Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Makan Siang Sedap di Warung Nasi Bu Suci di Depan Rumah Sandiaga Uno
2 November 2021 11:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Apa menu makan siang kamu hari ini?
Kalau belum punya ide untuk santapan siang ini mungkin kamu bisa mampir ke warung nasi sederhana milik Bu Suci. Lokasinya tepat di depan kediaman Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang berada di Jalan Pulombangkeng Nomor 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Suci (46) dan suaminya, Warsian (53), sudah berjualan nasi rames sejak tahun 2005. Sebelum berjualan nasi rames, Warsian pernah membuka warung rokok terlebih dahulu sejak 1990 di lokasi yang sama.
"Awal mulanya itu saya buka warung rokok tahun 1990. Sehabis itu menikah tahun 1993 dan enggak lama punya anak. Karena butuh biaya untuk sekolahkan anak yang mau masuk SMP kami berganti jadi jualan nasi di tahun 2005. Jualan rokok kan susah dapat uangnya, kalau nasi lebih mudah," kisahnya kepada kumparanFOOD, Jumat (29/10).
Warsian mengaku sudah sejak bujangan ia berjualan di lokasi tersebut. Hanya saja yang dahulunya menggunakan meja, kini ia berjualan dengan mobil. "Dari dulu, ya lokasinya di sini, bahkan dulu nempel warung rokok saya dengan rumah Pak Sandi," tuturnya.
Kedekatannya dengan keluarga Menparekraf itu bahkan sudah terjalin sejak 1983. Warsian juga pernah bekerja di rumah keluarga Sandiaga. Bak mendapat akses langsung, Warsian kini bisa berjualan tepat di rumah Mas Menteri itu.
ADVERTISEMENT
"Kami kan termasuk UMKM jadi Pak Sandi memperbolehkan kami berjualan. Kami juga mendapat giliran seminggu untuk menyiapkan 50 porsi makanan buat karyawan Pak Sandi setiap dua bulan sekali. Bergantian dengan UMKM lain," ungkap Warsian.
Pilihan menu makan siang sederhana ala masakan rumahan
Tak hanya terkenal karena menjadi satu-satunya warung makan yang bisa berjualan di depan rumah Menteri, makanan yang dimasak Bu Suci juga patut diadu.
Saking ramai pelanggan, pasangan suami-isteri ini hanya berjualan Senin sampai Jumat mulai pukul 10.00 hingga 14.00 WIB saja. Ya, hanya empat jam berjualan. Terlebih saat makan siang, seperti ketika saya sambangi, pelanggan yang datang harus sabar mengantre. Kebanyakan para pegawai dari kantor sekitaran lokasi.
Uniknya, agar pelanggan tak bosan, Suci kerap membedakan menu makanan setiap harinya. "Senin itu ada sayur lodeh, Selasa cakalang suwir, Kamis urap sayur, yang favorit itu Jumat ada krecek," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pas sekali, saya datang di hari Jumat. Tanpa berpikir lama, saya pun memesan seporsi nasi putih dengan lauk krecek. Sebagai pendamping saya juga pesan tumis tempe-kacang panjang, tumis cumi, mi goreng, dan jengkol balado. Oh, tak lupa tempe goreng tepung. Hmm, saking keenakan memilih makanan tiba-tiba piring sudah penuh lauk!
Ya, setiap hari Suci menyuguhkan 25 macam lauk. Bak warteg berjalan, warung sederhananya ini menyajikan pilihan masakan cukup lengkap. Termasuk ada gorengan tempe dan tahu yang jangan sampai terlewat untuk dicoba.
Langsung saja mencoba "bintang utamanya" yakni krecek yang berisi kerupuk kulit, tahu, dan kacang tolo. Kuah dari krecek ala Bu Suci ini tergolong encer, kendati rasa gurih santan dan pedas cabai terasa pas sehingga ringan. Tercecap pula aroma khas lengkuas.
ADVERTISEMENT
Sementara kerupuk kulit dimasak begitu lembut dengan kuah yang sudah meresap. Apalagi tahu dan kacang tolonya jadi kaya rasa karena bumbu yang telah meresap membuat tekstur keduanya juga jadi empuk.
Selanjutnya yang tak kalah menggoda iman, adalah jengkol balado. Sudah dipotong kecil-kecil jengkolnya sangat empuk dan pulen. Baunya pun sudah hilang. Sambal balado yang pedas dan gurih meresap hingga ke dalam daging jengkol. Sedap betul!
Sesekali saya juga menyuap nasi dengan tumis tempe-kacang panjang yang manis nan gurih. Atau, tumis cumi empuk yang sedikit pedas. Begitu pula dengan lauk lainnya dimasak dengan bumbu pas sehingga tak begitu asin, manis, ataupun gurih. Cita rasa masakan rumahan banget, deh pokoknya.
Satu porsi dengan 5 lauk dan satu tempe goreng itu dihargai Rp 28 ribu. Harga yang masuk di akal, bukan? Namun, umumnya makan nasi di Warung Bu Suci dibanderol mulai dari Rp 13-30 ribu tergantung berapa macam lauk yang kamu hendak pilih.
Selama pandemi, mereka berjualan sehari bisa menghabiskan 8 liter nasi. Hal ini diakui Warsian lebih menurun dibandingkan kondisi sebelumnya, yang mana ia dan isteri bisa berjualan 12 liter nasi hanya selama 4 jam.
ADVERTISEMENT
"Sekarang belum normal jadi hanya berjualan 8 liter selama 4 jam itu, kalau dulu bisa sampai 12 liter. Tapi semoga ke depannya bisa balik lagi ke kondisi awal," harap Warsian.
Setiap harinya Suci mengaku menyiapkan puluhan lauk tersebut sendiri, ia harus bangun dari jam 2 pagi. Semua menu makanan merupakan hasil masakannya, tentunya dibantu sang suami yang bertugas menyiangi alias memotong-motong bahan.
Nah, bagaimana kamu tertarik mencoba masakan ala Warung Nasi Bu Suci yang ramai ini? Daripada penasaran, cobalah. Mana tahu akan cocok dengan selera kuliner mu.