Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Kuliner Malam Manado: Semangkuk Milu Siram Gurih di Pinggir Pantai Sindulang
13 Maret 2020 20:29 WIB
ADVERTISEMENT
Hari telah berganti malam, tapi justru keramaian di kota Manado belum surut. Trotoar jalanan yang lengang di siang hari, mulai dipadati para penjaja kuliner.
ADVERTISEMENT
Ada dua kawasan yang paling sering dituju untuk mencari kuliner Manado di malam hari; yakni di depan area Mega Mas, serta di sepanjang jalan dekat Pantai Sindulang --tak jauh dari Jembatan Soekarno.
Malam itu, saya bertandang ke salah satu area tersebut, yakni di jalanan depan Pantai Sindulang, atau yang lebih dikenal sebagai kawasan Boulevard 2.
Saya pikir, hidangan ini semacam bakmi rebus, karena ada embel-embel 'mi' di namanya. Ternyata, milu yang dimaksud ialah jagung.
Hidangan ini sejatinya makanan khas Gorontalo. Apalagi, Gorontalo merupakan wilayah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Nah, tak hanya populer di daerah asalnya saja, milu siram ini juga banyak ditemui di Manado.
ADVERTISEMENT
Satu mangkuknya terdiri dari pipilan jagung yang dipadukan dengan kuah kaldu. Selain itu, dicampurkan pula aneka suwiran ikan, mulai dari ikan tuna sampai cakalang. Tak lupa, taburan parutan kelapa, bawang goreng, dan daun bawang sebagai topping.
Kuahnya cenderung bening, dipenuhi dengan warna kuning cerah dari butiran jagung. Pipilan jagungnya berukuran lebih besar ketimbang jagung pada umumnya.
Kadar airnya juga lebih tinggi, membuat tiap gigitannya terasa juicy. Ada juga rasa manis yang tersisip. Rasa kuahnya dominan gurih, dengan cecapan khas bawang putih yang cukup kentara. Menciptakan sensasi hangat dan segar kala menyusuri tenggorokan.
Parutan kelapa yang renyah membuat teksturnya makin beragam, serta terasa semakin gurih. Tak boleh terlupa tentu suwiran ikannya, teksturnya lembut, legit, dengan sedikit rasa manis.
Satu porsinya cukup terjangkau, hanya Rp 15 ribu saja. Meski awalnya cukup skeptis kalau hidangan ini enggak akan bikin kenyang, ternyata saya salah. Saat sudah tandas, perut ternyata cukup terisi.
ADVERTISEMENT
Untuk menambah kehangatan malam, tak lupa saya juga memesan saraba, minuman rempah khas Sulawesi. Saraba terdiri dari jahe dan gula aren. Bisa juga dicampur dengan kental manis untuk menambah rasa.
Aroma harum dari jahe menyeruak bersama kepulan asap panas. Begitu disesap, rasa khas jahe yang dominan langsung tercecap. Manisnya kental manis tak membuat jahenya tenggelam tapi bisa berpadu dengan seimbang.
Manis, hangat, agak pedas. Sensasi hangatnya bikin tubuh jadi rileks dan segar. Sangat pas untuk menikmati malam di tengah kota Manado, sambil ditemani angin pantai yang sepoi-sepoi. Segelasnya cuma Rp 5.000 saja.
Bila ingin mencari kuliner Manado lainnya, cuma tinggal jalan kaki menyusuri jalanan ini saja, dan kita akan menemukan kios penjaja makanan lainnya yang tak kalah sedap. Siap berpetualang kuliner di Manado ?
ADVERTISEMENT