Jarang Diketahui, 5 Kuliner Khas Idul Fitri Ini Memiliki Makna Saling Memaafkan

11 Mei 2021 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ketupat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ketupat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Hari raya Idul Fitri sudah di depan mata. Momen yang dirayakan hanya sekali dalam setahun ini, sudah pasti menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu. Apalagi, di momen ini menjadi waktu tepat untuk saling menebarkan kebaikan, termasuk mengutarakan permohonan maaf.
ADVERTISEMENT
Nah, berhubungan dengan kegiatan hari nan suci tersebut. Tentunya, di tengah-tengah proses menjalin silaturahmi, kita juga kerap menyajikan makanan lezat yang khas. Ternyata, tanpa kamu sadari, sejumlah makanan khas Lebaran tersebut memiliki makna mendalam di balik kelezatannya.
Mengutip berbagai sumber, ada lima menu utama yang mengandung filosofis atau makna saling memaafkan. Melalui hidangan tersebut, sejatinya kita sudah diingatkan untuk selalu mengakui kesalahan, berbuat baik, juga memohon maaf atas perilaku yang buruk. Nah, kira-kira apa saja, ya ketujuh kuliner khas itu? Yu, simak selengkapnya dalam artikel ini.

1. Ketupat

Ketupat jadi hidangan wajib saat Lebaran. Foto: Shutterstock
Salah satu menu primadona saat Lebaran adalah ketupat. Makanan ini bagaikan sajian wajib yang belum lengkap rasanya perayaan Idul Fitri tanpa kehadiran ketupat. Tahukah kamu? Wujud ketupat yang sangat khas, rupanya mempunyai makna tersendiri, lho.
ADVERTISEMENT
Makanan berbahan dasar nasi atau ketan ini, pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat di Jawa. Ketupat atau kupat merupakan kependekan dari 'ngaku lepat' dan 'laku papat'. Ngaku lepat diartikan sebagai simbol pengakuan kesalahan; serta kupat menjadi pengingat agar seseorang bisa mengakui dosa-dosanya.
Sementara, laku papat terdiri dari empat tindakan; yaitu lebaran, luberan, leburan, serta laburan. Keempat tindakan tersebut memiliki makna yang berarti ibadah puasa telah selesai (lebaran), pahala melimpah (luberan), dosa-dosa yang telah lebur (leburan), serta kembalinya hati dan jiwa yang bersih putih (laburan).
Terlebih, balutan anyaman berwarna hijau tersebut merupakan gambaran hidup setiap orang. Tidak ada kehidupan yang berjalan baik-baik saja, semua pasti menyelami permasalahannya. Meskipun begitu, anyaman ketupat yang tak boleh terputus, menjadi simbol tali silaturahmi yang juga harus terjalin.
ADVERTISEMENT

2. Santan

Opor Ayam Foto: kumparan
Bahan masakan utama yang sudah pasti ada dalam menu hari raya adalah santan. Selain memberikan rasa gurih dan creamy, pada opor ayam misalnya, siapa yang akan menyangka kalau antan memiliki filosofi begitu mulia.
Bagi masyarakat Jawa, santan sering dikenal dengan makna 'ingkang salah nyuwun pangapunten'. Dalam arti lain, yang salah meminta maaf atau bisa juga saling memaafkan. Nah, menyajikan santan di hari kemenangan ini sangat pas untuk menggambarkan permintaan maaf.

3. Ketan

Ilustrasi Ketan. Foto: Shutter Stock
Ketan juga kerap dipilih sebagai pengganti ketupat saat Idul Fitri. Tapi, tak jarang juga ketan menjadi kudapan manis pencuci mulut usai menikmati ketupat. Misalnya saja bubur ketan hingga es tape ketan nan menyegarkan.
Untuk kamu yang belum tahu, ketan ternyata dianggap sebagai simbol baik, lho. Terutama di tanah Jawa. Masyarakat setempat memaknai ketan dengan sebutan 'ngraketake ikatan', atau merekatkan ikatan. Menyediakan ketan saat Lebaran, kerap menjadi sebuah harapan untuk terus mempererat ikatan silaturahmi.
ADVERTISEMENT

4. Lepet

Ilustrasi ketupat, lontong, dan lepet Foto: dok.Shutterstock
Lepet umumnya menjadi camilan populer di pulau Jawa kala Idul Fitri tiba. Kudapan gurih ini merupakan sajian praktis untuk disantap kapanpun. Menariknya, nama lepet diambil dari kata ‘disilep sing rapet’ yang artinya disimpan dengan rapat. Ini bertujuan agar kita tak mengumbar kesalahan atau aib orang lain dan bisa memaafkan kesalahan masing-masing.

5. Apem

Kue apem di 'Fesival Ramadhan' di Surabaya. Foto: Moch Asim/Antara
Kue apem sejatinya merupakan jajanan tradisional yang diadaptasi dari makanan khas India. Dalam bahasa arab, apem disebut afwun artinya maaf. Oleh karenanya, kue ini sering disimbolkan sebagai bentuk permintaan maaf antar sesama umat Muslim.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya