Makna 7 Tumpeng yang Diarak Warga Solo Jelang Pernikahan Kaesang-Erina

8 Desember 2022 16:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Cinderejo Lor menggelar kirab dan tumpengan untuk menyambut pernikahan pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/12/2022). Foto: Maulana Surya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Warga Cinderejo Lor menggelar kirab dan tumpengan untuk menyambut pernikahan pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/12/2022). Foto: Maulana Surya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan berlangsung pada, Sabtu (10/12). Pernikahan dari anak bungsu Presiden Jokowi ini, disambut meriah oleh masyarakat di berbagai daerah. Salah satunya adalah masyarakat Solo yang melakukan tradisi 7 tumpeng, namun apakah makna dari tradisi ini?
ADVERTISEMENT
Indonesia terkenal kaya akan tradisi dan adat istiadat salah satunya adalah tumpengan. Buat masyarakat Indonesia, tumpeng menjadi makanan wajib saat syukuran. Makanan ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan.
Menjelang momen pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono berbagai persiapan pun mulai terlihat. Baik rangkaian proses adat yang dilakukan kedua mempelai hingga persiapan pesta pernikahan yang akan berlangsung akhir pekan ini.
Warga Cinderejo Lor menggelar kirab dan tumpengan untuk menyambut pernikahan pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/12/2022). Foto: Maulana Surya/Antara Foto
Momen pernikahan putra bungsu orang nomor satu di Indonesia ini juga disambut suka cita oleh masyarakat. Salah satunya ialah masyarakat Solo, Jawa Tengah yang melakukan arak-arakan dan doa bersama menjelang pernikahan Kaesang dan Erina.
Menurut beberapa sumber, masyarakat solo melakukan tradisi kirab 7 tumpeng yang dihadirkan dalam acara Mangayubagyo. Dalam bahasa Jawa, tujuh berarti pitu. Maksudnya adalah pitulungan yang artinya memohon pertolongan kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT

Kenapa tumpeng selalu hadir dalam tradisi syukuran di Indonesia?

Ilustrasi nasi tumpeng Foto: dok.shutterstock
Bagi masyarakat Indonesia, tumpeng selalu hadir dalam berbagai syukuran baik itu ulang tahun, hajatan, pernikahan, dan berbagai momen lainnya. Makanan yang menjulang tinggi menyerupai gunung dengan aneka lauk pauk yang menemani ini ternyata sarat akan makna.
“Tumpeng merupakan simbol hubungan antara Tuhan dengan manusia yang berbentuk kerucut, menjulang tinggi seperti gunung,” ujar Prof Dr. Ir Murdijati Gardjito selaku Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada kumparanFOOD beberapa waktu lalu.
Makanan khas Indonesia ini ternyata memiliki beragam jenis dan filosofinya masing-masing. Terhitung setidaknya Indonesia memiliki 18 jenis tumpeng dengan berbagai bentuk, warna, dan lauk pendamping.
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Tumpeng punar, menjadi varian yang paling umum kita temui saat hajatan. Tumpeng berwarna kuning ini dikaitkan dengan wujud rasa syukur dan bahagia atas rahmat Tuhan melalui kerabat serta keluarga. Tumpeng ini biasa disajikan dengan lauk pendamping; seperti kering tempe, ayam, irisan telur, perkedel, dan makanan lain.
ADVERTISEMENT
“Tumpeng punar itu berwarna kuning. Kuning itu simbol bahagia. Selain warnanya, lauk pauk cita rasanya bermacam-macam, itu merupakan harmoni cita rasa yang merupakan simbol dari masing-masing perasaan yang dialami semasa hidup manusia. Itu pasti bermacam-macam, tapi kalau bisa memadukan itu semuanya harmoni di dalam hidup,” tambah Prof Murdijati.
Dengan adanya tumpengan ini, mengingatkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan tradisi dan budaya. Tradisi kirab tumpeng ini tidak lain mengharapkan hak-hak kebaikan, seperti doa para masyarakat untuk pernikahan Kaesang dan Erina agar dapat berjalan dengan lancar.
Penulis: Monika Febriana