Jokowi Resmikan Proyek eFeeder Budidaya Ikan Nila di Karawang Seluas 70 Hektare

10 Mei 2024 10:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo beserta jajaran meninjau langsung lokasi budidaya ikan nila salin yang menggunakan eFeeder buatan eFishery sebagai alat pemberi makan otomatis untuk ikan nila salin Foto: Dok. Biro Pers Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo beserta jajaran meninjau langsung lokasi budidaya ikan nila salin yang menggunakan eFeeder buatan eFishery sebagai alat pemberi makan otomatis untuk ikan nila salin Foto: Dok. Biro Pers Setpres
ADVERTISEMENT
eFishery berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menyediakan eFeeder di Proyek Budidaya Ikan Nila Salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. Proyek ini diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada Rabu (8/5).
ADVERTISEMENT
Proyek seluas lebih dari 70 hektare dengan 422 aktif eFeeder yang tersebar dalam 4 klaster (A,B,C, dan D). eFeeder merupakan teknologi pemberi pakan otomatis untuk ikan yang berfokus pada efisiensi pakan dan pengurangan limbah yang diciptakan oleh eFishery.
Proyek Budidaya Ikan Nila Salin ini merupakan rangkaian pelaksanaan Program Ekonomi Biru KKP yang telah menetapkan program-program prioritas, salah satunya adalah pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir, dan darat yang berkelanjutan.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negara, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan pembudidaya, dan mendukung program ketahanan pangan nasional.
eFeeder, alat pemberi makan ikan dan udang otomatis yang diciptakan eFishery sebagai penunjang keberlanjutan budidaya ikan nila salin Foto: Dok. Biro Pers Setpres
"Ada 78.000 hektare tambak udang yang telah lama kosong, dari Serang sampai Banyuwangi. Tambak udang sudah tidak mungkin lagi, dan yang paling mungkin sekarang ini adalah ikan nila, tambak ikan nila yang memiliki demand pasar yang sangat besar sekali. Tahun 2024 saja 14,4 miliar US Dolar. Oleh karena itu, besarnya permintaan ini harus kita manfaatkan. Hal ini akan dapat membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar sekali," ujar Jokowi, dikutip dari siaran resmi yang kumparanFOOD terima, Kamis (9/5).
ADVERTISEMENT
Sementara Muhammad Chairil, VP of Public Affair eFishery menambahkan, "sejak 2023, eFishery berkolaborasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mendukung keberlanjutan Proyek Budidaya Ikan Nila Salin dengan teknologi eFeeder kami. Kami melihat peluang untuk mengangkat sektor ini ke tingkat yang lebih tinggi untuk meningkatkan produksi lokal dan ekspor serta permasalahan pangan."
(Kiri - kanan) Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan RI bersama Muhammad Chairil, VP of Public Affair eFishery dalam acara peresmian Modeling Kawasan Tambak Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang, Jawa Barat Foto: Dok. Biro Pers Setpres
Diklaim, eFeeder mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari, serta meningkatkan efisiensi pakan hingga 30 persen dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 25 persen. Berdasarkan riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2022, dari segi produktivitas, eFeeder, membantu meningkatkan Food Conversion Ratio (FCR), yaitu perbandingan antara makanan yang diberikan dengan selisih berat benih dan ikan yang dipanen untuk menunjukkan salah satu ukuran efisiensi produksi.
ADVERTISEMENT
Pembudidaya yang menggunakan teknologi ini memperoleh hasil FCR antara 0,85 sampai 1,34, dengan rata-rata 1,09. Hal ini berarti setiap tambahan pakan ikan 1 kilogram akan menghasilkan penambahan berat ikan sampai dengan 1,2 kilogram.