkan bila varian tempe ini jadi satu eksperimen yang menarik.
ADVERTISEMENT
Laki-laki yang akrab disapa Ando itu, merupakan lulusan S3 dari University of Massachusetts Amherst. Sedari dulu, laki-laki berusia 28 tahun tersebut, telah rutin mengonsumsi tempe guna menjadi sumber protein baik. Olahan tempe orek menjadi menu favoritnya. Sederhana saja tapi sedap.
"Masakan tempe yang saya suka klasik banget sebenarnya, yaitu tempe orek. Makanan ini punya gabungan rasa yang cukup lucu, ya. Mereka ada sensasi manis gula kelapa, lalu bercampur pedasnya cabai, ada pula manis kecap, enggak lupa asinnya juga terasa," tutur Ando saat berbincang dengan kumparan melalui sambungan telepon, Senin (24/05).
Selain itu, menurut Ando, dirinya mengeklaim kalau tempe adalah makanan enak, menyehatkan, alami, terjangkau, juga ramah lingkungan. Oleh karenanya, bersama organisasi ini, Ando ingin memperluas pengetahuan akan keunggulan alamiah dari tempe. Ia ingin, pengaruh akan manfaat tempe bisa dirasakan masyarakat internasional.
ADVERTISEMENT
Guna mengulik lebih lanjut tentang hasil penelitian Indonesian Tempe Movement dan inovasi uniknya, yuk simak selengkapnya perbincangan kumparanFOOD dalam QnA berikut ini:
Bagaimana awal mula terbentuknya Indonesian Tempe Movement?
Inisiasi awal terbentuknya organisasi ini idenya dari saya, ibu, dan kakek. Dulu, sewaktu berkuliah S1, saya terobsesi dengan body building, ceritanya ingin membentuk tubuh sixpack. Awalnya, saya mencoba berbagai macam sumber protein, seperti susu, telur, daging, dan lainnya. Tapi, seringkali saya merasa enek juga makanan itu terlalu mahal jika dikonsumsi tiap hari.
Akhirnya, dengan ilmu sains yang dimiliki, saya cari berbagai data ilmiah yang tersebar mengenai tempe. Ternyata, tanpa banyak orang ketahui, tempe itu bagus banget. Mulai dari proteinnya, serat, rendah gula, juga rendah kadar garam, rendah karbo, serta vitaminnya oke. Nah, sayangnya banyak anak muda yang enggak percaya akan relevansi manfaat tempe dengan kegiatan body building.
ADVERTISEMENT
Karena itu, saya merasa ingin memberikan pelajaran lebih lanjut seputar tempe. Pas sekali, di waktu yang sama, ibu saya baru ikut kuliah fermentasi Nusantara dan kakek saya mendengar orasi ilmiah temannya.
Kami berpikir bahwa fakta ilmiah tempe sudah sangat kuat, tapi belum banyak orang yang mengetahuinya. Tahun 2015, kami pun memutuskan membuat International Conference on Tempe. Dari situ, merasa hal ini harus jadi suatu yang tidak terbatas, seperti dijadikan gerakan agar bisa memfasilitasi semua kolaborasi atau pengolahan akan tempe.
Mengapa dinamakan Indonesian Tempe Movement?
Sengaja dipilih seperti itu, supaya nama Indonesia selalu lekat dengan tempe. Sedangkan movement sendiri menunjukkan bahwa organisasi kami inklusif. Tidak ada aturan khusus, dan menerima segala kolaborasi yang punya kesamaan visi.
ADVERTISEMENT
Visinya yakni mempromosikan tempe dan memberi akses pada banyak orang bahwa tempe adalah makanan nutrisi tinggi, ramah lingkungan, serta terjangkau.
Menurut Anda, mengapa tempe dianggap sebagai makanan murah meriah di negara sendiri, sementara di Jepang menjadi makanan mewah?
Jadi yang membuat pandangan kita terhadap tempe itu murah, karena di mana-mana memang makanan ini selalu dijual murah. Sedangkan, di Jepang sendiri, menurut saya proses pembuatan tempe itu tidak persis sama dengan Indonesia. Apalagi di sana punya empat musim, jelas suhunya pun berbeda. Tentunya, biaya produksinya semakin besar, maka dari itu harga jualnya pun ikut mahal.
Apa saja keunggulan tempe menurut hasil penelitian Indonesian Tempe Movement, dan yang mungkin masyarakat belum mengetahuinya?
Ada hasil penelitian disertasi saya di University of Massachusetts Amherst sewaktu S3 kemarin. Jadi, ada 3 poin utama keuntungannya, yakni kebutuhan nutrisi, sustainability, dan keterjangkauan. Dari segi nutrisi, dibandingkan daging sapi, tempe itu punya kandungan protein dan energi yang sama banyaknya. Lalu, lemak jenuh dan garamnya jauh lebih rendah, serat maupun kalsiumnya lebih tinggi, zat besi yang sama banyak jumlahnya, terakhir vitamin B12 juga lengkap seperti di daging sapi.
ADVERTISEMENT
Kalau pengaruhnya pada lingkungan atau sustainability, segi penggunaan energi tempe itu empat kali lipat lebih hemat dibanding daging sapi. Dua puluh kali lebih hemat dalam mengeluarkan gas rumah kaca, yang mana bisa menyebabkan pemanasan global. Nah, berbicara harganya, tempe itu delapan kali lebih murah daripada daging sapi di Indonesia.
Menurut Anda, bagaimana perkembangan kepopuleran tempe saat ini di mata dunia?
Tentu berbeda, ya tempe di mata dunia dan di Indonesia. Kalau di Indonesia, kita pasti tau apa itu tempe, walaupun memang masih ada paradigma baru yang buat mereka kaget kalau tempe sekarang bisa sekeren ini.
Beda ceritanya di luar negeri. Meski tempe sudah lumayan berkembang disana. Tapi, banyak orang asing tidak paham gimana sejarah tempe, asal mulanya. Kebanyakan yang mengetahui secara menyeluruh itu komunitas vegetarian. Sebab, mereka harus cari alternatif lain pengganti daging.
ADVERTISEMENT
Tapi, sekarang dilihat-lihat, tempe sudah semakin populer lagi baik di Indonesia atau luar negeri sekalipun. Lantaran, cukup relevan dengan gaya hidup zaman kini, yang mana lebih sehat, ramah lingkungan, dan lagi-lagi harganya sangat terjangkau.
Ceritakan tentang inovasi tempe Indomie buatan Anda dan butuh riset berapa lama?
Jadi, tempe indomie ini berawal dari sebuah keisengan. Dulu, saya kuliah di Amerika, nah gemar sekali masak. Kebetulan, saat itu lagi kangen berat dengan makanan Indonesia, mau makan tempe tapi kok disana beda ya tempenya. Sudah dipasteurisasi sehingga tak sama seperti buatan Indonesia.
Akhirnya, muncul niat untuk bikin tempe sendiri. Sering juga dicampur sama aneka kacang - kacangan. Pas diamati lagi, inti proses pengolahannya hanya menunggu sampai jamur putih diatas tempe ini tuh bisa tumbuh. Akhirnya saya kepikiran buat mencampur tempe dengan mie instan.
ADVERTISEMENT
Dibelilah Indomie di sana. Prinsipnya sama saja, hanya menumbuhkan jamur putih tempe di atas mie instannya, Nah, begitu jadi, saya langsung cari-cari di Internet, ada engga sih yang sudah pernah bikin eksperimen ini. Ternyata, di tahun 80-an, William Shurtleff lebih dulu menulis kreasi itu di bukunya.
Sayangnya, banyak orang belum pada tahu akan hal ini. Wah, saya ikut merasa kalau ide ini sebenarnya lucu, ya. Kemudian yang bikin viral kemarin, dikarenakan saya mengajar di salah satu workshop online di tengah pandemi kemarin. Tapi, saya kok jadi bosan kalau ngajarin bikin tempe biasa-biasa saja. Lalu, teringat pernah bikin tempe Indomie dulu, ya sudah berujung menjadikan itu sebuah materi. Semakin viral, karena fotonya sudah ikut tersebar dimana-mana.
ADVERTISEMENT
Dapat dibilang riset ini sudah dari tahun 2016 ya, pun waktu pertama kali membuatnya, saya tidak mengalami trial and error. Jadi, iseng ingin buat saat itu, ya langsung jadi juga hasilnya di waktu yang sama.
Apa keunggulan atau manfaat dari tempe Indomie ini?
Manfaatnya dulu sih, ya. Kalau dari kedelai manfaatnya memang lebih superior karena memang tinggi protein, serat, serta vitamin mineral. Untuk mi instan, pastinya ada karbohidrat, lemak, baru protein.
Menariknya, berdasarkan penelitian proses fermentasi tempe, ketika dicampurkan dengan campuran bahan makanan lainnya, membuat gizinya lebih mudah dicerna. Jadi menurut saya, seharusnya semua olahan fermentasi, termasuk tempe mi instan ini gizinya bisa mudah dicerna, daripada kalau kita makan mi instan seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
Bolehkah bagikan cara membuat tempe Indomie dan tips memasaknya?
Nah, berlanjut ke proses pembuatannya. Pertama, mi instan direbus, lalu ditiriskan sampai airnya benar-benar kering. Kemudian ditaburi dengan tempe, aduk secara menyeluruh. Selanjutnya, masukan campuran tersebut ke bungkus mi instan. Diberi lubang berjarak 1 cm, setelah itu ujung bungkus yang terbuka ditutup selotip. Terakhir, dibiarkan berproses selama 24-30 jam.
Selama pembuatan, saya tidak memasukkan bumbu mi instan. Tetapi, saya mengakalinya sebagai bumbu marinasi tempe. Sebelum dimasak atau digoreng, saya bumbui dulu tempenya, baru kemudian setelah jadi bisa saya nikmati.
Sebenarnya, apa inspirasi Anda ketika membuat tempe dengan campuran bahan lain tersebut?
Inspirasinya hanya dari tempe tradisional Indonesia sendiri. Banyak lho tempe yang bukan berasal dari kedelai, salah satunya tempe kacang koro. Mereka sudah banyak di Indonesia, namun selama ini, orang-orang hanya mengenal tempe kedelai saja.
ADVERTISEMENT
Menjadi paling menantang dan menarik, adalah ketika membuat si tempe mi instan ini, di mata masyarakat juga pasti seperti itu. Walau begitu, saya lebih menyukai tempe yang sudah tercampur oleh ragam bahan lainnya. Tidak harus satu jenis, melainkan kedelai bisa dicampur edamame, kacang hijau, sampai kacang tanah. Hasil akhirnya bisa melengkapi satu sama lain. Misal, ada protein dari kedelai, rasanya didukung dari kacang ijo atau kacang tanah.
Ibu saya akhir-akhir ini sedang buat eksperimen juga. Yakni mencampur tempe dengan bunga yang bisa dimakan, seperti bunga telang, bagi saya hal tersebut menarik, sama saja seperti membuat suatu kerajinan.
Apakah dengan menggabungkan tempe dengan bahan-bahan lain, menjadi salah satu bentuk Indonesian Tempe Movement untuk meningkatkan popularitas tempe?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kita lebih ke arah bagaimana mempertahankan ketahanan pangan pada tempe. Selain itu, kita punya visi yaitu teknologi fermentasi tempe bisa dimanfaatkan untuk mengolah hasil panen kacang lokal di Indonesia maupun dunia. Sehingga, kacang-kacangan ini dapat diolah ke bentuk yang baru, seperti menyerupai daging.
Terakhir, gerakan apa saja yang sudah Indonesian Tempe Movement lakukan untuk memperkenalkan tempe ke mancanegara?
Untuk ke depannya, saya berpikir jika kita harus mengedukasi anak muda terlebih generasi Z, tentang pandangan mereka terhadap tempe jadi lebih baik. Begitu pondasi atau dasarnya sudah kuat tersebar di Indonesia, kita ekspansi lagi ke dunia luar. Ini supaya pengaruh tempe bisa semakin kuat di level internasional.
Lalu, menjalankan visi seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Coba bayangin, kalau tempe sudah ada di seluruh dunia. Pas kita sedang jalan-jalan atau travelling, nantinya tiap daerah atau tempat punya tempe khasnya masing-masing. Sehingga, banyak orang berkesempatan menemukan makanan baru yang bernutrisi, serta lebih relevan dengan kebutuhan gizi kita.
ADVERTISEMENT
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya