Lontong Cap Go Meh, Sajian Khas Buah Kekaguman Warga Tionghoa Pada Masakan Jawa

24 Februari 2021 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lontong cap gomeh, Pandan Café Foto: dok.istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lontong cap gomeh, Pandan Café Foto: dok.istimewa
ADVERTISEMENT
Lontong cap go meh merupakan salah satu makanan wajib yang hadir dalam festival penutupan Imlek. Festival yang bernama sama itu 'Cap Go Meh' biasanya dirayakan pada hari ke-15 setelah malam tahun baru; yang tahun ini jatuh pada Jumat (26/2).
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu? Makanan khas ini hadir sebagai buah dari akulturasi Tionghoa dan Jawa. Tepatnya, warga Tionghoa pertama kali datang dan bermukim di kota-kota pelabuhan pesisir utara Jawa. Mereka berinteraksi dengan masyarakat lokal, dan mengadaptasi budaya setempat.
Hasil dari adaptasi tersebut membuat warga Tionghoa tertarik dengan sajian lontong ala masyarakat Jawa. Menurut Prof. Murdijati-Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada kepada kumparan, warga Tionghoa terpesona dengan bentuk lontong yang bulat lontong, menyerupai bulan purnama; bulat dan indah.
Seperti diketahui, masyarakat Jawa yang mayoritas muslim sudah sejak lama menikmati lontong dan opor. Namun, opor ala masyarakat Jawa pertama kali warnanya berkuah kuning; juga merupakan hasil akulturasi masakan India.
Opor Ayam Foto: kumparan
Semenjak China datang ke Indonesia mereka pun mengajarkan masyarakat Jawa untuk membuat opor putih. "Sedangkan yang kuahnya berwarna putih lebih disukai oleh masyarakat Tionghoa yang akhirnya berdomisili di Jawa,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Memang, masakan China tidak banyak yang menggunakan kelapa (santan). Namun opor kuah putih ini jadi dekat dengan kuliner negeri tirai bambu karena penggunaan lontong yang bulat —untuk lontong cap go meh.

Mengganti yuanxiao (bola-bola tepung beras) dengan lontong

Ilustrasi lontong Foto: dok.Shutterstock
Isian dalam sepiring lontong cap go meh sebenarnya tidak berbeda dari sajian lontong pada umumnya. Ada opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng ati, telur pindang, acar, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.
Namun, menurut kisahnya, lontong menjadi makanan pengganti yuanxiao (bola-bola tepung beras); yang merupakan makanan khas warga Tionghoa. Semenjak mereka kagum akan bentuk lontong yang lebih indah bak bulan itu, warga Tionghoa di Jawa pun menggantinya.
Tak hanya itu, konon, bentuk lontong yang panjang, melambangkan panjang umur. Sedangkan bagi warga Tionghoa yang menyajikan kuah opor dengan kunyit, warna keemasan kuahnya melambangkan keberuntungan.
Lontong Cap Go Meh Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Terlepas dari akulturasi yang terjadi dalam semangkuk lontong cap go meh, kuliner Peranakan-Jawa ini kini telah berasimilasi. Sehingga dapat kamu lihat, penyajian lontong cap go meh tampak berbeda di setiap daerahnya. Semisal di Jakarta, yang masyarakatnya juga memadukan dengan sayur favorit mereka; yaitu sayur lodeh.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sajian ini pun hanya populer di beberapa kota di Indonesia. Terutama Semarang yang menjadi pusat akulturasi budaya China-Jawa.