Kisah Pemilik Bisnis Kuliner Selat Viens Solo yang Sukses Punya 100 Karyawan

29 Agustus 2023 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku usaha di event Petualangan Kuliner Juara Solo GoFood di pameran Hari UMKM Nasional Expo 2023, Solo (11/8/2023). Foto: Azalia Amadea/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku usaha di event Petualangan Kuliner Juara Solo GoFood di pameran Hari UMKM Nasional Expo 2023, Solo (11/8/2023). Foto: Azalia Amadea/kumparan
ADVERTISEMENT
Menjalankan bisnis kuliner memang tidak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang. Banyak tantangan yang harus dijalankan, bukan hanya sekadar memperhatikan profit. Seperti kisah generasi penerus Selat Viens, Serra Argo Rianda.
ADVERTISEMENT
Laki-laki yang akrab disapa Serra, merupakan generasi kedua bisnis kuliner Selat Viens yang sudah ada sejak 2008. Selat Viens adalah usaha yang dibangun oleh orang tuanya, dengan memodifikasi resep makanan khas selat Solo.
"Selat solo itu kan sudah khas Solo tapi belum terlalu ngetren dulu itu di tahun 2008, dan dari orang tua enggak mau ikut-ikutan tapi maunya jadi trendsetter dengan memodifikasi kuah selat solo yang tidak terlalu manis," ungkapnya saat kumparanFOOD temui beberapa waktu lalu di Solo (12/8).
Lebih lanjut Serra menceritakan bahwa tidak lantas resep makanan tradisional yang sedikit diubah oleh orang tuanya itu, langsung diterima masyarakat, khususnya warga Solo. Beberapa pelanggan, terutama orang tua yang sudah terbiasa dengan cita rasa selat nan manis-legit, sempat mengomentari Selat Viens.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, tantangan berikutnya dan yang paling Serra rasakan adalah manajemen karyawan. Saat ini Selat Viens sudah mempekerjakan 100 orang karyawan.
"Kalau menurut saya, di mana-mana usaha itu tantangan terberatnya di-human resources. Kalau sistem, peralatan kan kita kalau sudah punya modal bisa kita atur, tapi kalau hati dan sifat manusia kita enggak bisa atur, itu tantangannya," kata Serra.
Meski sudah melalui banyak tantangan, namun Serra tetap kerja keras agar usaha yang sudah orang tuanya bangun ini bisa tetap eksis.
Beberapa hal yang dia lakukan untuk membuat usaha kuliner tradisional ini tetap disukai pelanggan, adalah dengan menjaga kualitas dan harga. Seporsi Selat Vien dibanderol Rp 17 ribu yang di dalamnya sudah termasuk aneka sayuran, kentang, telur dan daging.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dia juga melakukan penjualan secara online, seperti salah satunya menjadi mitra GoFood. Selat Viens yang masuk dalam "Kuliner Juara Solo GoFood" tersebut bisa meraup keuntungan lebih semenjak bergabung pada 2017 lalu.
“Berkat memaksimalkan penjualan di GoFood, 50 persen pendapatan Selat Viens kini berasal dari GoFood dan mampu memenuhi target penjualan setiap bulannya. Kini kami pun berhasil menambah jumlah cabang dari 8 menjadi 11 cabang yang tersebar di berbagai wilayah Surakarta,” tutur Serra.
Berkat penjualan online tersebut pula, Selat Viens bisa bertahan di tengah tantangan pandemi lalu. Laki-laki berusia 36 tahun itu bersyukur karena di masa sulit tersebut dia bisa tetap mempertahankan karyawan tanpa ada pengurangan.
Sementara, untuk rencana jangka panjang, Serra yang tergabung dalam HIPMI dan JCI juga memiliki rencana agar Selat Viens bisa membuka cabang di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Untuk rencana jangka panjang, saya mau buka cabang di luar negeri, secara enggak langsung mempromosikan kuliner Indonesia juga. Penginnya makanan ini juga kayak Thai food, Japanese food, Malaysian food yang sudah terkenal ke mana-mana, kenapa enggak Indonesian?," terangnya.
Maka itulah, Serra pun berharap segala usaha dan inovasi bisnis yang dia lakukan bisa membuat selat Solo yang hanya makanan daerah, tetap bisa dikenal hingga keluar Indonesia.