Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Daging ayam sudah sejak lama menjadi sumber protein favorit banyak orang. Harganya yang lebih terjangkau daripada daging sapi, membuat ayam menjadi bahan makanan utama yang selalu ada dalam kulkas.
ADVERTISEMENT
Kandungan gizinya juga tak kalah sehat, membuat daging putih ini menjadi pilihan pengganti daging merah.Tak hanya itu, kepopuleran daging ayam terus berkembang bahkan sampai ke rantai restoran cepat saji. Dilansir Eat This, menurut data National Chicken Council, 42 persen ayam terjual melalui gerai jasa makanan, dan 60 persen dari jumlah tersebut berasal dari restoran cepat saji.
Namun, di samping kepopulerannya, kebiasaan orang untuk mengonsumsi ayam setiap hari ternyata dapat memengaruhi kesehatan tubuh, lho. Sebelum memiliki keinginan untuk makan daging ayam setiap hari, simak dahulu 5 efeknya bagi tubuh kamu berikut ini:
1. Daging ayam membangun otot
Bagi olahragawan, informasi ini bukan hal yang baru. Ketika mengonsumsi daging ayam, kamu mendapatkan asupan protein yang berguna untuk membangun otot tubuh. Menurut The Journal of Nutrition, ayam adalah sumber protein yang kaya akan leusin, zat asam amino yang berperan dalam sintesis protein otot.
ADVERTISEMENT
Tetapi tidak semua bagian ayam mengandung protein baik, kamu perlu memperhatikan bagian dan banyaknya porsi yang dikonsumsi. Dalam studi tahun 2018 oleh British Journal of Sports Medicine, menemukan bahwa jumlah protein ideal per hari untuk membangun otot adalah 1,6 gram per kilogram massa tubuh. Jadi, untuk orang seberat 73 kg, maka memerlukan 116 gram protein per hari, sekitar 85 gram daging dada ayam tanpa kulit.
2. Makan lebih banyak lemak dari yang dikira
Kebanyakan orang beranggapan bahwa lemak jenuh ayam lebih rendah dari daging merah, sehingga lebih aman dikonsumsi dan bisa dimakan dalam jumlah banyak. Namun, studi dari Public Health di Inggris menemukan bahwa jumlah lemak jenuh pada ayam yang budidaya telah meningkat 5-10 kali lipat dibanding 10 tahun lalu. Satu porsi ayam 113 gram mengandung 17 gram lemak total, 5 gram di antaranya merupakan lemak jenuh.
ADVERTISEMENT
3. Mengonsumsi lebih banyak garam dari yang seharusnya
Bila kamu memiliki kebiasaan makan olahan ayam dari restoran cepat saji, maka perhatikan kadar garam. Rasa tawar ayam membuat restoran menambahkan berbagai macam bumbu, salah satunya garam agar lebih sedap.
American Heart Association menyarankan kadar garam ideal berada di 1.500 mg untuk menurunkan tekanan darah. Sayangnya, beberapa restoran ayam mengandung 1.759 mg garam per porsinya. Jumlah yang lebih besar dari anjuran hidup sehat. Ketika mengolah ayam, perhatikanlah bahan-bahan atau penyedap campurannya, ya.
4. Mengembangkan risiko penyakit kardiovaskular
Penelitian di Northwestern University dan Cornell University memeriksa diet dan data kesehatan dari 30.000 partisipan mengenai konsumsi dagingnya. Hasilnya, para peneliti menentukan bahwa makan dua porsi daging merah, daging olahan, dan unggas setiap minggu, dikaitkan dengan peningkatan peluang sebesar 3-7 persen penyumbatan di arteri. Bila dibiarkan nantinya dapat menyebabkan penyakit stroke atau gagal jantung.
ADVERTISEMENT
Sayangnya penelitian ini masih berupa konsumsi daging campuran. Perlu penelitian lain mengenai risiko konsumsi daging ayam setiap hari, dengan catatan memperhatikan cara penyajiannya.
5. Meningkatkan risiko kematian
Makan daging ayam setiap hari juga berisiko memperpendek umur. Dalam studi yang dipublikasikan The BMJ tahun 2019, mengungkapkan bahwa perempuan yang makan satu atau lebih porsi ayam goreng sehari memiliki risiko kematian 13 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang tidak makan gorengan.
Selain efek jangka panjang yang buruk, mereka yang makan setiap hari juga rentan mengalami obesitas. Jadi sebelum memikirkan untuk makan ayam setiap hari, kamu perlu memperhatikan jumlah serta cara penyajian yang tepat agar tidak berdampak buruk bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi