Katering Penerbangan Ini Masak 50.000 Porsi Sehari untuk Singapore Airlines

3 Maret 2023 14:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Singapore Airlines di bandara Changi Singapura. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Singapore Airlines di bandara Changi Singapura. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
In-flight meals atau layanan makanan pada penerbangan adalah salah satu fasilitas yang kamu dapatkan saat naik pesawat. Menu yang disajikan pun biasanya berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Di Singapore Airlines misalnya, laksa hingga mi siam adalah salah satu makanan yang mungkin bisa saja kamu dapatkan di pesawat. Namun enggak hanya itu saja, di kelas bisnis ataupun first class kamu akan dapat menu yang berbeda.
Singapore Airlines Ubah Pesawat A380 Jadi Restoran Mewah. Foto: AFP/Roslan Rahman
Bicara soal makanan di pesawat, pernahkah terlintas di benakmu bagaimana caranya pihak maskapai menyiapkan makanan bagi seluruh penumpang? Baru-baru ini penampakan ngebulnya dapur Singapore Airlines berhasil terungkap.
Saking ngebul-nya mereka diketahui memasak 50.000 porsi setiap hari. Bekerja sama dengan SATS, perusahaan ini telah membuat makanan penumpang selama lebih dari 60 tahun untuk Bandara Changi maupun maskapai Singapore Airlines.
Menurut Global Food & Beverage Director Singapore Airlines, Antony McNeil, Singapore Airlines setidaknya menghabiskan sekitar 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 7,6 miliar setiap tahunnya untuk urusan makanan penumpang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, mereka juga menghabiskan satu juta pound atau setara 453 kilogram nasi setiap tahunnya.
"Kami membuat 50 ribu porsi makanan setiap hari sebelum dibawa ke pesawat," kata dia dalam wawancaranya dengan Insider.
Singapore Airlines Ubah Pesawat A380 Jadi Restoran Mewah. Foto: AFP/Roslan Rahman
Dalam videonya, Antony juga membeberkan bagaimana proses pembuatan makanan di Singapore Airlines sebelum pesawat mengudara. Menariknya, setiap pesawat memiliki menu yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya.
Jika terbang ke Singapura, maka penumpang biasanya akan ditawari dengan menu nasi ayam atau sup. Apabila, pesawat tersebut mengudara ke arah New York, penumpang biasanya akan mendapatkan menu yang ke arah western alias daging-dagingan seperti smoke child salad.
"Dan tentunya makanan tersebut juga tergantung di mana kamu duduk di pesawat," lanjut Antony.
ADVERTISEMENT
Saat kamu duduk di kelas first class suites, kamu biasanya akan ditawari menu caviar atau lobster thermidor atau tenderloin (beef steak). Sedangkan, saat berada di kelas premium ekonomi penumpang akan mendapat menu seperti Nasu Kerabu.
Tak sampai di situ, untuk membuat menu baru, Anthony mengaku itu membutuhkan waktu 9 sampai 12 bulan.
Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana caranya mereka menyiapkan makanan di pesawat sebanyak itu dengan waktu yang terbilang cukup singkat?

Proses Pembuatan Makanan di Singapore Airlines

Sebelum memasak para koki atau juru masak akan mencuci tangan dan masuk ke dalam ruangan kontaminasi untuk membersihkan debu dan lain sebagainya. Setidaknya, ada 1.000 pekerja meng-handle makanan sebelum keberangkatan.
Chief Operating Officer of Food Solutions SATS, Goh Siang Han, menjelaskan bahwa mereka harus memberlakukan jam ala militer.
ADVERTISEMENT
"Biasanya mereka akan memasak 24 jam atau minimal 16 jam sebelum keberangkatan," kata Goh.
Sementara itu, Anthony menjelaskan bahwa mereka juga akan membagi proses pembuatan makanan yang dimasak. Sebagai contoh, menu yang akan disajikan di kelas ekonomi akan dimasak di dapur khusus kelas ekonomi, begitu pun dengan bisnis, dan first class.
Singapore Airlines Ubah Pesawat A380 Jadi Restoran Mewah. Foto: AFP/Roslan Rahman
Meski demikian, para juru masak tak perlu memasak secara manual sepenuhnya karena sudah dibantu dengan teknologi mesin.
"Kami akan memasak dengan waktu yang sesingkat mungkin namun dengan standar yang sudah ada," kata dia.
Sebagai contoh, untuk memasak 6-7 ribu telur, para chef akan melakukannya di atas kompor yang berputar.
"Kami minimal memproduksi enam sampai 7 ribu omelette setiap harinya. Omellete biasanya dimasak di dapur untuk kelas ekonomi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, agar sesuai dengan standar yang dimiliki Singapore Airlines, mereka juga akan menaruh sebuah label pada setiap tray makanan yang telah dibuat. Tujuannya, agar mereka bisa memantau bila sewaktu-waktu ada makanan yang ternyata menimbulkan masalah bagi penumpang.
Untuk menjaga makanan agar tetap enak saat di pesawat, Anthony mengatakan bahwa pihaknya memiliki ruangan khusus yang berguna untuk mencicipi makanan yang sudah dibuat. Sebab, menurut sebuah penelitian, makanan yang disajikan di pesawat bisa berkurang rasanya saat berada tengah mengudara.
Namun berkat kecanggihan tersebut Singapore Airlines bisa mempertahankan cita rasa yang ditawarkan. Tak hanya itu, menurutnya teknologi pada pesawat yang sudah lebih canggih membuat rasa makanan di pesawat bisa tetap enak.
Meski demikian, agar makanan tetap terjaga mereka biasanya harus memastikan makanan yang sudah dibuat bisa berpindah ke pesawat secepat mungkin. Caranya adalah, biasanya mereka akan membuat makanan untuk pesawat yang jarak terbangnya lebih awal.
ADVERTISEMENT
Goh juga bilang kalau ada beberapa menu yang tidak bisa disajikan di pesawat
"Kami tidak menyajikan menu seperti gorengan, chicken wings atau ikan tertentu," katanya.
Jika makanan sudah lebih dari 72 jam, maka sudah tidak layak dan tidak sesuai dengan standar keamanan makanan Singapore Airlines.