Kenyalnya Cungkring, Olahan dari Kikil Sapi Khas Bogor

21 Maret 2019 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
cungkring khas Bogor Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
cungkring khas Bogor Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Selain dikenal dengan julukan Kota Hujan, Bogor juga punya banyak pilihan kuliner yang menggugah selera. Bahkan, kota di ujung Jawa Barat itu sering menjadi pilihan warga Jakarta ketika ingin berwisata kuliner.
ADVERTISEMENT
Nah, salah satu pusat kuliner populer di Bogor berada di Jalan Surya Kencana. Berada tak jauh dari Kebun Raya Bogor, jalan yang terkenal dengan sebutan Surken ini menawarkan sederetan penjaja makanan tradisional yang sayang untuk dilewatkan.
Tak sedikit pula, di antaranya adalah kuliner legendaris yang telah ada sejak puluhan tahun lalu. Salah satu makanan legendaris yang bisa dinikmati di Surken adalah cungkring.
Bagi orang dari luar kota, cungkring mungkin kalah populer dari kuliner Bogor lain seperti soto mie atau bolu talas. Padahal, cungkring merupakan salah satu kuliner langka yang masih punya banyak penggemar di Bogor.
Cungkring atau cingur garing merupakan makanan tradisional yang terbuat dari irisan cingur atau hidung sapi dan peyek tempe renyah.
ADVERTISEMENT
Menariknya, demi melayani permintaan pelanggan, penggunaan cingur sebagai bahan utama juga kerap diganti dengan kikil dari kaki sapi.
Kikil sapi direbus selama 7 jam agar empuk
cungkring khas Bogor Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Selain menggunakan cingur atau kikil dan remahan peyek tempe, potongan lontong atau ketupat serta saus kacang lembut jadi pelengkap dalam sepiring cungkring. Mungkin kelihatannya sangat mudah dibuat. Tapi, ternyata proses pembuatan cungkring terbilang lama, lho.
Butuh waktu minimal 7 jam perebusan untuk menghasilkan tekstur kikil yang empuk. Selain membuat tekstur lebih empuk, proses perebusan yang lama ini juga berfungsi agar aroma amis kikil hilang.
"Kikilnya direbus selama 7 jam agar empuk dan lebih meresap bumbunya. 7 jam itu juga biar tidak bau saat disajikan," ujar Deden, pemilik Cungkring Pak Jumat kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Setelah direbus dengan api kecil hingga empuk, cungkring lalu dilumuri dengan racikan bumbu khas yang terbuat dari cacahan bawang putih dan parutan kunyit. Deden juga mengatakan, bahwa bumbu harus ditumis hingga harum agar rasa cungkring lebih gurih dan tidak beraroma langu.
Cungkring Pak Jumat yang legendaris
cungkring khas Bogor Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Kini, penjual cungkring memang semakin jarang dijumpai di Bogor. Nah, di Surken, Cungkring Pak Jumat jadi salah satu yang masih bertahan. Bahkan, Cungkring Pak Jumat menjadi disebut sebagai kuliner legendaris di Surken yang masih eksis meski telah lebih dari 40 tahun berdiri.
Cungkring Pak Jumat kini dikelola oleh Deden sebagai generasi kedua. Menggunakan resep yang diwariskan secara turun-temurun, kenikmatan cungkring ala Pak Jumat ini masih tetap bertahan sejak pertama kali dijajakan pada tahun 1975.
ADVERTISEMENT
Padahal, Cungkring Pak Jumat hanya dijual secara kaki lima menggunakan pikulan. Meski begitu, rasa yang tak pernah berubah membuat Cungkring Pak Jumat punya banyak pelanggan setia.
Kepopuleran Cungkring Pak Jumat pun turut memancing rasa penasaran kami. Benar saja, ketika kami cicipi tekstur kikil yang lembut ditambah rasa gurih dan creamy dari saus kacang membuat lidah bergoyang. Tekstur cungkring semakin kaya karena adanya remahan peyek tempe yang digoreng hingga garing.
Ditambah potongan ketupat, cungkring cocok disantap sebagai menu sarapan atau makan siang yang nikmat namun tak terlalu mengenyangkan. Harganya pun cukup terjangkau yakni hanya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu tergantung banyaknya potongan kikil.
Penasaran dengan rasa cungkring khas Bogor ini? Langsung saja sambangi gerobak Cungkring Pak Jumat yang berlokasi di Jalan Surya Kencana Bogor.
ADVERTISEMENT
Bila tak ingin kehabisan, sebaiknya datang ke Cungkring Pak Jumat saat pagi hari. Sebab, meski berjualan dari pagi hingga sore hari, biasanya di siang hari kuliner Bogor legendaris ini sudah ludes terjual.