Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kembalikan Kejayaan Kakao Pinrang, Petani Didukung Cocoa Life dan Pemkab
21 September 2022 7:42 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pembudidayaan kakao atau cocoa terpusat di beberapa titik wilayah Indonesia. Sebut saja salah satunya kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Pada tahun 1990 hingga 2000-an wilayah yang terletak 185 kilometer dari Makassar tersebut mengalami masa kejayaan sebagai salah satu wilayah penghasil kakao terbesar.
Kendati hama dan penyakit tanaman menyerang membuat sejumlah petani mengalami penurunan produktivitas. Tak hanya itu, beberapa petani pun beralih dengan membudidaya tanaman pangan baru, semisal padi atau jagung.
Menangkap permasalahan tersebut Mondelez Internasional menginisiasi program binaan berkelanjutan bertajuk Cocoa Life yang sudah berjalan selama 10 tahun secara global. Andi Sitti Asmayanti Director Sustainability, South East Asia, Mondelez International menjelaskan bahwa perjalanan program tersebut diawali dengan pemetaan kebutuhan hingga permasalahan setiap petani kakao .
"Awalnya pemetaan dilakukan di 10 provinsi yang merupakan pulau-pulau kakao, kemudian mengerucut menjadi empat provinsi; yakni Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Barat. Kemudian kami melakukan pembinaan dengan modul dari mengenai kesuburan tanah hingga cara memanen yang baik sesuai dengan teknik budidaya Good Agricultural Practices (GAP)," terang perempuan yang akrab disapa Yanti itu, saat konferensi pers "Perayaan 10 Tahun Cocoa Life" di Pinrang, Selasa (20/9).
ADVERTISEMENT
Khusus kabupaten Pinrang , lanjut Yanti, mengalami permasalah terkait budidaya lantaran pernah terserang hama besar-besaran. Dengan begitu, para petani kakao Pinrang mendapat modul pembinaan penerapan praktik budidaya pertanian yang baik sesuai dengan GAP.
Tak hanya soal praktik budidaya yang baik, melalui program ini pihaknya juga menyediakan program investasi simpan pinjam untuk infrastuktur sekolah, air hingga kesehatan atau sanitasi. Pihaknya juga menyediakan program khusus untuk para petani perempuan.
"Program Cocoa Life di Indonesia hingga saat ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 40.000 petani, dan menjangkau lebih dari 68.000 anggota komunitas kakao," ungkap Yanti.
Melalui petani binaan tersebut telah menyediakan 75 persen kebutuhan produksi cokelat Mondelez Internasional, dan memiliki target 100 persen pada 2025 mendatang.
ADVERTISEMENT
Yanti mengatakan pula dalam mencapai target tersebut pihaknya juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah stakeholder, dalam hal ini pemerintahan setempat serta menggandeng Barry Callebaut sebagai penyedia trainer atau pengajar untuk para petani.
H.A Pawelloi, S.Sos, M.Si Asisten Administrasi Umum Pemkab Pinrang (Asisten-III) yang turut hadir dalam acara tersebut menambahkan dalam mensukseskan program binaan petani kakao Pinrang pihak Pemkab telah menyediakan mulai dari sarana mesin hingga pestisida nabati kepada sekitar 20 kelompok tani.
Sehingga, sambung Ir. Jabbar Alu As'ad, ST. MSi. Kepala bidang perkebunan, dinas peternakan dan perkebunan, bak gayung bersambut program ini diharapkan dapat mengembalikan geliat produksi kakao di ranah Pinrang.
"Tetapi melihat perkembangan sekarang ini kakao semakin menjanjikan maka pemerintah gayung bersambut, jadi pemerintah menyiapkan apa yang diinginkan masyarakat sehingga animo masyarakat untuk menanam kakao itu bisa kembali," terangnya.
Kendati masih menjadi "pekerjaan rumah" yakni banyaknya petani yang mengeluhkan soal harga jual kakao. Saat ini kakao di Pinrang dijual dengan harga Rp 28-30 ribuan per kilogram, mengikuti standar global.
ADVERTISEMENT
"Dengan penerapan teknik budidaya kakao GAP secara metode ini diharapkan para petani lebih meningkat lagi hasilnya, berharap akan ada pelatihan-pelatihan lebih banyak lagi dan bantuan. Semoga inovasi Cocoa Life juga bisa membuat petani hasilnya semakin maksimal," pungkas Ilham.