Kisah Barbeku Pitmaster Bryan, Alami Diskriminasi hingga Sukses di Dunia Kuliner

1 Juli 2022 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi barbeque Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi barbeque Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bryan Furman ialah seorang barbeku Pitmaster terkenal yang telah mendapat penghargaan di ajang Savannah, Georgia pada tahun 2014 dengan B's Cracklin' Barbecue miliknya. Jauh sebelum dirinya menerima penghargaan dan diakui atas kemampuan memasaknya, ternyata Bryan pernah mengalami diskriminasi dari pelanggannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kisah inspiratif kali ini hadir dari chef asal Amerika yaitu Bryan Furman yang sukses di dunia barbeku atau barbeque. Mengutip Huff Post, Bryan merupakan anak dari seorang insinyur listrik yang juga mahir memasak iga. Pitmaster ini selama bertahun-tahun telah mempelajari tentang menyalakan api serta memasak iga dan ayam, dan mengolah barbeku langsung dari sang ayah.
Kemudian pada tahun 2014, Bryan memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja. Dia memilih untuk beternak babi dan menjalankan usaha katering. Pada Desember 2014, Bryan akhirnya membuka restoran pertama miliknya.
Bryan harus merasakan pahitnya kelompok kulit hitam tidak mendapatkan pengakuan dan haknya di dunia barbeku. Di banyak restoran barbeku, orang kulit hitam selalu dianggap sebagai karyawan. Sementara itu, orang berkulit putih dianggap sebagai orang yang memiliki usaha tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut pun pernah dirasakan koki ini. Pada saat itu, Bryan yang sedang berada di restoran miliknya, tiba-tiba pelanggan menanyakan rekomendasi menu di restoran tersebut. Bahkan pengunjung itu pun tidak berfikir kalau Bryanlah pemilik restoran itu. Mereka mengira Bryan merupakan tukang cuci piring di restoran tersebut.
Oleh karena itu, bersama program Kingsford's Preserve the Pit memperkenalkan budaya barbeku hitam. Bryan bertugas sebagai mentor untuk enam penerima beasiswa dalam program ini. Melihat antusiasme pelamar yang mencapai 3.000 orang, Bryan yakin bahwa di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan di bidang ini.
Jika dilihat dari tren-nya, maka restoran barbeku memang banyak dibuka setiap tahunnya. Terutama saat Aaron Franklin memenangkan James Beard Award. Banyak orang berbondong-bondong membuka restoran barbeku. Namun, tidak sedikit yang harus gulung tikar. Kemudian, Bryan tetap yakin dengan dunia yang dijalaninya ini. Dia terus bersemangat karena dia yakin bahwa ini merupakan passion-nya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalamannya, Bryan membagikan bahwa tidak ada sekolah kuliner yang benar-benar mempelajari tentang barbeku. Jika kamu ingin belajar barbeku maka harus terjun langsung bekerja di restoran. Hal tersebut demi mempelajari dan menjaga kualitas dari barbeku.
Meskipun banyak pengalaman di dunia kuliner Amerika, Bryan tetap rendah hati. Menurutnya tokoh Robert Patillo dari Patillo's Bar-BQ (Beaumont, TX) dan Ruth dan Francis Campbell dari Francis Campbell's Pit Stop-lah yang seharusnya dihormati.
Saat ini Bryan disibukkan sebagai koki di tempat tinggalnya di Stone Barns Center, New York dan menyajikan BBQ di Atlanta State Farm Arena. Menjelang akhir tahun ini, ia berencana membuka restoran baru yaitu Bryan Furman BBQ, di Atlanta.
Untuk ke depannya Bryan berencana melatih pitmaster perempuan. Hal tersebut mengingat kebanyakan pitmaster saat ini merupakan laki-laki. Bryan juga akan terus belajar menguasai barbeku lebih baik dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Wah, menarik sekali kisah inspiratif dari pitmaster ini.