Kakak Beradik Ini Sukses Bisnis Rumah Makan Padang, Kini Punya 70 Karyawan

24 Agustus 2022 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amin (kanan) bersama dengan salah satu karyawan RM Karya Minang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Amin (kanan) bersama dengan salah satu karyawan RM Karya Minang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menjalankan usaha rumah makan terutama saat pandemi bukanlah hal yang mudah. Namun masalah tersebut dapat diatasi oleh kakak beradik pemilik usaha rumah makan Padang ini. Mereka dapat bertahan di tengah kenaikan harga bahan baku.
ADVERTISEMENT
Nasi Padang terkenal dengan rasanya yang nikmat dan porsi yang melimpah. Hidangan ini menjadi menu favorit sebagian besar masyarakat Indonesia hingga masyarakat dunia. Terbukti dengan menjamurnya rumah makan khas Padang yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Sama seperti banyak usaha lainnya yang mengalami pasang surut akibat adanya pandemi COVID-19, rumah makan Padang juga mengalami hal serupa. Terlebih saat harga kebutuhan pokok melonjak. Para pelaku bisnis kuliner ini harus pintar-pintar menyusun strategi dalam menghadapi tantangan.
Hal tersebut seperti yang dihadapi oleh kakak beradik, Aminoto dan Budi Handoko merupakan perantau dari Kebumen, Jawa Tengah yang mendirikan usaha kuliner masakan Padang di Jakarta.
Sajian menu RM Karya Minang. Foto: Dok. Istimewa
Kisah sukses ini berawal dari Amin yang membuka usaha Rumah Makan (RM) Karya Minang pada tahun 2014 di Serpong Garden, Tangerang. Keberhasilan Amin ini mendorong dirinya membuka cabang di daerah baru seperti Bale Tirtawana dan Karawaci.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sang adik Handoko yang kebetulan pernah bekerja di rumah makan Padang pun turut bergabung dalam usaha ini. Meskipun mereka bukan berasal dari Minang, rumah makan ini sukses bersaing dalam bisnis rumah makan Padang. Hal itu dibuktikan dengan kini mereka telah memiliki 70 orang karyawan di 6 cabang.
Tentunya kesuksesan ini menjadi buah dari hasil kerja keras kakak beradik tersebut. Mereka bertekad untuk menciptakan cita rasa masakan Padang yang dapat diterima oleh masyarakat Jabodetabek. Meskipun demikian, usaha ini juga pernah mengalami tantangan terutama saat transisi pandemi, di mana harga bahan baku yang mengalami lonjakan.
“Selama beberapa bulan terakhir, harga bahan baku di pasar terus melonjak. Meskipun harga bahan baku naik, kami tidak bisa serta merta menaikkan harga jual karena daya beli masyarakat juga masih lemah akibat pandemi. Akhirnya, kami harus mencoba memutar otak agar kami dapat tetap menjaga kualitas rasa dan pelayanan kami, walaupun tanpa adanya kenaikan harga jual,” jelas Amin yang dikutip dari rilis ShopeeFood yang kumparan terima, Rabu (24/8).
RM Karya Minang memaksimalkan strategi penjualan mereka di ShopeeFood. Foto: Dok. Istimewa
Meskipun demikian, Amin dan Handoko terus melakukan berbagai macam strategi untuk mempertahankan pelanggannya. Berikut ini upaya yang dilakukan kakak beradik ini dalam menghadapi lonjakan harga bahan baku. Yuk, simak selengkapnya!
ADVERTISEMENT

1. Konsisten menjaga kualitas

Bagi RM Karya Minang, kualitas adalah hal yang terpenting dalam menjalankan usaha. Mereka lebih mengutamakan kualitas makanan yang disajikan kepada pelanggan daripada untung yang besar. Dengan menjaga kualitas, maka mereka percaya akan menjaga loyalitas dari konsumen.

2. Jeli dalam perhitungan

Di tengah kenaikan harga bahan baku, rumah makan ini terus berusaha jeli dalam melakukan perhitungan produksi. Sebisa mungkin mereka menyediakan stok secukupnya dan menekan jumlah produksi.

3. Memanfaatkan promo

Meskipun harga mengalami kenaikan, pemilik rumah makan ini selalu berusaha untuk memaksimalkan strategi penjualan. Salah satunya, adalah dengan memanfaatkan promo dari aplikasi belanja online. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli makanan mereka.
Kegigihan, kerja keras, serta pandai membaca peluang memang perlu dilakukan dalam menjalankan suatu usaha. Kisah inspiratif kakak beradik ini yang dapat mempertahankan usahanya akibat kenaikan bahan baku bisa dicontoh oleh para pelaku usaha lainnya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Monika Febriana