Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kulineran di sekitar stasiun MRT? Why not? Sambil keliling kota dengan moda transportasi anti-macet, kita bisa jajan asyik sana-sini sampai puasss!! Inilah MRT Food Guide buat kamu kaum foodies.
***
Jalur MRT yang membentang dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan hingga Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat, kini memberi nuansa baru bagi kota Jakarta, termasuk untuk perkara makanan!
Bagaimana tidak, sebab pengusaha warung makan di sepanjang rute MRT ikut ketiban berkah. Vino, misalnya. Penjaga kios Ojo Keos di dekat Stasiun MRT Lebak Bulus itu bercerita, jumlah pengunjung kedainya pasca-MRT beroperasi meningkat signifikan, terutama pada akhir pekan.
“Kadang kami iseng nanya ke pengunjung, ‘Mas, Mbak, dari mana?’ (Dijawab), ‘Kami tadi naik MRT.’ Jadi ngaruh banget (peningkatan pngunjung) sejak ada MRT,” kata Vino di kiosnya, Selasa (1/10).
Sebelum MRT beroperasi, pengunjung yang singgah di kios Vino umumnya menumpang bus TransJakarta. Kini, tetamu juga berasal dari penumpang MRT.
Setali tiga uang dengan Vino, Subari, pedagang tahu campur di dekat Stasiun Fatmawati, juga meraup rezeki.
“Alhamdulillah, omzet meningkat sejak ada MRT. Orang kadang pulang kerja sekalian mampir sini,” ucap Subari di warungnya.
Kuliner di seputar stasiun MRT pun kian jadi primadona. Beberapa content creator bahkan rela berkeliling dari satu stasiun ke stasiun lain demi mencari tempat makan yang enak, unik, dan asyik—buat kumpul-kumpul seru atau sekadar mencari sunyi di tengah hiruk pikuk ibu kota.
CEO Kelana Rasa Culinary Arie Parikesit pun merasa diuntungkan dengan keberadaan MRT. Menurut konsultan kuliner itu, ia tak perlu keluar biaya ekstra untuk beli bensin kendaraan guna berwisata kuliner.
Ia dan rekan-rekannya lantas berbagi informasi soal tempat-tempat makan enak di berbagai akun media sosial. Kamu tinggal ketik #kulinermrt pada explore Instagram untuk melihat ratusan unggahan serba-serbi kuliner menggunakan tagar itu.
“Ada akun-akun khusus untuk sharing makanan-makanan di sekitar setop atau halte. Jadi bisa sangat membantu kalau kita mau kulineran. Ini juga menarik buat turis asing,” ujar Arie.
Kevindra Prianto Soemantri, pendiri media kuliner Top Tables, sependapat dengan Arie. Menurutnya, tujuan pembangunan MRT adalah untuk mengembangkan konsep kawasan berorientasi transit, sehingga memang bisa membuat wilayah di sekitarnya berkembang.
“Orang bisa naik MRT untuk explore (kuliner) di kiri dan kanannya. Itu feel yang enggak bisa didapet ketika kita naik kendaraan pribadi. Sense of exploration-nya naik kendaraan umum sampai ke tempat destinasi itu yang bikin seru. You are the part of this city! Itu sebenarnya esensi yang ditanamkan oleh transportasi publik,” kata Kevindra antusias saat berbincang dengan kumparan di Jakarta Pusat, Kamis (3/10).
Kevindra berharap, suatu hari nanti Jakarta bisa memiliki Food Map sendiri. Ia dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta kini bahkan tengah menggodok rekomendasi kuliner di sepanjang rute MRT.
Bila tak ada aral melintang, Jakarta Food Map sudah bisa dijelajahi oleh para penggemar kuliner mulai tahun depan! Yeay!
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Edy Junaedi, mengamini harapan Kevindra agar Jakarta Food Map cepat rampung.
Sementara MRT yang memiliki penumpang 100 ribu per hari, menurut Edy memang punya potensi besar dalam mempromosikan kuliner ibu kota. Itu pula sebabnya Dinas Pariwisata DKI Jakarta bersama Kevindra berencana membuat buku panduan kuliner khusus kawasan MRT.
Saat ini, sementara buku itu masih dalam proses, bukan berarti kamu tak bisa berkuliner sambil jalan-jalan asyik naik MRT. Sebab, kumparan bikin panduan ringkas buat kamu yang hobi berkuliner.
Yuk, simak MRT Food Guide berikut!
Simak ulasan lengkapnya di Liputan Khusus kumparan: MRT Food Guide