Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tidak lengkap rasanya makan siang atau malam tanpa nasi dalam piring kita. Sebagai sumber karbohidrat, kita membutuhkan energi dari nasi —tentunya dengan tambahan lauk pauk, sayuran, dan daging agar gizinya seimbang. Tetapi, pernahkah kamu dihadapkan dengan pilihan jenis nasi putih atau nasi merah?
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, kedua jenis makanan pokok ini memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan yang berbeda. Jadi, tidak ada salahnya mencari dan memilih salah satu beras yang terbaik untuk tubuh kita. Entah dengan tujuan menurunkan berat badan, memiliki masalah kesehatan, atau membutuhkan gizi tertentu —nasi mungkin bisa menjadi jawabannya.
Mengutip Medical News Today, Departemen Pertanian Nasional Amerika Serikat (USDA) mengungkapkan secangkir nasi putih berbiji sedang, yang sudah dimasak dan diperkaya seberat 186 gram (3-4 centong nasi) mengandung 242 kalori. Tidak hanya itu, nasi putih mampu memenuhi kebutuhan gizi; dengan menyediakan 4,43 gram protein, 0,39 gram lemak, 53,2 gram karbohidrat, dan 0,56 gram serat.
Nasi putih juga mengandung berbagai macam vitamin dan mineral —termasuk folat. Tidak jauh berbeda, kandungan gizi nasi merah tidak kalah sehat, lho! Secangkir nasi merah berbiji panjang matang dengan berat 202 gram (4-5 centong) menyediakan 248 kalori; dengan kandungan 5,54 gram protein, 1,96 gram lemak, 51,7 gram karbohidrat, dan 3,23 gram serat.
Nasi merah juga mengandung folat, zat besi, vitamin, dan mineral lainnya. Jika dibandingkan, maka nasi merah lebih rendah kalori dan kaya serat daripada nasi putih. Meski begitu, keduanya masih dapat dinikmati saat makan berat —tidak lebih dari rekomendasi kalori harian. Umumnya, laki-laki dewasa membutuhkan 2.000-3.000 kalori per hari dan perempuan membutuhkan sekitar 1.600-2.400 —untuk menjaga berat badan.
ADVERTISEMENT
Namun, Departemen Kesehatan AS mengungkapkan kalau jumlah keperluan asupan kalori setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia dan tingkat aktivitas. Jadi dapat disimpulkan kalau 240-an kalori dari nasi putih atau merah masih dalam ambang batas konsumsi kalori normal.
Nasi putih atau merah, mana yang lebih sehat?
Saat bicara mana yang lebih sehat, setiap orang pasti punya kebutuhan yang berbeda. Perlu kamu ketahui, nasi putih adalah beras merah yang sudah dihilangkan dedak dan kumannya —keduanya mengandung nutrisi yang berharga. Akibatnya, nasi putih cenderung kekurangan beberapa antioksidan, vitamin B, mineral, lemak, serat, dan sedikit protein.
Beberapa produsen beras putih mencoba memperbaiki itu, dengan memperkaya varietas berasnya untuk menggantikan nutrisi yang hilang selama pemrosesan. Di Amerika Serikat, mereka menambahkan vitamin B (tiamin, niacin, dan asam folat) serta zat besi. Meski begitu, keduanya masih dapat dikonsumsi dan secara alami bebas gluten. Atau, kamu juga bisa memilih beras putih yang diproses secara organik.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang, seperti pasien dengan penyakit ginjal, perlu membatasi kandungan fosfor dan kalium dalam makanannya. Maka dari itu, nasi putih mungkin lebih baik daripada nasi merah. Orang yang direkomendasikan dokter untuk menjalani diet rendah serat (biasanya mengalami diare, penyakit radang usus, penyumbatan akibat kanker kolorektal), juga disarankan mengonsumsi nasi putih yang mengandung lebih sedikit serat.
Sedangkan, beras merah mengandung lebih banyak serat daripada beras putih, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk diet tinggi serat. The American Heart Association (AHA) menyarankan memilih makanan utuh daripada makanan olahan seperti nasi putih; untuk mengurangi risiko kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, stroke, obesitas, penyakit jantung, dan sembelit.
Nah, jadi baik nasi putih maupun merah sejatinya memiliki manfaat kesehatan masing-masing, tinggal bagaimana kebutuhan dari tubuhmu sendiri. Untuk memastikan pilihan jenis nasi yang kamu konsumsi tepat, cobalah konsultasikan ke ahli gizi atau dokter pribadi, ya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi
Live Update