news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jangan Sampai Salah Olah, Ini 5 Makanan yang Mengandung Sianida Alami

23 April 2020 17:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Singkong Foto: Luis Echeverri Urrea/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Singkong Foto: Luis Echeverri Urrea/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sianida dikenal sebagai zat beracun yang berpotensi mematikan bila dikonsumsi sebanyak 50-200 miligram. Paparan sianida dalam jumlah kecil pun sudah bisa menyebabkan gangguan dan menghambat sel-sel dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Nah ternyata, ada beberapa bahan makanan yang mengandung sianida alami. Diperlukan pengolahan yang tepat, untuk mengurangi kadar sianida di dalamnya dan membuat makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Kira-kira, makanan apa saja, ya, yang mengandung sianida? Simak ulasannya berikut ini:

1. Singkong

Singkong Foto: Wikimedia commons
Kerap dijadikan sebagai makanan pokok karena kandungan karbohidratnya, singkong ternyata mengandung komponen sianida yang bisa beracun bagi tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University yang dipublikasikan dalam jurnal Planta pada tahun 2003 menunjukkan, akar dan daun singkong mengandung komponen yang bisa memicu produksi sianida saat dikonsumsi.
Selain itu, singkong mentah mengandung cyanogen yang berpotensi beracun, bernama linamarin. Tapi, tenang saja, saat singkong sudah dikupas dan dimasak, kompenen racun tersebut akan hilang, sehingga membuatnya aman dikonsumsi.
ADVERTISEMENT

2. Enbal

Bahan-bahan segar dari Kepulauan Kei Foto: Safira Maharani/ kumparan
Enbal merupakan makanan yang banyak ditemui di daerah Maluku, khususnya di Pulau Kei. Bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan dan dipadu padankan dengan aneka lauk, enbal dikonsumsi sebagai menu makanan pokok penduduk Pulau Kei.
Sejatinya, enbal terbuat dari sejenis singkong karet yang punya cita rasa pahit, dan kadar sianida paling tinggi dibandingkan umbi lainnya.
Untuk menghilangkan racunnya, pengolahan enbal dilakukan dengan cara mengeluarkan airnya, lalu mengeringkannya. Setelah itu, difermentasi selama 8-24 jam, sebelum diolah lagi jadi hidangan.

3. Rebung

Rebung Foto: Shutter Stock
Tunas bambu ini biasa dijadikan sebagai campuran hidangan, seperti isian lumpia, atau ditumis dengan sayuran lainnya. Komponen antikanker dalam rebung dapat membantu mencegah kanker, serta penyakit lainnya yang disebabkan oleh radikal bebas.
ADVERTISEMENT
Namun, sayuran ini tak direkomendasikan untuk disantap mentah karena mengandung sianida. Kadar asam sianida yang tinggi pada rebung ditandai dengan cita rasa yang pahit. Selain itu, semakin tua usia rebung, semakin tinggi pula kadar sianidanya.
Komponen beracun tersebut bisa dihilangkan dengan cara merebus rebung selama beberapa menit, atau merendamnya dengan air semalaman.

4. Keluak

Ilustrasi keluak Foto: dok.shutterstock
Di balik warnanya yang hitam legam, keluak mampu menghasilkan cita rasa gurih nan sedap pada masakan. Rempah-rempah tersebut bahkan menjadi bumbu wajib dalam masakan rawon.
Meski bisa menciptakan rasa nan nikmat, keluak bisa menyebabkan kematian kalau tak diolah dengan benar. Ahli kimia pangan Harry Nazaruddin dalam Instagram Live pakar kuliner William Wongso, Senin (20/4), menjelaskan bahwa sejatinya semua bagian dalam pohon keluak mengandung sianida.
ADVERTISEMENT
Konsentrasi sianida paling tinggi terdapat pada bijinya yang biasa kita jadikan bumbu masakan. Untuk menghilangkannya, keluak perlu direbus, atau difermentasikan terlebih dahulu.
Setelah melalui proses fermentasi dengan cara dijemur atau dipendam dalam tanah, warna biji keluak yang semula putih akan menghitam. Hal ini menandakan, kalau racunnya sudah berkurang, dan aman untuk dikonsumsi.

5. Biji ceri

Ilustrasi Buah Ceri Foto: Pixabay
Tahukah kamu, meski berukuran mungil, biji pada buah ceri bisa berbahaya bagi tubuh karena beracun. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan National Capital Poison Center tahun 2014, biji ceri mengandung senyawa bernama amygdalin yang bisa berubah menjadi hidrogen sianida.
Hidrogen sianida ini bisa menyebabkan mual, sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga sesak napas. Namun, selama biji tersebut tak dibuka atau tergigit, kita akan terhindar dan aman dari senyawa beracun di dalamnya.
ADVERTISEMENT