Kenapa Sushi Tradisional Jepang Dinilai Lebih Sehat? Ini Kata Ahli

13 Desember 2021 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sushi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sushi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Seperti halnya ramen, sushi juga salah satu makanan Jepang yang mendunia. Terbuat dari gulungan nasi yang dilengkapi acar sayur hingga ikan, membuatnya begitu banyak disukai. Tak hanya itu, kombinasi semua makanan itu juga dianggap menyehatkan bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Sushi adalah makanan yang terbuat dari nasi dingin yang diberi campuran cuka, lalu digulung dan dipotong-potong. Kemudian, biasanya dilengkapi dengan topping atau isian makanan laut hingga sayuran mentah. Ya, sushi memang memiliki banyak varian lainnya. Tetapi, yang paling umum adalah dengan kombinasi nasi, ikan, dan sayuran; seperti mentimun dan alpukat.
Semua kombinasi itulah yang kerap membuat banyak orang menganggap sushi sebagai makanan sehat. Rupanya, hal ini bukan isapan jempol belaka, mengutip Men’s Health, sushi mengandung berbagai nutrisi. Seperti halnya kombinasi makronutrien yang mengandung; protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Seorang ahli diet terdaftar sekaligus penulis Fueling Male Fertility, Lauren Manaker mengatakan mengonsumsi sushi bisa menjadi cara baik untuk mendapatkan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Terutama pada menu sushi tradisional Jepang, layaknya nigiri.
Ilustrasi sushi salmon Foto: Pixabay
“Makan sushi bisa menjadi cara yang baik untuk menambah asupan lemak sehat (seperti asam lemak omega-3), protein berkualitas tinggi, selenium, dan banyak nutrisi penting lainnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terlebih, topping ikan salmon atau makerel yang kerap digunakan pada olahan sushi adalah sumber asam lemak omega-3 yang kaya. Menurut National Institutes of Health, mengonsumsi setidaknya 1,6 gram asam lemak omega-3 setiap hari untuk laki-laki di atas usia 18 tahun, dapat membantu mendukung perkembangan sel yang sehat. Serta, dipercaya mampu mengurangi risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker tertentu.
Tak hanya kedua tersebut, tuna juga kerap muncul dalam isian sushi. Diketahui tiga ons tuna sirip kuning mengandung 92 mikrogram selenium, yang merupakan 167 persen dari nilai harian yang direkomendasikan. Menurut National Institutes of Health, selenium bekerja sebagai antioksidan dan penting untuk reproduksi.
Ilustrasi memotong salmon untuk sushi Foto: Dok.Shutterstock
Sementara, paduan nori atau rumput laut pada sushi juga mengandung berbagai nutrisi; seperti vitamin C, mangan, dan seng yang mana mampu menurunkan stres oksidatif dan meningkatkan kesehatan jantung. “Ditambah lagi, beberapa jenis sushi dibuat dengan nori, rumput laut yang merupakan sumber yodium alami,” tambah Manaker.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, nasi pada sushi juga mengandung karbohidrat. Tetapi jangan khawatir, karena menurut Manaker, nasi yang dikombinasikan dengan isian yang mengandung protein lemak omega 3 hingga nutrisi lainnya termasuk aman untuk kesehatan. Ini karena, sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya lonjakan darah.
Ilustrasi nasi sushi Foto: Dok. Pixabay
“Nasi putih telah mendapat reputasi buruk selama bertahun-tahun, tetapi nasi bisa menjadi bagian yang sehat dari diet secara keseluruhan. Beras adalah sumber karbohidrat, yang memberikan lonjakan energi yang bagus, tergantung pada beras yang digunakan. Beras dapat diperkaya dengan nutrisi penting seperti asam folat dan vitamin B lainnya,” jelasnya.
Ya, jadi, sushi memang tergolong makanan tradisional yang sehat. Tetapi, perlu diingat bahwa sushi yang dimaksud adalah sushi tradisional Jepang yang hanya menggunakan ikan dan sayuran segar. Ini karena, sushi itu mengandung protein berkualitas tinggi dan asam lemak omega-3 dari ikan, serta kombinasi vitamin dan mineral yang melimpah dari rumput laut.
ADVERTISEMENT
Berbeda halnya, kalau kamu memilih mengonsumsi sushi dengan topping meriah. Sushi modifikasi ini merupakan kreasi restoran Jepang di Amerika Serikat yang membuat makanan tersebut jadi mendapat banyak tambah topping, dan cenderung berlebihan.
Misalnya saja, tambahan mayones, keju, ataupun remahan tepung layaknya kremesan. Hingga ada sushi yang digoreng. Nah, kalau sudah begini, sushi seperti ini bukan tak mungkin hanya akan menambah jumlah kalori dan mengurangi manfaat kesehatannya.
Reporter: Destihara Suci Milenia