Kopi Robusta dan Arabika, Apa Bedanya?

13 November 2018 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kopi. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Robusta, arabika. Selama ini, kita mungkin sudah terbiasa mendengar dua jenis kopi itu. Namun, para penikmat kopi pemula mungkin masih belum paham apa bedanya dari kedua jenis kopi tersebut.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, kumparan berbincang dengan John Lee, expert roaster sekaligus direktur merek kopi lokal, Tanamera Coffee, untuk membedakan kedua jenis kopi itu. Pria yang berasal dari Korea Selatan ini menjelaskan, kopi robusta dan arabika biasanya dikenali lewat rasa dan juga kualitasnya.
"Arabika punya rasa yang lebih kaya. Jenis ini punya rasa manis, kecut, asam, sedikit pahit, dan body-nya lebih seimbang," sebut John saat ditemui di booth Tanamera-Shopee di Nusa Dua, Bali, baru-baru ini.
"Akan tetapi, robusta biasanya pahit. Rasanya sangat simpel dan ini hanyalah kopi yang tegas. Hanya punya aroma. Arabika punya lebih banyak (rasa) citrus, agak asam," tambahnya.
John Lee, Director-Green Bean Expert Tanamera Coffee. (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
John Lee, Director-Green Bean Expert Tanamera Coffee. (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
John memaparkan, untuk menghasilkan rasa asam pada kopi, dibutuhkan tempat penanaman pohon kopi yang lebih tinggi. Selain itu, dibutuhkan pula cuaca yang lebih dingin dan perhatian yang lebih banyak terhadap pohon.
ADVERTISEMENT
Cara mengembangkan kopi ini, khususnya, digunakan untuk mengembakbiakkan biji kopi arabika yang biasanya memang lebih sensitif. Sementara, kopi robusta bisa hidup dengan baik, sekali pun ditanam di dataran yang lebih rendah dan cuacanya lebih panas.
Perbedaan kualitas, rasa, dan kesulitan dalam cara menanam ini berdampak pula terhadap harga kedua jenis kopi tersebut. Menurut John, satu kantong biji kopi robusta mentah (green bean) dengan kualitas rendah bisa dijual dengan harga Rp 25 ribu per kilogram. Bila kualitasnya bagus, maka bisa dijual sekitar Rp 50 ribu per kilo.
Sementara, biji kopi arabika--misalnya yang dikembangkan di Bali--dijual paling murah dengan harga Rp 70 ribu per kilogram. Untuk biji kopi arabika dengan kualitas premium, bisa dijual mulai harga Rp 100 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Selain itu, John sempat mengatakan, Tanamera biasanya menggunakan arabika untuk varian kopi mereka. Umumnya, merek kopi lokal ini hanya menggunakan robusta untuk memenuhi kuantitas permintaan kopi, biasanya oleh hotel-hotel, karena mereka memiliki budget yang terbatas.