Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketika kita sedang mengalami suasana hati yang buruk, biasanya yang pertama kali dicari adalah makanan manis. Kue, es krim, minuman manis, cokelat, permen, atau makanan bercita rasa manis lainnya memang kerap dianggap mampu mengobati suasana hati.
Usai menyantap makanan manis, mood rasanya jadi meningkat kembali.
Meski anggapan tersebut sudah lama dipercaya banyak orang, namun konsumsi makanan manis yang berlebihan justru punya efek sebaliknya, lho. Asupan gula yang berlebihan rupanya bisa membuat kita mengalami depresi.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam Scientific Report tahun 2017, ditemukan bahwa kadar gula yang berlebihan akan memicu ketidakseimbangan pada senyawa otak tertentu. Akibatnya, bisa meningkatkan peluang timbulnya gangguan mental seperti depresi dan sindrom kecemasan.
Penelitian ini melacak pola makan dan kondisi kesehatan dari delapan ribu orang selama 22 tahun. Salah satu temuannya menunjukkan, laki-laki yang mengonsumsi gula sebanyak 67 gram, 23 persen lebih mungkin didiagnosa mengalami depresi dalam kurun waktu lima tahun setelahnya.
ADVERTISEMENT
Mengapa bisa demikian?
Dilansir Chatelaine, sel otak kita membutuhkan energi dua kali lipat lebih banyak ketimbang sel di bagian tubuh lainnya. Akibatnya, kepala kita akan jadi sangat sensitif terhadap perubahan tingkat gula darah.
Tubuh juga akan mengeluarkan endorfin seperti dopamin dan serotonin ketika kelebihan asupan gula. Pada awalnya, kita akan merasa lebih senang, dan bahkan lebih tenang.
Namun, reseptor tubuh akan memperlampat produksi hormon untuk mengatur senyawa endorfin sebelumnya. Imbasnya, suasana hari akan menurun dan menimbulkan depresi. Siklus ini akan terus berulang selama kita masih menambah asupan gula terus menerus.
Pada penelitian lainnya yang berjudul Intense Sweetness Surpasses Cocaine Reward menemukan, konsumsi gula berlebih akan menyebabkan efek ketagihan seperti yang dihasilkan oleh kokain. Nah, dampak kecanduan ini sering dikaitkan dengan peningkatan gangguan suasana hati.
Pada dasarnya, otak memang membutuhkan gula untuk berfungsi. Energi ini diambil dari glukosa, ‘bahan bakar’ utama otak. Jadi, gula bukanlah musuh bagi tubuh, tapi yang berbahaya adalah jumlah konsumsinya yang berlebih.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat juga, konsumsi gula yang terlalu banyak kerap menjadi penyebab berbagai gangguan kesehatan, mulai dari obesitas hingga diabetes.