Kopi Liong Bulan Belum Mati

21 November 2017 8:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bima Arya menyambangi pabrik kopi Liong. (Foto: Instagram : @bimaaryasugiarto)
zoom-in-whitePerbesar
Bima Arya menyambangi pabrik kopi Liong. (Foto: Instagram : @bimaaryasugiarto)
ADVERTISEMENT
Wahai pecinta kopi Liong, tenanglah. Kopi Cap Liong Bulan kebanggaan warga Bogor belum mati. Wali Kota Bogor Bima Arya sampai merasa harus mengumumkan kabar menggembirakan tersebut lewat tiga akun media sosialnya sekaligus--Twitter, Facebook, dan Instagram, lengkap disertai fotonya berpose di pabrik kopi Liong, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (20/11).
ADVERTISEMENT
“Kemarin beredar kabar tutupnya Kopi Liong Bulan yang didirikan oleh alm Linardi di Pasar Anyar tahun 60-an. Tadi saya mampir ke pabriknya ternyata masih eksis. Yang tutup adalah salah satu tokonya saja, karena pemiliknya sakit. Salam hangat untuk seluruh LIONGERS!” kata Bima Arya.
Pabrik kopi Liong Bulan di Nanggewer, Bogor. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik kopi Liong Bulan di Nanggewer, Bogor. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
kumparan menyambangi pabrik kopi Liong pada hari yang sama dengan kunjungan Bima Arya ke sana. Untuk mereka yang bukan warga sekitar, cukup sulit menemukan lokasi pabrik di Jalan Bintang Mas, Nanggewer, Cibinong, itu.
Meski nama Liong harum di Bogor, pabriknya tak dipasang papan nama. Meski tentu saja, aroma kopi langsung tercium oleh siapapun yang melintas di depannya, menandakan proses pembuatan kopi sedang berlangsung di dalamnya.
Lili, salah satu anggota keluarga pemilik pabrik kopi Liong, menegaskan pabriknya tak tutup seperti ramai dikabarkan di jagat maya.
ADVERTISEMENT
“Nggak pernah berhenti produksi. Pokoknya mah (kopi Liong) ada, emang buka, pasti produksi,” kata perempuan berkacamata yang menolak untuk dipotret itu.
Oke, jadi satu hal sudah jelas: pabrik kopi Liong tak tutup. Yang tutup adalah toko kopi Liong yang beralamat di Jalan Pabaton, dekat Pasar Anyar, Kota Bogor.
Kebetulan, ujar Lili, pemilik toko kopi Liong di Pabaton juga masih berkerabat dengan pemilik pabrik kopi Liong di Nanggewer itu. Mereka berada dalam satu keluarga besar pengelola Liong, kopi legendaris di Bogor.
Toko kopi Liong di Pabaton Bogor yang tutup. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toko kopi Liong di Pabaton Bogor yang tutup. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Toko kopi Liong Pabaton tutup karena pemiliknya sudah sepuh dan sakit-sakitan.
“Yang di sana, kakaknya sakit-sakitan. Ya, namanya juga orang tua. Sekarang dia udah sakit parah, sampai dioperasi. Nah, kami mah tetap bisa bikin (kopi Liong), cuma kan bukan (produksi) gede-gedean. Tradisional aja. Yang penting ada,” kata Lili.
ADVERTISEMENT
Ia bercerita, pabrik kopi Liong sudah ada sejak zaman dulu. Usianya sama dengan negara Republik Indonesia. Dari berbagai informasi yang dihimpun, pabrik Liong berdiri sejak 1945, tahun kemerdekaan Indonesia.
Kopi Liong didirikan oleh Linardi Jap (1916-2004). Sejak sang pendiri meninggal tiga tahun lalu, usaha kopi Liong diteruskan oleh salah satu anaknya.
“Di sini dulu masih sawah, jadi tempat produksi dan gudang,” tutur Lili.
Ia mengatakan, pemilik pabrik Liong saat ini bernama Budi. Namun Lili mengaku tak tahu pasti nama lengkap Budi. Budi, menurut Lili, adalah generasi ketiga yang melanjutkan usaha keluarga Linardi secara turun-temurun.
Biji kopi. (Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Biji kopi. (Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan)
Meski legendaris, Liong tidak memiliki kebun kopi sendiri. Biji kopi yang diolah pabrik kopi Liong dibeli dari orang-orang atau produsen yang menawarkan biji kopi dengan kualitas baik, namun berharga murah.
ADVERTISEMENT
“Nggak ada kebon kopi. Kalau ada itu mah skala gede. Biji kopi dapat dari orang yang nawarin, murah. Diolah sendiri, jadi pakai label kopi Liong,” kata Lili.
Pabrik kopi Liong, menurut Lili, memasarkan produk hanya dalam skala kecil, dengan mengantarkannya ke agen-agen dan pasar-pasar yang ada di sekitar pabriknya.
Seperti tercantum dalam kemasannya, kopi Liong ialah usaha Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang masuk kategori usaha kecil menengah (UKM).
Kopi Liong Bulan versi sachet. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Liong Bulan versi sachet. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Lili menyatakan geram mendengar kabar santer di media sosial bahwa pabrik kopinya berhenti berproduksi. Ia menjamin, stok kopi Liong akan terus ada di pasaran.
“Pokoknya rezeki gak ke mana, Allah yang ngasih. Yang jelas kopi Liong masih ada. Biarin masyarakat yang melihat,” kata Lili.
ADVERTISEMENT
Ucapan Lili diamini oleh salah satu agen penjual kopi Liong, Toko Bangkok Merdeka 89.
“Di sini jual kopi Liong bubuk, yang sudah di pak-pakin. Gak jual yang sachet. Liong gak berhenti produksi,” ujar karyawan toko itu.
Topi Liong Bulan di Pabaton Bogor. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Topi Liong Bulan di Pabaton Bogor. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Seorang tetangga pemilik toko kopi Liong di Pabaton yang tutup menegaskan, pabrik kopi Liong Bulan tidak berhenti beroperasi dan tidak tutup. Hanya kopi gilingnya yang tidak lagi diproduksi.
“Yang sachet pakai gula itu masih ada, masih dijual di agen-agen. Yang sedang diributin di media sosial itu sebenernya kopi gilingannya aja,” kata dia secara terpisah.
Ia juga membenarkan ucapan Lili bahwa pemilik toko kopi Liong Pabaton menutup tokonya karena sakit. “Ada yang bilang dia dioperasi.”
ADVERTISEMENT
Bima Arya yang masuk ke pabrik kopi Liong, merekam kegiatan produksi dan pengemasan kopi Liong, kemudian mengunggahnya di media sosial.
“Untuk para LIONGers, ini kopi jaman old yang masih eksis di jaman now,” ujarnya.
Oke warga Bogor, selamat menikmati kopi favorit kalian!