Laris Manis Durian Badui, Dijual Rp 30-150 Ribu per Buah

8 Januari 2025 18:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Badui berjualan buah durian di ruas jalan menuju kawasan permukiman saba budaya Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Mansyur/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Warga Badui berjualan buah durian di ruas jalan menuju kawasan permukiman saba budaya Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Mansyur/Antara
ADVERTISEMENT
Musim durian tiba, masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten pun menuai keuntungan dari berjualan 'raja buah" satu ini.
ADVERTISEMENT
Sudah sejak perayaan Natal kemarin kawasan permukiman masyarakat Badui dipadati wisatawan dari berbagai daerah untuk berburu durian.
"Kami memperkirakan wisatawan pada Natal dan Tahun Baru 2024/2025 mencapai 3.600 orang, dan terjadi antrean kendaraan panjang hingga mengekor sampai tiga kilometer. Itu kali pertama terjadi pada saba budaya Badui," kata Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Medi, seperti dikutip dari Antara.
Wisatawan juga asyik berburu buah durian yang sedang panen di kawasan permukiman Badui tersebut. Penjualan laris-manis buah dengan aroma khas ini ternyata membawa peningkatan positif terhadap pendapatan masyarakat Badui.
Durian lokal hasil budidaya masyarakat Badui terkenal memiliki rasa dan aroma manis, dengan buah yang besar. Harga durian di sana juga tergolong murah, yakni dijual mulai Rp 30-150 ribu per buah.
ADVERTISEMENT
Saking larisnya, Medi mengungkapkan bahwa 10 ribu buah bisa terjual per harinya. "Sekarang, sekitar dua pekan terakhir memasuki musim panen durian sekitar 10 ribu buah per hari habis terjual. Dari 10 ribu itu jika rata-rata harga Rp50 ribu per buah maka perputaran uang mencapai Rp 500 juta per hari," tambahnya.
Ilustrasi menepuk buah durian. Foto: Shutterstock
Menurut dia, selama ini, buah durian lokal menjadi andalan pendapatan ekonomi masyarakat Badui. Hampir semua warga Badui memiliki buah durian yang dikembangkan di lahan kawasan hutan adat masyarakat juga di luar kawasan luar Badui.
Hasil penjualan buah durian ini juga mendongkrak pengunjung wisata saba budaya Badui. "Kami meyakini tingkat pendapatan ekonomi masyarakat Badui cukup sejahtera jika musim panen durian," ucap Medi.
ADVERTISEMENT
Selli (25), seorang wisatawan warga Jakarta mengatakan dirinya bersama keluarga yang tengah mengunjungi kawasan permukiman Badui, rela memboyong buah tersebut hingga total Rp 2 juta.
"Kami menikmati buah durian Badui usai berjalan melintasi alam yang begitu penuh tantangan dan kemudian makan durian. Nikmatnya luar biasa. Kami pulang ke Jakarta membeli durian sampai Rp 2 juta," katanya.
Mengingat larisnya durian hasil panen masyarakat Badui, Medi berharap pemerintah bisa membantu memfasilitasi kawasan wisata tersebut. Misalnya saja dengan membangun jalanan menuju kawasan permukiman Badui agar lebih mulus.
Selain itu, Medi juga mengeluhkan kondisi area parkir yang sedikit. "Kami berharap ruas jalan dan tempat parkir segera dibangun, sehingga kunjungan wisatawan merasa nyaman," pungkasnya.