Kisah Usaha Mangut Lele Mbah Marto, Kuliner Legendaris di Yogyakarta

6 November 2024 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Mangut Lele Mbok Marto Ijoyo di Sewon, Kabupaten Bantul. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Mangut Lele Mbok Marto Ijoyo di Sewon, Kabupaten Bantul. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Mbok atau Mbah Marto Ijoyo merupakan salah satu pendiri kuliner legendaris Yogyakarta. Perempuan yang baru saja meninggal dunia pada Rabu (6/11) ini telah merintis usaha mangut lelenya sejak 1969.
ADVERTISEMENT
Awal mula mbah Marto berjualan mangut lele secara berkeliling. Dia berjualan sambil memikul makanannya hingga belasan kilometer ke pusat kota Yogyakarta. Setiap harinya, mbah Marto berjualan dengan berjalan kaki sampai Pasar Beringharjo.
"Cara berdagangnya itu dan gendong, awal mulanya sampai Beringharjo," kata salah seorang anaknya Poniman, dikutip dari kumparanNews.
Perempuan gigih ini berjualan masakan khasnya yakni mangut lele pedas. Berbeda dengan mangut lele kebanyakan yang menggunakan kuah santan, ciri khas masakan mbah Marto adalah bumbu pedas dan lele yang diasap.
Mangut Lele Mbah Marto di Jogja Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Hingga pada tahun 1986, mbah Marto memutuskan untuk berjualan di sekitar kampus ISI Yogyakarta. Kemudian dia berpindah dan memutuskan berjualan di rumahnya sendiri di Bantul.
Di pawon alias dapur rumahnya, mbah Marto memasak sekaligus berjualan. Di dapur yang selalu ngebul ini pula, deretan ikan lele asap dibakarnya.
ADVERTISEMENT
Mbah Marto juga menjual lauk masakan khas Yogyakarta lainnya, seperti gudeg, krecek, opor ayam, tahu dan tempe kuah kuning, botok, dan masih banyak lagi. Setiap tamu yang datang dibebaskan oleh mbah Marto untuk mengambil makanannya sendiri.
Setiap hari mbah Marto juga selalu turun tangan untuk masak di dapur. Bahkan meski usianya sudah tidak muda lagi, bahkan sudah lanjut usia, mbah Marto masih aktif berjualan. Dia membantu menyiangi bahan-bahan masakan.
Mangut Lele Mbah Marto di Jogja Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Dia juga tak segan menyapa tamu yang datang. "Ya kegiatan Mbah Marto begini-gini saja memasak di dapur dari pagi sampai sore. Kadang-kadang dia juga istirahat sambil ngobrol sama pengunjung," ujar Yulianto salah satu pelayan di Mangut Lele Mbah Marto, kepada kumparanFOOD saat berkunjung beberapa waktu silam.
ADVERTISEMENT
Rumahnya yang sederhana dan berlokasi di dalam gang tersebut kini menjadi saksi sejarah usaha mbah Marto dalam menghidupi usahanya. Sampai akhirnya, Mangut Lele Mbah Marto sampai sekarang masih menjadi salah satu kuliner wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Tepat hari ini, Rabu (6/11) pukul 04.30 pagi, mbah Marto telah mengembuskan napas terakhirnya di usia 96 tahun. Mbah Marto juga tak mengidap penyakit berat. Sebelum meninggal, bahkan mbah Marto sempat menanyakan soal pekerjaan dapur kepada Poniman.
"Sudah manggil, (meninggal) dengan tenang, dengan mudah," tutur Poniman.
Kini, mbah Marto sudah tiada, usaha ini akan diteruskan oleh Poniman. Selamat jalan mbah Marto, terima kasih atas suguhkan mangut lele sedap buatanmu yang sampai sekarang menjadi kenangan bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT