Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Makanan yang Harus Dihindari agar Nyeri Sendi Tak Semakin Parah
19 Februari 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Apakah kamu sering mengalami pembengkakan, kemerahan pada sendi, atau kesulitan bergerak? Jika iya, bisa jadi itu adalah tanda -tanda radang sendi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Persada Hospital, penderita artritis biasanya mengalami rasa kaku dan nyeri pada bagian tubuhnya. Persendian yang terkena menjadi sulit digerakkan dan sering kali terasa kaku atau seperti terikat. Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari, seperti berdiri, duduk, atau berjalan, menjadi lebih sulit.
Kondisi ini bisa semakin parah akibat berbagai faktor, salah satunya pola makan yang kurang tepat. Tanpa disadari, beberapa jenis makanan justru bisa memperburuk peradangan dan membuat gejalanya makin terasa.
Itulah sebabnya penting untuk lebih selektif dalam memilih makanan. Pola makan yang tepat tidak hanya membantu meredakan nyeri sendi, tetapi juga bisa menurunkan risiko komplikasi. Dikutip dari Medical News Today, berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari jika kamu memiliki radang sendi.
ADVERTISEMENT
Makanan dengan Gula Tambahan
Makanan yang mengandung gula tambahan patut dihindari bagi penderita radang sendi. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam PubMed Central tahun 2020, orang yang mengonsumsi soda manis dan gula secara teratur memiliki risiko lebih tinggi terkena artritis reumatoid (RA).
Selain meningkatkan risiko penyakit sendi, konsumsi gula berlebih juga dapat memicu diabetes dan penyakit kronis lainnya. Gula tambahan biasanya terdapat dalam permen, soda, es krim, kue, dan berbagai makanan olahan. Sebaiknya, periksa label informasi gizi untuk mengetahui berapa persen gula tambahan dalam suatu produk.
Daging Merah dan Daging Olahan
Melalui penelitian yang diterbitkan oleh PubMedCentral tahun 2019, konsumsi daging olahan, daging merah, dan susu secara berlebihan juga dapat memperburuk gejala RA. Konsumsi berlebih ini dapat meningkatkan kadar peradangan dan memperburuk pembengkakan sendi. Jenis daging merah yang perlu kamu batasi antara lain, daging sapi, kambing, domba muda, domba tua, rusa, dan babi.
ADVERTISEMENT
Makanan yang Mengandung Karbohidrat Olahan
Mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat olahan dapat meningkatkan gejala peradangan bagi penderita radang sendi. Selain itu, konsumsi karbohidrat olahan juga dapat meningkatkan resistensi insulin dan obesitas.
Karbohidrat olahan mencakup gula tambahan dan biji-bijian yang telah diproses lebih lanjut. Proses ini membuat makanan kehilangan sebagian besar serat dan nutrisi yang baik untuk tubuh. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat olahan adalah roti putih, kue kering, dan hidangan penutup atau dessert.
Makanan Tinggi Purin
Penderita asam urat biasanya dianjurkan untuk membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin. Purin adalah senyawa kimia yang, ketika dipecah oleh tubuh, menghasilkan asam urat.
Beberapa makanan yang tinggi purin di antaranya jeroan, terutama hati, daging merah, serta makanan laut seperti ikan teri, sarden, tuna, dan kerang.
ADVERTISEMENT
Makanan Tinggi Garam atau Natrium
Mengonsumsi makanan yang tinggi garam atau natrium dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti RA dan memperburuk gejalanya. Batas konsumsi garam yang dianjurkan adalah kurang dari 2.300 miligram (mg) atau setara dengan 1 sendok teh garam.
Makanan tinggi garam yang sebaiknya dihindari meliputi udang, sup kaleng, pizza, burger, taco dan burrito cepat saji, keju tertentu, keripik, dan makanan ringan.
Sayuran Nightshade
Nightshade merupakan sayuran yang mengandung senyawa solanin. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh PubMed Central tahun 2020, sayuran yang mengandung solanin dapat mengganggu mikrobiota usus dan secara tidak langsung meningkatkan peradangan.
Beberapa contoh sayuran yang termasuk dalam kelompok nightshade adalah tomat, paprika, cabai, terong, dan kentang.
ADVERTISEMENT
Makanan yang Mengandung Lemak Inflamasi
Lemak inflamasi adalah jenis lemak yang dapat memicu peradangan dalam tubuh. Jenis lemak ini mencakup lemak jenuh, lemak trans, dan asam lemak omega-6.
Makanan seperti daging, mentega, dan keju mengandung lemak jenuh penyebab inflamasi. Sementara itu, lemak trans biasanya ditemukan pada makanan cepat saji, gorengan, makanan ringan olahan, produk sarapan beku, kue kering, donat, kerupuk, dan sebagian besar margarin batangan.
Untuk asam lemak omega-6 sendiri, biasanya ditemukan pada beberapa produk minyak seperti minyak jagung, minyak bunga matahari, dan minyak sayur. Asam lemak omega-6 aman jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, tetapi dapat berisiko jika berlebihan.
Makanan Tinggi AGEs (Advanced Glycation End Products)
AGEs secara alami terdapat dalam makanan hewani mentah. Namun, beberapa metode pengolahan dan pemasakan pada suhu tinggi dapat meningkatkan kadar AGEs dalam makanan.
ADVERTISEMENT
Makanan yang tinggi akan AGEs meliputi mayones, kentang goreng, pizza, mentega dan margarin, pizza, keripik kentang, kerupuk, dan keju parmesan.
Reporter Salsha Okta Fairuz