Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kenapa Ngemil Satu Bungkus Keripik Kentang Tidak Pernah Cukup? Ini Kata ahli
30 Desember 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Biasanya berapa banyak kamu mengonsumsi keripik kentang? Satu bungkus atau lebih?
Keripik kentang menjadi makanan yang hampir bisa dinikmati setiap waktu. Teksturnya yang renyah, rasa yang beragam, hingga praktis membuat camilan ini menjadi favorit banyak orang.
Mengutip New York Post, kebiasaan makan keripik kentang melebihi satu bungkus tersebut membuat peneliti asal Jepang penasaran. Studi Osaka Metropolitan University pada tahun 2022, menjelaskan bahwa kebiasaan ngemil seperti ini merupakan pengaruh dari gen seseorang.
Peneliti menemukan bahwa adanya gen put the fork down, yang disebut dengan CREB regulated transcription coactivator 1 atau CRTC1, bersama dengan neuron terkait yaitu reseptor melanocortun 4 (MC4R). Kedua zat ini diketahui memengaruhi kebiasaan makan setelah diuji pada tikus.
ADVERTISEMENT
“Penelitian ini telah mengungkap peran gen CRTC1 di otak. Gen tersebut merupakan bagian dari mekanisme yang menghentikan kita makan berlebihan; seperti makanan berkalori tinggi, berlemak, dan gula ,” jelas Profesor Shigenobu Matsumura selaku kepala tim peneliti studi tersebut.
Lebih lanjut, rupanya kelompok makanan berlemak secara signifikan memengaruhi hasil penelitian mereka. Sekelompok tikus yang kekurangan gen CRTC1 lalu diberi makanan berlemak tinggi. Kelompok tikus itu lantas mengalami kenaikan berat badan hingga mengalami diabetes.
Dengan kata lain, hasil penelitian menemukan kalau kekurangan gen tertentu dapat memicu makan berlebihan, terutama asupan yang berlemak. Bisa jadi, inilah faktor alasan kamu makan keripik kentang berlebihan.
“Kami berharap ini akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang apa yang menyebabkan orang makan berlebihan,” tutup Profesor Shigenobu.
ADVERTISEMENT
Nah, maka itu, makan atau ngemil secukupnya saja, ya agar tak memunculkan risiko bagi kesehatan .
Penulis: Monika Febriana