Mahasiswa Unair Bikin Odeng Berbahan Dasar Ikan Bandeng

2 Februari 2025 15:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UNAIR bikin odeng dari ikan bandeng. Foto:  UNAIR
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UNAIR bikin odeng dari ikan bandeng. Foto: UNAIR
ADVERTISEMENT
Bagi pencinta kuliner Korea, kuliner odeng atau eomuk pasti sudah tidak asing lagi, bukan? Makanan berbahan dasar ikan ini kerap dijual di gerobak kaki lima di Korea dan disajikan dalam tusukan sate dengan kaldu hangat.
ADVERTISEMENT
Rasanya yang gurih serta teksturnya yang kenyal membuat odeng menjadi salah satu camilan favorit di Korea, terutama saat musim dingin. Tak hanya di negara asalnya, popularitas odeng pun semakin meningkat di Indonesia, seiring dengan tren makanan Korea yang terus berkembang
Di negeri asalnya, odeng umumnya dibuat dari ikan pollock Alaska, yang dikenal memiliki rasa ringan dan rendah lemak. Namun, bagaimana jika odeng dibuat dengan ikan lokal? Inilah inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang mengolah ikan bandeng menjadi odeng khas Korea.
Dilansir dari laman UNAIR, Pembuatan odeng berbahan dasar ikan bandeng menjadi bagian dari program kerja mahasiswa KKN-BBK 5 UNAIR di Desa Bedanten, Kecamatan Bungah, Gresik. Ya, wilayah ini memang dikenal memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, khususnya sebagai penghasil ikan bandeng.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa UNAIR bikin odeng dari ikan bandeng. Foto: UNAIR
Sayangnya, pemanfaatan ikan bandeng selama ini masih sebatas dijual segar atau diolah menjadi bandeng presto. Melihat potensi yang belum dimaksimalkan, mahasiswa UNAIR mencoba menghadirkan inovasi baru dengan mengolah bandeng menjadi odeng yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Ikan bandeng memiliki tekstur daging yang lembut serta kandungan protein dan omega-3 yang tinggi. Dengan karakteristik tersebut, ikan bandeng sangat potensial untuk diolah menjadi odeng ala Korea dengan cita rasa khas Indonesia.
Melalui program ini, mahasiswa UNAIR berharap masyarakat dapat lebih inovatif dalam mengolah hasil tambak. Selain meningkatkan perekonomian desa, inovasi ini juga bertujuan untuk memperkenalkan produk lokal ke pasar yang lebih luas.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memperluas peluang kerja dan mengurangi ketergantungan pada cara-cara konvensional dalam pengolahan ikan.
ADVERTISEMENT