Ini Bedanya Kentang Dieng dan Kentang Biasa

11 Januari 2025 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kentang dieng. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kentang dieng. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indonesia punya banyak dataran tinggi yang tersebar di berbagai wilayah. Kondisi ini membuat beragam jenis sayuran tumbuh subur, salah satunya adalah kentang.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Upland Project, kentang memang cocok dibudidayakan di kebun atau halaman yang memiliki ketinggian antara 1.000-2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), tentunya bercuaca dingin dengan suhu kurang lebih 15-22 derajat celsius.
Salah satu wilayah yang terkenal dengan produksi kentangnya adalah Dieng, Jawa Tengah. Kentang Dieng telah menjadi salah satu komoditas unggulan daerah bersuhu dingin tersebut.
Lantas, apa yang membedakan kentang Dieng dan kentang biasa? Berikut penjelasannya berdasarkan informasi dari laman Instagram Kementerian Pertanian RI.

Asal-usul

Kentang Dieng, seperti namanya, berasal dari dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah. Jenis kentang ini berasal dari varietas lokal. Berbeda dengan kentang biasa, yang varietasnya berasal dari negara-negara Eropa sehingga lebih beragam.
ADVERTISEMENT

Perbedaan Bentuk dan Warna

Kentang Dieng memiliki ukuran kecil dan bentuk bulat, sementara kentang biasa cenderung lebih besar dengan bentuk lonjong. Dari segi warna, kentang Dieng memiliki daging berwarna kuning tua atau oranye dengan kulit cokelat hingga keunguan. Sedangkan kentang biasa memiliki daging berwarna kuning terang dengan kulit berwarna kuning hingga cokelat muda.

Tekstur dan Rasa

Tekstur kentang Dieng lebih lembut, kenyal, dan rasanya cenderung manis. Sebaliknya, kentang biasa memiliki tekstur yang lebih padat, sedikit renyah, dan rasanya tawar.

Kegunaan dan Harga

Kentang Dieng biasanya lebih sering digunakan untuk makanan tradisional, sedangkan kentang biasa lebih sering digunakan untuk masakan internasional. Dari segi harga, kentang Dieng cenderung lebih mahal karena ketersediaannya lebih terbatas, sedangkan kentang biasa lebih terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kentang dieng. Foto: Shutterstock
Selain lezat, kentang juga menyehatkan. Kentang mengandung karbohidrat, protein, serta mineral seperti besi, fosfor, magnesium, natrium, kalsium, dan kalium. Selain itu, kentang juga mengandung sembilan jenis vitamin, terutama vitamin C dan B1. Kandungan lemak pada kentang juga tergolong rendah, hanya sekitar 1,0–1,5 persen.
Tak hanya menjadi sumber karbohidrat yang mengenyangkan, kentang ternyata menyimpan berbagai manfaat kesehatan yang kerap luput dari perhatian. Berikut ini manfaat kentang untuk kesehatan seperti dikutip dari Healthline.

Membantu Mengurangi Penyakit Kronis

Kentang mengandung beragam senyawa antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, dan asam fenolik, yang berperan penting dalam melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Menariknya, jenis kentang berwarna seperti kentang ungu diketahui memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kentang putih. Hal ini membuat kentang ungu menjadi pilihan yang lebih baik untuk mendukung kesehatan tubuh.
Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi manfaat kentang dalam mengurangi risiko penyakit kronis, tetap diperlukan studi lebih lanjut pada manusia untuk memastikan efek positif ini secara menyeluruh.

Mengontrol Gula Darah

Kentang dapat membantu mengontrol gula darah dan mengurangi resistensi insulin. Kentang mengandung pati resisten, yaitu jenis pati yang tidak diserap tubuh tetapi menjadi makanan bagi bakteri baik di usus besar. Pati ini dapat membantu mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan kontrol gula darah.
Cara meningkatkan kandungan pati resisten adalah dengan menyimpan kentang yang sudah direbus di kulkas semalaman dan mengonsumsinya dalam keadaan dingin.
ADVERTISEMENT

Menjaga Kesehatan Usus dan Mengurangi Risiko Gangguan pencernaan

Pati resisten juga bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Pati ini diubah oleh bakteri baik di usus menjadi asam lemak rantai pendek seperti butirat yang dapat mengurangi peradangan, memperkuat dinding usus, dan menurunkan risiko kanker usus besar.
Kentang adalah makanan bebas gluten yang cocok untuk penderita celiac atau intoleransi gluten. Namun, pastikan membaca bahan tambahan pada olahan kentang seperti roti kentang atau gratin, karena beberapa resep dapat mengandung gluten.