Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Jerman Larang Penjualan Cokelat Dubai yang Bukan Berasal dari Negara Aslinya
17 Januari 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Demam cokelat Dubai ternyata membawa dampak yang kurang baik bagi negara Jerman. Maka itu, Jerman kini telah melarang supermarket di negaranya untuk menjual cokelat Dubai yang bukan berasal dari negara aslinya.
ADVERTISEMENT
Pengadilan di kota Cologne bagian barat memutuskan bahwa supermarket Aldi tidak dapat lagi menjual Alyan Dubai Handmade Chocolate yang berasal dari Turki.
Mengutip DW, Aldi membantah dengan berargumen bahwa produk tersebut sudah menjelaskan pada bagian belakang labelnya mengenai asal-usul makanan manis itu.
Namun, tetap saja pengadilan Cologne menganggap hal itu tidak cukup. Penulisan "Dubai" pada nama merek cokelat buatan Turki itu dinilai pihak pengadilan akan menipu konsumen dengan menganggap produk tersebut adalah produksi Dubai yang diimpor ke Jerman.
Kasus serupa sebelumnya pernah diajukan oleh importir permen Jerman Andreas Wilmers, yang menjual cokelat Dubai asli dengan merek Fix Dessert Chocolatier. Diketahui, cokelat Dubai buatan Fix Dessert Chocolatier memang menjadi merek yang pertama kali memviralkan makanan tersebut.
Lebih lanjut, pada Desember, Wilmers mengajukan keluhannya terhadap Aldi yang menjual cokelat Dubai bukan berasal dari negara aslinya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Wilmers juga mengandukan keberatannya terhadap merek Lidl, dan produsen cokelat Swiss "Lindt" yang turut menjual produk dengan embel-embel nama "cokelat Dubai". Kasus pengaduan ini pun masih berlangsung hingga sekarang.
Pihak Lidl sendiri berpendapat bahwa istilah "cokelat Dubai" hanya merujuk pada jenis cokelat dengan isian krim pistachio dan kunafah atau kadayif. Lidl menganggap hal ini bukan perkara cokelat tersebut harus khusus dari Dubai.
Sementara, Asosiasi Industri Permen Jerman (BDSI) juga sependapat dengan Lidl, bahwa "cokelat Dubai" dapat diproduksi di mana saja di dunia.
Namun, tetap saja, hingga saat ini pengadilan Cologne masih belum sepakat mengenai perkara pelabelan "cokelat Dubai" itu. Untuk menyelesaikan kasus ini pihak Aldi masih bisa mengajukan banding. Jika berhasil, maka supermarket itu bisa lagi menjual cokelat Dubai yang bukan berasal dari negara aslinya.
ADVERTISEMENT
Bukan kasus cokelat Dubai pertama di Jerman
Ya, masalah terkait cokelat Dubai di Jerman ini bukan yang kali pertama terjadi. Dilaporkan pada awal Januari lalu (8/1), Bea Cukai Jerman telah menyita 90 kilogram cokelat Dubai yang dibawa oleh seorang perempuan berusia 33 tahun.
Perempuan itu diketahui tidak melaporkan 460 batang cokelat Dubai yang dibawanya begitu tiba di bandara Hamburg. Dia membawa cokelat tersebut menggunakan tiga koper.
Ia mengatakan kepada petugas bahwa ia telah membayar 4,60 Euro (Rp 77 ribu) untuk setiap batangnya, menurut juru bicara bea cukai Jerman. Akibatnya, cokelat Dubai yang telah dibawa perempuan itu dimusnahkan.
"Selain potensi penghindaran pajak atas bea masuk impor yang digelapkan lebih dari 330 Euro, bea cukai dalam kasus ini terutama berfokus pada perlindungan kesehatan warga Jerman," pungkas pihak Bea Cukai Jerman dalam sebuah pernyataan resminya, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau menurut kamu, bagaimana kasus mengenai cokelat viral satu ini?