Kangen Lomba Makan Kerupuk Saat 17-an? Ternyata Begini Maknanya

17 Agustus 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak keturunan etnis Tionghoa mengikuti lomba makan kerupuk Foto: Kemal Jufri/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak keturunan etnis Tionghoa mengikuti lomba makan kerupuk Foto: Kemal Jufri/AFP
ADVERTISEMENT
Apa yang terlintas di benakmu saat mengingat lomba 17-an yang biasa diadakan saat perayaan Hari Kemerdekaan RI? Ya, lomba makan kerupuk mungkin salah satu yang langsung kamu ingat.
ADVERTISEMENT
Lomba makan satu ini memang menjadi kompetisi paling favorit. Bahkan keseruannya membuat banyak orang menanti-nanti dan rindu pengin mengikutinya lagi. Sayangnya, pandemi saat ini membatasi ruang gerak kita ketika di luar, sehingga lomba tersebut tak bisa lagi diadakan.
Nah, bagi kamu yang biasa ikutan lomba makan kerupuk saat perayaan 17 Agustus, tahukah kamu? Bahwa di balik perlombaan tersebut tersimpan makna yang cukup mendalam, lho.
Ternyata, lomba makan kerupuk bukanlah suatu kegiatan yang muncul tanpa sebab. Di balik keseruan dan kehebohannya, rupanya lomba makan kerupuk dimaknai sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia selama masa penjajahan.
Lomba makan kerupuk Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dahulu, rakyat Indonesia hidup di bawah bayang-bayang para penjajah yang menyiksa mereka. Lomba makan kerupuk ini menjadi gambaran betapa sulitnya rakyat yang berusaha melawan penjajah. Perjuangan mereka kemudian membawanya ke titik kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya soal pengorbanan dan perang melawan penjajah. Namun, dulu kala mereka juga mengalami krisis pangan. Di mana mereka harus berjuang mencari cara guna melalui krisis satu ini. Saat itu, kerupuk muncul sebagai makanan utama dan bahan pangan andalan bagi masyarakat Indonesia.
Camilan tersebut lalu sering dikonsumsi sebagai makanan pengganjal perut. Kadang kala, kerupuk dimakan sebagai lauk utama bersama nasi putih. Ini karena harganya yang murah, sekaligus mudah didapatkan. Sehingga, orang-orang menyetok kerupuk guna bertahan hidup selama masa penjajahan.
Seorang anak mengikuti perlombaan makan kerupuk dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dalam lomba kerupuk, sebisa mungkin peserta diminta untuk menghabiskan kerupuk. Cara makan yang digantung ini memang membuat makan kerupuk jadi kian sulit.
Kendati, hal ini menunjukkan makna perjuangan serta pantang menyerah mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, seperti apa yang dilakukan oleh para pahlawan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, antusiasme warga yang pengin mengikuti perlombaan ini, ternyata juga memiliki arti semangat dan sifat pantang mundur para rakyat meski saat itu berada di masa-masa sulit sekalipun.
Sejumlah anak ikuti perlombaan makan kerupuk dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia ke 73 di Tangerang Selatan, Minggu (12/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tak lupa, di tiap perjuangan tentu selalu ada rasa terima kasih yang dihaturkan untuk menghargai perjuangan tersebut. Maka dari itu, lomba kerupuk juga berarti ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada para pejuang Indonesia. Adanya lomba ini pun bisa dibilang sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan yang begitu ikonik.
Hmm, sayangnya, pandemi kini menghentikan sejenak perlombaan yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat itu. Semoga saja, makna menghargai dan mengingat daya juang leluhur selalu tertanam dalam diri masyarakat Indonesia, meski tak bisa lagi dirayakan dengan mengikuti lomba makan kerupuk seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya