Kisah Hadirnya Kuliner Tradisional Bakcang dalam Festival Peh Cun

25 Juni 2020 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bakcang Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakcang Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bakcang menjadi salah satu kudapan yang tak asing lagi bagi kaum Tionghoa di Indonesia. Dengan berbalut daun pisang, bakcang biasanya diisi beras ketan serta daging cincang yang diikat rapi membentuk segitiga.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, tradisi makanan tradisional ini erat hubungannya dengan peringatan akan legenda Qu Yuan dan juga adanya Festival Peh Cun.
Biasanya Festival ini diadakan setiap hari ke 5 bulan 5 kalender lunar China. Tak hanya di Indonesia, perayaan ini juga ramai dirayakan di berbagai negara. Pada tahun ini, perayaan Peh Cun jatuh tepat hari ini, Kamis, (25/6).
Untuk wilayah Indonesia sendiri, biasanya Festival Peh Cun telah sering diadakan di Tangerang, Semarang, dan juga Yogyakarta. Salah satunya adalah perayaan Peh Cun di Sungai Cisadane, Tangerang yang termasuk tradisi tertua di Indonesia.
Festival ini erat hubungannya dengan peristiwa Sungai Bek Lo yang mengisahkan legenda Qu Yuan. Sosoknya yang dikenal sebagai tokoh pemersatu enam negeri menjadi Negeri Cho dulu sempat terasing karena fitnah yang diberikan oleh sang musuh, Negeri Chien.
Ilustrasi festival bakcang. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Semula Qu Yuan bersama dengan Negeri Cho hendak menyerang Negeri Chien. Namun rencana tersebut justru menjadi bumerang karena adanya fitnah yang berdampak pengkhianatan dari negerinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu kemudian Qu Yuan yang diasingkan mendengar, negeri yang dicintainya hancur lantaran serangan Negeri Chien. Lalu ia menuliskan sajak berisi curahan hatinya tentang kecintaan terhadap tanah air dan rakyatnya berjudul “Li Sao”, artinya Jatuh dalam Kesukaran.
Proses pembacaan pun sempat dijalankannya, sebelum Qu Yuan memutuskan untuk pergi dengan perahu dan menghanyutkan diri ke arus sungai Bek Lo. Alhasil banyak warga yang hendak menolong dan mencari, namun usahanya percuma.
Berbagai cara telah dilakukan para warga, ada cerita di mana mereka mencari dengan perahu sembari memukul genderang untuk menakuti ikan dan roh jahat supaya tubuh Qu Yuan tetap aman. Termasuk melemparkan beras dalam bungkusan daun yang diikat. Kini makanan tersebut dikenal dengan sebutan Bakcang.
ADVERTISEMENT
Cerita lain juga berkembang, bertepatan di tahun kedua perayaan Twan Yang, nelayan bernama Gi Hu membawa bambu berisi beras yang disebarkan sepanjang sungai Bek Lo untuk penghormatan pada Qu Yuan.
Setelah bertahun-tahun berlalu, lomba Liong Cun atau perahu naga muncul sebagai peringatan lagi atas pencarian Qu Yuan. Kini hari besar tersebut dikenal sebagai perayaan Peh Cun di Indonesia.
Bakcang Bakmi Tiga Marga. Foto: Toshiko/kumparan
Salah satu perayaan Peh Cun terbesar di Indonesia dilakukan di Sungai Cisadane. Sudah menjadi tradisi bagi para peserta untuk memakan bakcang sebelum memulai perlombaan.
Bakcang sendiri memiliki aneka bentuk sesuai dengan kepercayaan yang pembuat. Ada yang berukuran segitiga, segi lima, hingga berbentuk bulat. Sebagian besar orang mengisi bakcang dengan nasi dan daging cincang lalu diikat dalam daun.
ADVERTISEMENT
Ada pula masyarakat yang memasak dengan menggunakan bambu tertutup rapat yang diisi beras, lalu dipanggang. Kuliner tradisional ini menjadi khas ketika perayaan Peh Cun sampai ke Indonesia sejak masyarakat China Benteng hadir pada zaman VOC.
Pantas saja Bakcang menjadi sebuah kuliner legendaris yang masih dilestarikan di Indonesia, ya.
Bakcang Bakmi Tiga Marga. Foto: Toshiko/kumparan
Dilansir website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tidak hanya kuliner Bakcang dan lomba perahu naga yang erat dengan Festival Peh Cun. Ternyata ada beberapa kegiatan dalam perayaan Peh Cun, lho.
Mulai dari menjemur koleksi baju dan buku, lomba menangkap bebek, mendirikan telur di waktu Twan Ngo, menggantungkan kusen rumah dengan dedaunan tertentu, meminum arak, serta mandi air hangat dengan bunga lam-hoa. Semua perayaan ini diakhiri dengan lomba balapan perahu Peh Cun.
ADVERTISEMENT
Wah! Sudah sepatutnya kita bangga akan kehadiran Bakcang ini, ya. Tidak hanya menambah kekayaan kuliner Indonesia, namun memiliki kisah unik tersendiri di balik kehadirannya.

Reporter: Anselma Hesti