Kisah Kata Oma, UMKM Lokal yang Kini Sudah Mendunia

8 April 2025 11:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder Kata Oma, Furiyanti (kedua dari kanan) dalam acara Ayo UKM, Tunggu Apa Lagi?, beberapa waktu lalu. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Founder Kata Oma, Furiyanti (kedua dari kanan) dalam acara Ayo UKM, Tunggu Apa Lagi?, beberapa waktu lalu. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Awalnya ingin membuat camilan enak dan sehat, namun kini justru menjadi produk yang mendunia. Hal inilah yang tak pernah terbayangkan oleh Furiyanti, founder telur gabus Kata Oma yang kini produknya sudah mendunia.
ADVERTISEMENT
Kisah ini berawal dari sang ibu yang ingin membuatkan camilan enak nan sehat untuk Furiyanti dan keluarga. Siapa sangka, camilan berupa telur gabus itu nyatanya tak hanya disukai oleh Furiyanti dan keluarga, tetapi juga rekan kerjanya.
Akhirnya, pada tahun 2016, beberapa teman Furiyanti memesan telur gabus dengan sistem pre-order (PO), dan diberi nama Cocok. Awalnya, ia sama sekali tak menyangka bahwa produk olahan ibunya akan disukai banyak orang, bahkan bisa mendunia.
"Saya sangat terharu, karena dari awal saya tidak pernah ada ambisi, bahkan mimpi mempunyai produk olahan dari ibu yang bisa dijual di Indonesia, sampai luar negeri," kata Furiyanti, ketika ditemui kumparan dalam acara Ayo UKM, Tunggu Apa Lagi?, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Furiyanti mengungkapkan bahwa telur gabus Kata Oma tak hanya sekadar camilan saja, tetapi juga membawa misi spesial, yaitu membuat orang yang memakannya menjadi ingat dengan keluarga.
"Jika dicobain kayak ingat rumah, ingat buatan nenek, buatan eyang. Itu yang ingin kami bawa, agar orang kembali lagi ke rumah, ke keluarga yang mereka kasihi dan cintai," paparnya.
Founder Kata Oma, Furiyanti. Foto: Dok. Istimewa
Setelah berjalan dua tahun, akhirnya pada 2018, Furiyanti mengganti merek telurnya dari Cocok menjadi Kata Oma. Ia mengungkapkan bahwa ada makna dibalik pemilihan nama "Kata Oma"
"Kenapa Oma? Kita melakukan survei, konotasi "Oma begitu positif. Oma sangat peduli, sayang, dan melindungi, terutama cucu yang dia sayang," ungkapnya.
"Sedangkan "Kata", kita itu lebih dengerin orang tua yang ngomong atau oma yang ngomong. Jadi, kita bermain dengan sentimental value tersebut," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, produk yang berawal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tersebut semakin laris diburu masyarakat. Hal inilah yang membuat kata Oma akhirnya menjual produknya kepada reseller, dan mendapatkan omzet hingga ratusan juta.
Tak berhenti sampai di situ, produk yang sudah tersertifikasi halal tersebut akhirnya dilirik oleh PT United Family Food (Unifam), perusahaan yang terkenal dengan produknya yang sudah go internasional, seperti Lemonilo, Milkita, Jagoan Neon, hingga Kiko.
Head of Human Capital dan Corporate Affairs Unifam, Windy Prastiwi, mengatakan bahwa kesamaan nilai antara Kata Oma dan Unifam, membuat mereka akhirnya memutuskan untuk bergabung.
"Unifam itu merupakan perusahaan keluarga, sama seperti Kata Oma yang berawal dari camilan keluarga. Kesamaan inilah yang membuat kami akhirnya tertarik, dan sejak pertengahan tahun lalu, Kata Oma berada di bawah manajemen Unifam," tutur Windy.
ADVERTISEMENT
Kini, setelah bergabung dengan Unifam, produk Kata Oma juga turut didistribusikan ke supermarket yang ada di Indonesia.
Tak sampai di situ, pada tahun 2020, Furiyanti juga merambah dunia e-commerce untuk menjajakan produknya yang saat ini memiliki empat rasa, yaitu keju, gula aren, balado, dan telur asin.
Hasilnya, angka penjualan Kata Oma pun melesat tinggi, serta membuat mitra seller mencapai 1.000 orang pada tahun 2020. Tak berpuas diri, ia akhirnya mulai merambah pasar internasional, dengan mengekspor produknya ke sejumlah negara.
Tak berjalan mulus, ia mengaku bahwa ada sejumlah tantangan yang harus dilaluinya untuk membuat produknya bisa mencuri perhatian pasar internasional.
"(Perjalanan) ini sangat panjang, berliku. Karena saat mau deal sama satu negara sangat panjang, lama banget," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Hasil tidak mengkhianati usaha mungkin menjadi ungkapan yang tepat untuk perjalanan panjang Furiyanti memperkenalkan telur gabus Kata Oma. Kini, ia berhasil menembus pasar empat negara, yaitu Amerika, Australia, Filipina, dan Malaysia.
Ke depannya, Furiyanti sedang membidik empat negara lainnya, yaitu Korea Selatan, Vietnam, Singapura, dan Kamboja.
"Ada empat negara yang sedang dalam proses, semoga Kata Oma bisa cepat masuk ke empat negara tersebut," pungkasnya.